Meet the twins' family

2K 107 4
                                    

Hari Minggu pagi Gavin kembali harus merelakan telinganya berdengung akibat teriakan Marsha saat membangunkannya. Entah apa tujuan gadis itu menyuruhnya bangun pagi-pagi dan bersiap-siap pergi. Entah pergi kemana, Gavin tidak tau. Tapi yang pasti ia sedikit kesal karena Marsha kembali menganggu tidurnya. Ini kan weekend dan Gavin harusnya hibernasi sekarang, bukan sibuk memanasi mobil ditemani celotehan tak jelas Marsha yang sambil menikmati roti panggang ditangannya.

Setengah jam kemudian keduanya berangkat setelah berpamitan dengan orangtua Gavin dan Nathan. Dan Nathan bersorak senang karena Marsha tidak akan mengganggu istirahatnya kali ini. Meski dalam hati Nathan sedikit tidak rela Marsha pergi karena ia merindukan gadis manja itu.

"Kita mau kemana sebenarnya ini Sha?" suara berat Gavin membuat gadis yang sibuk mengunyah biskuit itu menoleh.

"Jalan aja Gavin, nanti kalau ketemu lampu merah Marsha kasih tau"

Dahi Gavin mengernyit bingung. Kenapa harus menunggu lampu merah dulu? Marsha tidak ada rencana melabrak lampu merah karena sering ditatap Gavin bukan? Tolong beri Gavin penjelasan. Ia mulai ragu meneruskan perjalanannya mereka yang sekarang sudah mendekati area lampu merah. Gavin menoleh ke samping dan menatap Marsha yang sibuk menyedot kuat susu kotak berwarna merah jambu hingga berbunyi keras. Gavin mulai resah, ia takut Marsha berbuat yang aneh-aneh.

"Ini udah lampu merah Sha.." ujar Gavin pelan.

"Oh, berarti kita ke kiri Gavin.."

"Oh, okee"

Dan Gavin melajukan mobilnya kembali karena lampu masih berwarna hijau saat mereka lewat.

"Hi..hi.. ketemu Mami El.." seru Marsha sambil bersenandung dan menggoyangkan kedua tangannya. Gavin menoleh sekilas.

"Mami El? Mami Elisa maksudnya? Kita kerumah Gabriel?" Tanya Gavin memastikan.

"Yes papa bear.. Marsha sudah rindu sekali sama Mami El. Marsha udah hampir setahun gak ketemu, pasti Mami El juga rindu sekali dengan Marsha.."

"Baru 2 bulan Marsha gak kesana.."

"Iya, itu kan hampir setahun Gaviinn. Tinggal 10 bulan lagi .."

"Iya iyaa Marsha pintar..." dan Marsha bertepuk tangan senang dipanggil begitu.

"Padahal tadi ada jalan pintas kalau mau kesana, gak harus lewat lampu merah.."

"Iya? Kenapa Gavin gak kasih tau Marsha?"

"Kan kamu gak kasih tadi kita mau kemana?"

"Oh iya, hehe... Tadinya Marsha mau kejutan sama Gavin, jadi mau dikasih tau pas di rumah Gabby saja. Tapi Marsha lupa jalan ke rumah Mami El, ingatnya sampe lampu merah saja"

"Dasar... Kenapa juga Gavin harus terkejut kalau kita ke rumah si kembar tengil itu?"

"Gavin harus terkejut, soalnya Marsha belum pernah melihat wajah terkejut Gavin. Jadi Marsha mau lihat, makanya Marsha mau kasih kejutan. Tapi Gavin gak terkejut, Marsha gagal deh.."

"OH IYA??"

Dan Marsha tergelonjak kaget mendengar suara keras Gavin yang tiba-tiba disampingnya.

"HUAAAA... KENAPA GAVIN BERTERIAK?? Marsha kaget tauu.." Gavin tergelak senang melihat ekspresi terkejut Marsha yang lucu. Kaki gadis itu bahkan terangkat satu karena terkejutnya.

"Loh, katanya tadi mau lihat Gavin terkejut? Itu tadi aku lagi terkejut loh.."

"Tapi Gavin gak harus berteriak begitu, Marsha kan jadi ikut terkejut. Dan karena Marsha ikut terkejut, Marsha jadi gak sempat lihat wajah terkejut Gavin. Harusnya bilang dulu kalau mau terkeju. Ulangi lagi Gavin, ayo..."

Hei, nona absurd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang