~SIX~

1.8K 242 12
                                    

Happy Reading Everyone^^

.

.

.

*Author POV*

"Taehyung tertembak dibahu, Hoseok..kau cepat ambil peralatan serta obat-obatan di pantry." Ucap Namjoon sambil membantu membaringkan Taehyung, Irene duduk dipinggiran Kasur melihat luka di bahu Taehyung.

"Apa..yang..engh kau lakukan?" Tanya Taehyung yang masih setengah sadar, Irene menatap laki-laki itu namun tetap diam, Hoseok kembali dengan peralatan pengobatan untuk Taehyung.

Namjoon mengambilnya dan ingin mengobati Taehyung namun Irene menahannya "Biar aku saja yang mengobatinya, kau tidak tau caranya bukan, yang lain bagaimana?" Ucap Irene sambil mengambil alih kotak obat-obatan itu, dan tidak ada jawaban dari mereka berarti memang tidak ada yang bisa, Berterima kasihlah karena Irene mempelajari kedokteran hingga masuk semester akhir

Pertama Irene mengunting kaos yang Taehyung pakai agar luka tersebut terlihat lalu Irene mengambil kain kasa panjang dan merobeknya dia mengikat dibawah luka tembak Taehyung, lalu dengan telaten Irene membersihkan sisa sisa darah kering dan mengelapnya di dekat area luka tembak itu dan mengambil capit yang suka dipakai oleh dokter untuk mengoperasi.

Sebagai seorang pembunuh peralatan seperti ini harus selalu ada di rumah tempat mereka tinggali, namun aneh jika tidak ada yang bisa menggunakannya. Irene membuka luka Taehyung sedikit, untungnya peluru tersebut kecil dan tidak terlalu dalam.

Taehyung meringis menahan sakit dibahunya, rasanya bahunya kebas, berat dan sakit seperti orang pegal. Irene dengan pelan mengeluarkan peluru tersebut dan menarunya di sebuah tisu, Irene mengelap lagi sisa sisa darah yang keluar dan mengambil jahitan untuk menjahit luka Taehyung.

"Kalian bisa tinggalkan aku dengannya." Ucap Taehyung pelan namun masih dapat terdengar oleh teman-temanya, akhirnya mereka semua keluar meninggalkan mereka berdua dikamar.

Irene masih diam sambil menjahit luka Taehyung, sesekali laki-laki itu meringis sakit. "Kenapa kau menolongku?" Tanya Taehyung

Irene melirik Taehyung sebentar lalu kembali menjahit luka Taehyung yang hampir selesai "Karena aku memiliki hati nurani dan rasa iba." Ucap Irene menyelesaikan jahitannya dan menutup luka Taehyung dengan kain kasa dan hansaplas.

"Jadi maksudmu aku tidak punya hati dan rasa iba?" Tanya Taehyung lagi, Irene membereskan peralatan dan obtan-obatannya dan menaruhnya di meja saming tempat tidur.

Irene menatap wajah tampan Taehyung "Bagaimana bisa aku menyebutmu mempunyai hati jika kau telah menghabisi banyak nyawa tanpa rasa bersalah? Asal kau tahu, kedua orang tua ku dibunuh 5 tahun lalu, aku kehilangan mereka, aku kehilangan tempat tinggal, aku kehilangan semuanya, yang aku masih punya hanya tinggal hati dan rasa iba kepada sesama manusia. lalu apa sekarang? Aku malah terjebak dengan seorang pembunuh, bagaimana bisa aku menyebut pembunuh seperti mu memiliki hati?" Tanya Irene

Taehyung diam beberapa detik dan menatap Irene, matanya sudah ingin tertutup karena lelah dan pusing, dia ingin tidur "Aku punya itu semua...dulu" ucap Taehyung sambil memejamkan matanya.

Irene termenung mendengar ucapan Taehyung, dia mengulurkan tangannya mencoba menyentuh pipi Taehyung, 'apa benar seorang Kim Taehyung pernah mempunyai hati?' Batin Irene sambil mengelus pipi laki-laki itu,

Irene pun segera berdiri lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh Taehyung dan dia pun ikut tidur disebelah laki-laki itu.

.

.

.

*Irene POV*

Besoknya aku duduk di pinggir kasur menatap laki-laki yang sedang terpejam itu, jam masih menunjukan pukul 06.00 AM, masih sangat pagi, aku manatap seluruh wajahnya, rasanya jika dia tidur seperti ini, dia tidak terlihat seperti seorang pembunuh.

Falling In Love With A Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang