🍜RAMEN🍜 -- UZUMAKI NARUTO --

1.5K 115 17
                                    

  "Ramen ramen ramen." Gumam Naruto di sampingku. Aku dan dia berniat untuk makan di kedai ichiraku. Hari ini aku akan mentraktirnya karna dia berhasil menyelesaikan misinya dengan baik dan aku juga baru sembuh dari luka yang ada di perutku.

     "Kau tahu Y/N -  Chan, aku bahagia karna kau sembuh dan akan mentraktirku ramen. Trima kasih ya?" Katanya dengan wajah yang ceria seperti biasanya.  "Tak apa, asal kau bisa selalu menjadi Naruto yang kukenal, dan ingin menyelamatkan sahabatmu dari jalan yang salah. Aku akan menjadi sahabat yang terbaik untukmu." Kataku, tersenyum. Sebenarnya senyum yang kupaksa karna mengingat status kami yang hanya bersahabat. Dia pun juga ikut tersenyum membalas senyumku.

  Sampailah kami di kedai ichiraku. Betapa bahagianya dia saat akan ku traktir. "Paman, 2 mangkok ramen jumbo ya?" Katanya memesan.

     "Kau tahu Y/N  - Chan, sebentar lagi pasti akan ada perang dunia Shinobi ke 4. Aku tidak menyangka kita akan aliansi dengan 4 desa besar dan desa sekitar untuk melawan Akatsuki." Katanya sambil memakan ramennya. "Begitu ya, ya tidak apa apa sih. Asalkan kita bersatu,pasti bisa Menang. Ya kan?" Balasku. Dia hanya menganggukkan kepalanya.

  Dan memang benar, akan terjadi perang dunia Shinobi ke 4. Aku terus berlatih agar bisa menjadi ninja medis yang baik. Walaupun aku sudah menjadi Jounin, tapi aku masih perlu berlatih.

    Pagi itu,aku sudah berlatih Taejutsu. Aku terkejut saat Naruto datang dari atas pohon. "Selamat pagi Y/N - Chan!!" Sapanya dengan suara cempreng khasnya. " ASTAGA!!, selamat pagi.hah... Naru..hah....to."Balasku yang kaget dan lelah. "Kau terkejut ya?? Maaf. Aku hanya ingin mengajakmu makam ramen di kedai ichiraku. Bagaimana???" Katanya dengan cengiran khasnya. "Huhf... Baiklah. Tapi kau yang traktir ya?" Balasku. Dia mengangguk setuju. Aku yang melihatnya terkejut, pasalnya Naruto jarang mentraktirku ramen. Biasanya sih kalau dapat kupon, baru diajak itu pun kadang. Aku melangkah mendekatinya dan menggandeng tangannya. Jujur, aku mencintai si duren ini. Sejak kecil,aku ingin dekat dengannya. Tapi kedua orang tuaku melarang ku. Aku tahu bahwa Naruto dulu tidak mengetahui adanya Bijuu di tubuhnya. Dan dia hanya butuh perhatian dan kasih sayang.

     Kemudian ia membalas genggaman tanganku yang erat di tangannya. Kami berjalan menuju ke kedai ichiraku disertai dengan canda tawa. Ya, Naruto itu sudah seperti pelawak bagiku. Dia ada disampingku saat aku sedih. Saat itu, kedua orang tuaku terbunuh karna terkena serangan dari Pain Akatsuki. Dia, Naruto, di sampingku, menghiburku.

"Nah sampai. Kau kupesankan ukuran jumbo atau sedang?" Tanyanya. "Sedang saja Naru." Balasku tersenyum. Dia pun memesan ramen. Tanpa sadar,tangan kami masih saling menggenggam erat seperti tak ingin dilepaskan. Kami pun duduk, dan dia baru sadar langsung melepas tangan kami. "Ma-maaf Y/N. Aku tidak sadar tadi." Katanya sambil menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal. Aku menggeleng cepat. "Tidak apa apa kok." Balasku tersenyum.

     Sebenarnya aku ingin mengatakan perasaanku padanya. Tapi,dia selalu menceritakan tentang Sakura yang sangat dia sukai, membuatku mengurungkan niat. Aku tak ingin hubungan kami renggang hanya karna masalah seperti itu. Tidak apa-apa lah jika hubungan kami hanya sebatas teman,yang penting aku masih terus bersamanya.

**********************

     Saat ini, keadaan benar benar mencekam dan tegang. Pasalnya,Juubi telah dibangkitkan dan terus mengeluarkan kayu. Di sana, aku melihat Neji di peluk oleh Naruto. Disamping Naruto telah ada Hinata yang terus menyemangatinya. Aku tersenyum kecut saat tahu Hinata sangat mencintai Naruto. Aku tak berkonsentrasi hingga sebuah kayu yang dikeluarkan Juubi terlempar ke arahku. Aku yang ingin menghindarinya tak sempat. Kayu itu langsung menancap di perutku. Aku langsung terjatuh. Perutku langsung mengeluarkan banyak darah. Mulutku juga mengeluarkan darah.

Love Story♡ || Naruto & Boruto Character X ReaderWhere stories live. Discover now