Go Away Anna!!!

2.6K 135 0
                                    

Hari Senin pagi keluarga Trisna dibangunkan oleh si gadis absurd tetangga mereka. Marsha yang merasa sudah sangat sehat kembali tidur di rumahnya. Marsha memang tinggal dan tidur sendiri dirumah besarnya itu. Meski keluarga Gavin sudah membujuknya dengan berbagai cara, tapi Marsha tetap tidak mau menetap di rumah Gavin. Ia akan tetap tinggal dan tidur dirumahnya meski sendiri. Katanya Papa dan Mama nya pasti ada disana dan Marsha tidak mau meninggalkan mereka sendiri dirumah itu.

"Nanti Papa sama Mama sedih putri cantik mereka ini meninggalkan rumah. Kalau mereka kangen Marsha, bagaimana? Marsha sayang sama Bunda sama Ayah sama Gavin dan abang Nathan juga, tapi kalian kan rame disini. Papa sama Mama Marsha kesepian disana, apalagi kalau Marsha disini mereka pasti sedih. Jadi tidak apa kan kalau Marsha disana saja biar Papa sama Mama ada temannya" begitu kata Marsha sewaktu mereka membujuk gadis itu untuk menetap bersama mereka. Dan akhirnya Gavin dan keluarganya membiarkan Marsha tinggal kembali dirumahnya dengan pengawasan penuh dari mereka.

"Marsha, sayang kok pagi sekali bangunnya? Bunda saja baru bangun loh" Serena baru saja membuka pintu setelah mendengar gedoran dan teriakan Marsha. Ini bahkan masih jam 4 pagi, entah apa yang membuat Marsha bangun sepagi ini.

"Maaf Bunda. Marsha kelaparan, perut Marsha dari tadi sudah berbunyi. Lihat Bunda, perut Marsha bahkan udah kisut begini" Serena tertawa pelan sambil meraba perut Marsha yang datar itu, entah kemana semua makanan yang ia masukkan tadi malam.

"dirumah tidak ada makanan jadi lagi sayang?" Tanya Serena seraya mengajak Marsha berjalan menuju dapur.

"adanya sayuran mentah sama mi instan simpanan bang Nathan sama es krim. Tadinya Marsha mau masak simpanan bang Nathan, tapi Marsha gak bisa nyalain kompornya. Mau makan es krim, tapi nanti kena marah Gavin lagi. Masa Marsha makan sayuran mentah, Marsha kan bukan kambing Bun?"

"ya gak dong, putri cantik Bunda gak mungkin jadi kambing. Marsha tahan sebentar ya, Bunda masak nasi goreng dulu. Dan sejak kapan Nathan punya simpanan di rumah kamu sayang?"

"opps, apa tadi Marsha sebutin simpanannya bang Nathan bunda?"

"iya, dan bunda baru tau sekarang. Jadi sejak kapan sayang?"

"tidak bunda. Marsha tidak boleh bilang kepada siapapun, ini rahasia Negara bunda. Kalau sampai bocor, Negara kita akan hancur. Dan satu rahasia sudah terbongkar, mungkin akan ada perang dunia nanti bunda. Jadi tidak boleh ada rahasia yang terbongkar lagi, nanti bukan hanya perang dunia tapi perang planet yang artinya kiamat Bunda. Uh, Marsha gak bisa bayangin gimana kalau kiamat nanti. Nanti Marsha tinggal dimana coba? Sama siapa? Kalau rumah hancur dan Gavin hilang? Ihh, hidup Marsha pasti mengerikan. Jadi bunda jangan bertanya lagi ya, sudah cukup Marsha keceplosan tadi. Anggap saja itu kesalahan sistem"

"huss, jangan ngomongin kiamat. Bunda jadi ikutan ngeri bayangin nya" berlama-lama di dekat Marsha memang membuat kita masuk dalam khayalan absurd Marsha, termasuk Serena.

"Makan nasi gorengnya ya sayang. Bunda mau lanjutin masak buat sarapan pria-pria yang lagi molor dikamar"

"terimakasih Bunda cantik, buatin yang banyak yaa. Nanti perut Marsha masih lapar katanya, hehe"

"lagi?"

"iyaa bunda, barusan perut Marsha kasih telepati sama Marsha"

"ada ada saja putri cantik bunda ini" Marsha hanya menunjukkan cengiran bodohnya lalu dengan cepat menyuapkan nasi goreng hangat buatan Serena.

Belum sampai lima menit, piring yang tadinya penuh nasi goreng itu sudah bersih. Isinya sudah lenyap dan menghilang diperut karet Marsha. Serena hanya bisa menatap Marsha takjub dengan kemampuan makannya yang luar binasa itu.

Hei, nona absurd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang