#23 : Kehidupan Baru

719 54 20
                                    

Dua bulan kemudian_

Chandra menggenggam tangan Meilin selama mereka makan siang di kantin rumah sakit. "Curang ya, tangan kamu dikasih lem ini pasti!" ujar Chandra mengangkat kaitan tangan mereka. Memamerkan genggaman tangan itu dengan wajah meledek ke arah dua sahabatnya.

Bima dan Alga sudah tidak terkejut dengan tingkah pengantin baru itu. Meskipun pernikahan mereka telah berlalu dua bulan silam tapi mereka setia menyudutkan Alga dan Bima yang masih bertahan dengan status single-nya.

Meilin memukul lengan Chandra dan berujar, "Jangan bikin iri yang masih fokus karir!" bisik Meilin. Alga dan Bima kira wanita itu akan memberi pembelaan. Ternyata sama saja. Berujar dengan niat menyindir.

"Lanjut terus! Terusin sampek malaikat pegel nulis dosa kalian!" Kesal Bima.

Meilin dan Chandra tertawa bersama. "Bercanda, Bro! Gitu aja ngambek! Kita dukung semua pilihan kalian," ucap Chandra.

"Gimana, enak nikah apa sahabatan?" tanya Alga.

"Nikah dong!" seru Chandra cepat. "Tapi jujur sebel. Masih aja ada yang godain Meilin waktu kita kemarin bulan madu di Bali." Minggu lalu mereka baru bisa melakukan bulan madu di Bali selama tiga hari. Tentu saja bersama Naresha dengan menyewa baby sitter untuk membantu mengasuh anak angkatnya itu.

"Ya Allah, diungkit lagi!?" ujar Meilin menggeleng heran.

"Emang kalian gak lagi barengan, kok sampek digodain?" tanya Alga.

"Dia sarapan sendiri di restoran hotel karena pagi itu gue masih tidur," cerita Chandra. Bima terkekeh.

"Awas lho, aura cewek setelah menikah itu lebih memikat dua kali!"

Keempat manusia itu terus bercengkrama menghabiskan waktu istirahat menunggu sesi pelayanan pemeriksaan kedua. Banyak yang baru mengucapkan selamat pada Meilin dan Chandra karena tidak datang di hari H. Beberapa pasien juga ikut memberi doa dan harapan baik untuk pernikahan mereka. Banyak pula yang tidak menduga, tapi juga ada yang sudah mengira jika mereka akan berakhir menjadi pasangan suami-istri. Chandra dan Meilin merupakan dokter pertama yang menjadi pasangan suami-istri di rumah sakit itu.

"Harusnya lo undang Nahla kemarin!?" pikir Bima. Chandra tertawa. Pria itu kini sudah tidak terbawa perasaan jika membahas masa lalu.

"Dia baru lahiran, paling yang dateng suaminya," jawab Chandra.

"Trus nanti lo ngomong tuh sama suaminya, kalau dulu lo pacar yang ditinggal nikah sama Nahla!" imbuh Bima.

Meilin juga tidak cemburu saat membahas Nahla, mungkin karena terlalu sering mendengar nama itu hingga hatinya sudah terbiasa. "Eh, lucu nih, misal Naresha nanti jodoh sama anaknya Nahla!" Alga terkekeh.

"Bisa jadi tuh, anaknya kemarin cowok, 'kan?" sahut Bima.

"Gimana, boleh gak tuh Naresha sama anaknya Nahla?" tanya Meilin.

"Boleh aja, terserah Naresha nanti."

"Kalau di jadiin ftv judulnya, besanku mantan kekasihku!" kekeh Bima. Semua ikut tertawa.

***

Setelah menikah, Meilin dan Chandra tinggal seatap bersama Eryn dan Azzam. Namun Chandra tetap memiliki rumah pribadi untuk membuka praktek pelayanan yang akan ia mulai setelah jadwal di rumah sakit tidak sepadat saat ini.

Selama hidup bersama mereka selalu berangkat dan pulang kerja berdua. Membagi tugas mengurus Naresha bergantian. Saling bertukar cerita di atas ranjang, hingga tak jarang Chandra tertidur saat Meilin serius bercerita.

Emergency Mom [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें