Abang Nathan

2.4K 131 7
                                    

"Sha, udah bangun belum?" suara Gavin dari luar pintu kamar Marsha. Gadis mungil itu masih bergelung didalam selimutnya meski matanya sudah terbuka sejak setengah jam yang lalu. Ini hari Sabtu jadi tidak masuk sekolah dan Marsha terlalu malas untuk mengeluarkan tubuhnya dari selimut tebal itu.

"Sha, ayo bangun. Udah siang loh" Gavin duduk dipinggir kasur Marsha dan menepuk selimut Marsha. Marsha mengeluarkan kepalanya dan menatap lesu Gavin.

"udah bangun? Mandi ya, Bunda udah nungguin sarapan di rumah" ucap Gavin lembut sambil mencoba menarik selimut Marsha. Marsha hanya menggeleng dengan tatapan lesunya.

"kenapa lesu begitu? Kamu sakit?" Tanya Gavin mulai khawatir melihat wajah lesu Marsha. Marsha kembali hanya menggeleng.

"pusing?" kembali Gavin bertanya dan Marsha kembali menggeleng kepala.

"Marsha malas gerak" jawab Marsha kemudian dengan nada merengeknya. Gavin tersenyum kecil lalu membuka selimut dan menarik tangan Marsha agar terduduk.

"ayo sini Gavin gendong" Gavin meraih tubuh mungil Marsha kegendongan koalanya. Membawa Marsha turun tanpa memperdulikan wajah kusut Marsha yang bahkan belum dicuci itu.

"badan kamu hangat. Nanti habis sarapan minum obat yaa"

"Marsha gak mau minum obat. Marsha peluk Gavin aja terus, nanti sembuh sendiri"

"jadi Gavin jadi obat kamu gitu?"

"hemm" Gavin terkekeh kecil sambil mengelus kepala Marsha lembut. Sadar atau tidak perkataan polos Marsha membuat hatinya berdesir.

"putri Bunda kenapa lesu begitu? Kamu sakit sayang" Serena bertanya khawatir begitu melihat wajah lesu Marsha dalam gendongan Gavin.

"Cuma agak hangat aja Bun, nanti minum obat sama istirahat aja" Gavin menjawab sambil mendudukkan Marsha di kursinya.

"Marsha kan udah bilang gak obat. Marsha mau Gavin, Gavin itu obat Marsha" rengek Marsha sambil mengerucutkan bibirnya.

"eeeii, adek abang udah pintar gombal begitu yaa. Belajar darimana?" Nathan yang baru ikut bergabung tertawa mendengar perkataan Marsha.

"Gembel?" Marsha mengernyit bingung seperti pertama kali mendengar kata itu. Nathan dan Ayah Garendra tertawa melihat wajah bingung Marsha yang terlihat lucu.

"gombal sayang bukan gembel. Gombal itu merayu" jawab Serena dan hanya di angguki Marsha mengerti.

Mereka melanjutkan sarapan dengan diselingi tawa dan rengekan lucu Marsha karena digoda oleh si Ayah. Gavin yang sibuk dengan makannan sambil menenangkan Marsha dan Serena yang menatap tajam suaminya memberi peringatan. Dan Nathan yang tertawa bahagia melihat ekpresi Ayahnya yang meringis karena cubitan Bundanya dan ekspresi datar Gavin yang menenangkan Marsha.

Jam sudah menunjukkan jam 11 dan Marsha dengan malas bergelung di kasur Gavin. Gavin sudah pergi sejak jam 9 tadi, katanya mau belajar kelompok dengan Anna. Marsha hanya memberengut sendu melepas kepergian Gavin dan menolak ketika ditawari untuk ikut. Marsha enggan berdekatan dengan Anna yang menyebalkan itu. Biarlah Gavin pergi, yang terpenting cake dan es krim stoberri pesanannya harus ada nanti.

Marsha sudah bosan berada dikamar Gavin dan ia tak tau harus melakukan apa. Marsha hanya ditinggal berdua dengan Nathan. Ayah dan Bunda sedang pergi berkencan katanya. Dan Gavin menitipkan Marsha kepada abangnya dengan banyak wejangan-wejangan hingga Nathan bosan mendengarnya.

Dan Marsha tak menyia-nyiakan kesempatan, kini ia sudah lelah tertawa karena berhasil menjahili abangnya itu. Dan mungkin Nathan sekarang masih sibuk dengan hasil jahilan Marsha.

Hei, nona absurd!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang