27.

146 110 33
                                    

" hujan-hujanan nya jangan kelamaan,tangan gue nggak Segede payung"

Senja mendongak. Sebuah tangan yang entah milik siapa berada tepat diatas kepalanya. Penasaran,senja pun bangkit setelah sebelumnya mengusap sisa air mata nya.

Senja mendengus kesal begitu mengetahui orang nya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah lembayung. Payah, seharusnya ia bisa memprediksinya sejak awal.

" Ngapain?" Tanya senja jutek

Cewek itu lantas mengeratkan cardigan rajut nya,lalu melipat kedua tangannya didepan dada.

Ditanya seperti itu membuat lembayung tersenyum. Ia pun memamerkan 3 kantong plastik ditangannya pada senja.

" Sekarang jadi food delivery?"tanya senja

Lembayung mengangguk" tapi,cuma buat Lo"

Senja mengusap hidungnya,seraya memutar bola matanya malas"Lo beneran ngikutin kemauan gue?gue becanda kali"

" Buat Lo apasi yang enggak hehe"

" Kalo gue suruh Lo makan tai,mau juga?"

" Kalo itu bikin Lo seneng, mungkin"

Senja diam. Sudah ia tebak manusia tengil didepannya ini akan sebegitu bebalnya.

" Udah yuk masuk, gerimis nya makin Deres nih!" ajak lembayung. Ia lantas menggiring masuk Vespanya yang terparkir di depan pagar,kedalam halaman rumah senja.

Senja menadahkan tangan nya keatas, untuk mengecek intensitas hujan. Dan ternyata...fhoila! gerimis nya memang lebih deras dari sebelumnya. Cewek itu lantas membuntuti lembayung.

" Tolong bukain pintunya ya,tangan gue penuh banget nih"

Senja melirik tajam" yang punya rumah gue atau Lo si?"

" Hehe" lembayung nyengir"pernah denger istilah anggaplah rumah pacar sebagai rumah sendiri gak?

" Sayangnya telinga gue menulikan diri buat hal-hal semacam itu"kata senja acuh

" Terserah,tapi gue sedang mencoba mempraktekkan itu"

Merekapun masuk,dan menuju ke dapur

S
K
I
P

" Ini mau dipanasin dulu gak?" Tanya lembayung

" Udah dingin banget emang?" Tanya senja yang tengah sibuk menata es krim bawaan lembayung kedalam freezer.

" Hooh,kek hatiku kalau tanpamu"

Senja memutar bola matanya malas, lantas mengecek dua bungkus seblak yang ada diatas meja makan.

" Panasin lagi aja! kurang enak kalo dingin"

Cewek itupun beralih ke tempat masak,lalu mengambil sebuah wajan.

" Biar gue aja!" Kata lembayung. Cowok itu lantas mengambil alih wajan ditangan senja"Lo duduk manis aja"

Senja mengernyit, merasa ragu dengan kemampuan memasak manusia satu ini.

" Manasin doang kan? Udah tenang aja,skil memasak gue udah terlatih tau. Masak mie instan pake telor aja bisa,masa manasin ginian doang masih diragukan"

Senja mendesah panjang,mengambil ancang-ancang untuk protes. Tapi tidak jadi karena kemudian cewek itu memilih menunggu di meja makan,sambil menopang dagunya dengan kedua tangan.

" Apinya jangan besar-besar!" Tegur senja,begitu melihat lembayung yang memanaskan seblak dengan api maksimum.

" Gitu ya?" Tanya lembayung. Cowok itu lantas memutar gagang kompornya ke posisi sedang.

Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang