~THREE~

2K 279 21
                                    

Happy Reading Everyone^^

.

.

.

*Author POV*

Taehyung berdiri didepan Irene dengan tatapan dingin, Irene masih diam-tubuhnya bergetar menangis, rasa takut menjalar keseluruh tubuhnya, kepalanya pening mengingat bagaimana kondisi kedua orang tuanya yang tergeletak di lantai, dia menarik nafas sebanyak-banyaknya.

Irene merasa jika oksigen di paru-parunya habis dan harus selalu diisi, Taehyung memasukan pistolnya, dia mengeluarkan sapu tangan putih-bersih dari kantung celananya.

Dia mengelap bahu Irene yang terkena darah tersebut, Irene tersentak dengan sentuhan Taehyung dan menatap marah laki-laki didepannya ini, Taehyung diam sambil mengelap tanpa ada rasa maaf kepada gadis didepannya, apa yang diharapkan Irene dari seorang pembunuh?.

"Brengsek." Ucap Irene

Taehyung berhenti sejenak sambil menatap manik mata gadis itu, Irene mencoba membaca arti dari tatapan Taehyung namun tidak ada. Taehyung melanjutkan membersihkan darah yang terkena Irene.

"Kau Brengsek! Pembunuh GILA! YAK!" teriak Irene sudah mulai gila sambil menarik tangannya yang masih di borgol, Taehyung membuang sapu tangan tersebut.

"MATI SAJA KAU!." Teriak Irene lagi.

Taehyung mencekram bahu Irene kencang, membuat gadis itu mengepalkan tangannya-tidak ada rasa takut di wajah Irene, dia benar-benar marah, benci sampai lupa jika nyawanya jadi taruhan disini.

"Berhenti menguji kesabaranku. Aku tidak akan segan-segan membunuhmu." Ucap Taehyung dingin, dia membuka borgol di pegangan kursi dan menyatukan borgol itu dengan tangannya.

Taehyung menggenggam erat tangan Irene membuat gadis itu berdiri "Suruh Jhonny membersihkan ini, kita harus segera pergi ketempat lain." Ucap Taehyung sambil berjalan, Irene hanya diam sambil menangis.

"Ha! Kenapa kau selalu menyusahkan Tae." Ucap Jimin sambil merogoh seluruh kantung celana 3 mayat yang baru saja mati beberapa menit yang lalu itu. Jimin mengambil beberapa senjata dan juga dompet mereka.

"Kasian dia, padahal dia baru saja akan bersenang-senang dengan seorang gadis." Ucap Jungkook sambil merokok didalam ruangan tersebut seakan-akan tidak terjadi apa-apa barusan.

Jhonny masuk kedalam ruangan dan membungkuk sebentar "Bersihkan ini semua." Ucap Yoongi yang dijawab anggukan oleh Jhonny.

"Menurutmu kenapa Taehyung membunuhnya? Apa dia tidak suka jika gadis itu disentuh oleh pria jelek ini?" Tanya Jungkook

"Tidak mungkin, Taehyung tidak pernah punya rasa kasihan." Ucap Jimin

"Tapi tadi dia membunuhnya tepat setelah gadis itu meneriaki namanya, apa jangan-jangan Taehyung menci..."

PLAK

Pukulan mendarat dikepala Jungkook dan itu dari Yoongi "Kau bodoh? Taehyung membunuhnya karena pria gendut ini adalah penghianat, dia menjual hampir setengah stok obat kita ke china. Berhenti membuat spekulasi tidak masuk akal, kita harus segera kembali." Ucap Yoongi lagi, Jungkook mengelus kepalanya yang sakit.

"kenapa kau diam saja?" Tanya Jimin kepada temannya yang bernama Hoseok yang memang dari tadi diam dan hanya menyimak.

"Tidak apa-apa hanya malas untuk bersuara untuk hal yang tidak penting." Ucap Hoseok, Jimin menatap temannya itu kesal dan menarik leher Hoseok membuat temannya itu membungkuk.

"YAK!"

"Kau itu menyebalkan yah dasar!" ucap Jimin kesal

"Berhenti bermain-main, cepat kita kembali ke bawah." Ucap Yoongi, akhirnya mereka bereempat kembali kebasement menghampiri Taehyung dan Irene yang sudah terlebih dahulu keluar.

Falling In Love With A Killer [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz