Night Talks

1.2K 131 43
                                    

"Mau nambah lagi?" tanya Gavin begitu melihat stroberi di mangkok Marsha sudah hampir habis.

Malam ini Marsha kembali menginap. Gadis itu belakangan begitu malas tidur di rumahnya sendiri. Hanya berkunjung setiap pulang sekolah atau sepulang darimana saja. Serena pun akhirnya menyewa pembantu rumah tangga untuk mengurus rumah itu dan tinggal disana.

"Boleh tambah?"

"Gak boleh.."

"Tadi di tanya, gimana sih Gavin? Bikin pusing aja kayak kakek Jo. Ditanya mau nambah apa tidak? Marsha jawab memang boleh? Tapi malah gak di bolehin, bikin pusing kepala Marsha saja. Nambahin pikiran Marsha saja.."

"Memangnya apa yang otak kecil kamu ini pikirkan, hem? Banyak sekali?"

"Banyak Gavin, otak Marsha jadi gak kecil lagi. Pikirannya tambah-tambah terus, jadi otak nya jadi tambah besaarr. Nanti kalau meledak bagaimana Gavin? Yang keluar apa Gavin?"

"Gavin juga gak tau, mau di coba?"

"Coba bagaimana? Meledakkan otak Marsha gitu??! Hiiiii, Marsha gak mau. Otak Marsha masih kecil kok, gak gampang meledak. Otak abang Nathan aja. Eeh, tapi gak boleh. Kasihan pacar abang Nathan nanti, masa pacarnya gak punya otak.."

"Hush, gak boleh ngomong kayak gitu ahh.. Sini Gavin kasih mantra aja, biar pikiran Marsha gak banyak pikiran lagii.."

Mata gadis itu berbinar senang, ia paling senang dengan dunia sihir dan sejenisnya. Jadi begitu mendengar kata mantra, Marsha dengan cepat mendekat ke arah Gavin dan memberikan kepalanya untuk dimantrai.

Cupp

"Eh? Kok di cium Gavin?"

"Itu mantranya sayang."

"Oh iyaa?!"

"Gimana? Berhasil kan?"

"Hihi, berhasil. Pikiran Marsha sekarang cuma pikiran Gavin yang lagi cium Marsha. Tapi Marsha jadi kangen di cium Gavin, bagaimana ini?"

"Sini.."

Gavin mengangkat tubuh si mungil ke pangkuannya. Dengan Gavin yang duduk bersandar di kepala ranjang lalu Marsha di pangkuannya.

Cup cup cup cup

Gavin mencium kedua pipi Marsha dan dua kali keningnya.

"Sudah?"

"Kenapa cuma empat kali? Disini belum, disini juga, ini jugaa... Nanti mata Marsha marah loh kalau gak di cium juga.."

Protes Marsha membuat Gavin dengan cepat meraih kepala Marsha dan memberi banyak ciuman di wajah Marsha. Hingga Marsha merasakan wajahnya basah.

"Hahaha, Gaviiinn, Marsha geliii. Hahahaaa..."

Gavin mencium leher Marsha lalu menggigit telinga gadis itu pelan. Tak melewatkan menggigit hidung kecil gadis itu lalu memberi kecupan terakhir di hidung merah itu.

"Sudah?"

"Belumm, ketiak Marsha belumm.."

"Oh, yang ini mau di cium juga?"

Marsha mengangguk sambil tersenyum lebar, kedua tangannya diangkat ke atas.

Gavin mendekatkan kepalanya ke ketiak Marsha lalu menggesekkan hidungnya di sana.

"Hahahaaa, Gavin geli gelii.... Marsha nyerah Gavin, hahaha.. Marsha udah angkat tangan loh, udah nyerah loh, aahahaha.."

Gavin menjauhi ketiak Marsha lalu ikut tertawa dengan si mungil. Mendengar dan melihat Marsha tertawa itu merupakan kebahagian yang paling Gavin favoritkan.

Hei, nona absurd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang