32.

40 8 23
                                    

Lem serbaguna

Last seen at 15:30

Senja menghela nafas berat membaca riwayat chat nya dengan lembayung. Mau di scroll bolak balik sampai jempolnya sekarat pun rasanya tidak akan berubah,tak ada satu notifikasi pun yang meramaikan ponselnya. Ya,bisa dibilang hari ini cowok itu memang terlihat sangat sibuk. Meskipun, sibuknya entah benar-benar sibuk atau menyibukkan diri,hmm entahlah.

Dalam posisi tengkurap diatas kasurnya,senja mematung.Tatapannya mengabur saat melihat pantulan wajahnya pada layar ponsel yang menggelap.

Penggila kesempurnaan

Ia tertawa hambar mengingat teorinya perasaannya selama ini. Sibuk mencari yang terbaik, sedangkan yang baik perlahan memudar. Dan sekarang, terjadilah. Senja bahkan merasakan perbedaan yang cukup signifikan pada lembayung. Tak ada lagi gombalan alay,tak ada lagi sapaan tumach,dan tak ada lagi seorang lembayung yang sering muncul tanpa diminta,tak ada.

Senja menaruh ponselnya keatas nakas,ia mengubah posisi tidur nya menjadi terlentang,lantas melirik kucingnya, si mpus yang tampak tertidur pulas di sampingnya.

"Mpus,senja galau"curhat senja

Cewek itupun mengusap bulu-bulu halus di diri si mpus, yang memang menjadi candu baginya. Ia tersenyum getir mengingat kelakuannya selama ini pada si mpus. Ya, Karena terlalu sibuk memikirkan urusan hatinya,senja jadi sedikit menelantarkan kucing kesayangan nya ini.

"Semua yang senja harapkan udah pupus mpus, semuanya udah hilang. Mpus jangan ikut ikutan ya,senja gamau sendiri"

Senja memejamkan matanya, membuat setetes air bening lolos. Tapi tak lama kemudian cewek itu mengubah posisi nya menjadi duduk,lantas mengelap air matanya dengan kasar.

"Nggak,gue nggak boleh cengeng,gue harus beranjak gue nggak boleh gini gini aja"

"Lagian,lagian ngapain si mikirin itu si lem serbaguna,dari awal kan gue ilfil banget sama dia,ih amit amit deh benci gue!benci!"

"Huaaa!tapi kenapa gue kaya yang hampa banget tanpa gangguan dia? padahal kan ini yang gue harapkan dari dulu. Apa jangan jangan gue––"senja menggantung kalimatnya"mulai suka sama dia?"

"Enggak enggak enggak!yaampun enggak banget ih anjir,tapi iiiih!"

Cewek itu terus saja bermonolog dengan dirinya sendiri,menjambak rambut nya frustasi,lantas menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Gue harus gimana Tuhan?"senja mendongak,matanya menatap udara kosong dihadapannya,sampai cewek itu mengingat suatu hal.

"Daripada cemburu,mending lakuin hal buat menarik perhatian si dia"

"Enggak!senja,plis jangan gila senja"

Satu detik....

Dua detik....

Tiga detik...

"Argh moron!"senja menjerit frustasi"oke oke,dia suka apa?"

Senja mengingat setiap kata yang pernah diucapkan lembayung

"Gue suka nya Lo"

"Idiiih! Merinding anjir. Oke, yang dia suka adalah....eum gue kan ya?hahaha. Apa ya?eum chocolovers ya?"

Cewek itu mengetukkan jarinya tanda berpikir

"Brownis enak kali ya?"

*****

Setelah dipikir dan dipertimbangkan baik-baik, akhirnya senja memilih membuat brownis, dengan bakat amatiran nya.

Untungnya, hari ini kondisi rumah sedang sepi penghuni. Ayah topan belum pulang bekerja,dan ibu Mega sedang berada di rumah keluarga langit, untuk melepas cowok itu dan istrinya yang hendak pergi ke luar negeri. Itu semua karena langit harus melanjutkan studi nya, yang kemarin terhambat karena  acara pernikahan nya.

Kalau ditanya kenapa senja tidak berada di sana,tentu saja karena ia sudah pulang lebih dulu. Iya,senja tidak hanya mengucapkan salam perpisahan,cewek itu bahkan meminta oleh-oleh yang membuat langit pusing sendiri,dan mentari tersipu malu. Bagaimana tidak?tanpa sungkan cewek itu menyampaikan aspirasi yang bunyinya"besok,kalo pulang senja minta keponakan baru ya kak!"

Dasar senja,meminta keponakan sudah seperti anak kecil yang meminta es krim saja. Tapi,ya,setidaknya cewek itu sudah sedikit belajar mengikhlaskan.

Dan, lihatlah!ia begitu excited membuat brownies walaupun dengan kemampuan amatiran nya.

"SENJA!"teriak ibu Mega

Pasalnya,ibu dari senja itu melihat dapurnya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Tepung bertebaran dimana-mana,cangkang telur yang berserakan di lantai.

Belum lagi senja. Cewek itu terlihat kacau dengan wajah yang tertutup tepung,serta ditangannya ada pengocok telur yang dipenuhi adonan brownies yang sudah belepotan kemana-mana.

Perempuan setengah baya itu menggeleng pelan,lalu mendekati senja yang berdiri dengan jarak lima meter dari nya.

"Kamu tuh ngapain si?"

Senja terkekeh pelan"bikin brownies bu"

"Brownies?"

Cewek itu mengangguk lantas menaruh pengocok telur nya keatas meja. Ibu Mega yang melihat nya pun langsung histeris ia berusaha menahannya tapi terlambat.

"Eh bentar jangan taruh mej.....a"

"Udah senja taruh,emang kenapa?"

Ibu Mega mengusap wajahnya frustasi"kotor"

"Nanti senja bersihin deh,janji!"

"Terserah kamu deh"kata ibu Mega akhirnya pasrah. Perempuan setengah baya itupun memilih duduk di meja makan.

"Astaga ibu!"pekik senja

Cewek itu lantas langsung melompat menuju oven untuk mengambil brownies nya. Dan,voila! brownies nya terlalu matang, membuat nya menjadi the real brownies.

"Huaaaa"

"Kenapa?"tanya ibu Mega

"Hiks browniesnya gosong Bu"

"Makanya gausah sok sokan"

"Trus ini gimana?"tanya senja

"Makanlah,jangan mubazir"

"Huaaaa" jerit senja dalam hati

Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now