A Day with keripik kentang

1.9K 125 4
                                    

"Bundaaaa..." teriak Marsha begitu Leo menghentikan mobil didepan rumah Gavin. Gadis itu bahkan belum keluar mobil. Lalu dengan buru-buru Marsha membuka pintu mobil dan berlari ke arah pintu masuk.

"Bundaaa" Marsha langsung memeluk Serena begitu pintu terbuka dengan rengekannya membuat Serena bingung.

"kenapa sayang? kok menangis?" Tanya Serena khawatir karena Marsha menangis begitu pulang sekolah dan lagi ia melihat Leo mengendarai mobil Gavin membuatnya memikirkan yang tidak-tidak. Apa Gavin kecelakaan? Atau diculik?

"Gavin pergi bundaa, dia ninggalin Marsha sama si keripik kentang" jawab Marsha makin membuat Serena takut. Pergi kemana putra bungsunya itu? Melarikan dirikah? Atau pergi untuk selamanya? Astaga apa yang kau pikirkan Serena, rutuknya dalam hati.

"pergi kemana?" Tanya Serena lagi tapi Marsha malah menangis keras tanpa menjawab Serena membuat sang bunda malah makin ketakutan.

"Gavin pergi bertemu klien tante. Dan katanya bertemu dipinggiran kota jadi Marsha tidak diajak takut dia kecapean"

Serena langsung menghela nafas lega begitu mendengar jawaban Leo. Ia tak bisa membayangkan jika Gavin pergi apalagi untuk selamanya.

Serena langsung mengajak Leo dan Marsha untuk masuk kerumah lalu menyuruh mereka makan siang.

"udah dong sayang, kenapa masih menangis? Nanti Gavin juga pulang kok ya, sekarang Marsha makan yaa" bujuk Serena karena Marsha betah menangis dan mengabaikan makanannya. Sementara Leo bahkan sudah mau nambah lagi, katanya masakan bunda enak.

"Marsha kangen Gavin bundaa" rengek Marsha dengan air mata bercucuran.

"iya iya, bunda tau. Sekarang Marsha makan aja dulu yaa, biar nanti Marsha kuat marahin Gavinnnya karena udah ninggalin Marsha"

"iih, jangan bunda. Gavin gak boleh dimarahin, Gavin mau dipeluk aja sama Marsha"

"iya iyaa. Sekarang makan biar kuat peluk Gavinnya. Buka mulutnya sayang, aa..."

Leo hanya memandang dalam diamnya. Ia kembali dibuat takjub dengan keluarga Trisna ini. Mengapa mereka sangat memanjakan Marsha? Bahkan kemarin Marsha seharian menempel pada Garendra yang begitu lembut memanjakan Marsha. Dan juga Nathan yang meski selalu beradu mulut dengan Marsha tapi putra sulung keluarga Trisna itu mau-mau saja disuruh-suruh oleh Marsha. Mengapa Marsha terlihat begitu berharga di keluarga ini? Apa yang sudah diperbuat gadis absurd ini di masa lalu hingga ia begitu beruntung sekarang? Pikir Leo dalam diamnya.

Leo dan Marsha kini sedang berada disebuah pusat perbelanjaan besar, tentu saja untuk menghabiskan uang Gavin. Leo tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas seperti ini, maka dari itu ia memaksa Marsha yang sedari tadi merenggut karena tak ingin keluar rumah. Katanya mau menunggu Gavin saja. Untung sang bunda ikut membujuk Marsha agar ikut Leo saja, karena Serena yakin jika Marsha akan menangis terus jika dirumah menunggu Gavin. Dan dengan sogokan es krim porsi jumbo dan marshmallow akhirnya Marsha mau bergerak dan ikut Leo keluar rumah.

"Keripik kentang, Marsha mau main beli Tv itu" seru Marsha semangat begitu melihat sebuah tv besar disana. Mereka kebetulan lewat toko elektronik dan Marsha menarik Leo untuk masuk kesana.

"kamu udah punya tv kayak gitu dirumah" jawab itu Leo ketus. Sejujurnya ia mulai kesal dengan Marsha yang menariknya sedari tadi dan meminta yang aneh-aneh membuat Leo mulai menyesal memaksa Marsha kesana.

"kalau yang ini?" Tanya Marsha menunjuk sebuah speaker besar.

"tidak boleh, nanti dimarah Gavin"

"Laptop?"

"kamu juga udah punya"

"hum, bagaimana kalau yang ini?"

"itu pemanggang roti Marshaa, tante Serena udah punya dirumah"

Hei, nona absurd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang