Bab 19

9 0 3
                                    

Sikap kita bisa berbeda, hanya kepada orang yang paling kita cintai.

-Noah Dome Viago-

***

"Kemarin, siapa yang nelfon, bae ?." Naira meletakan piring berisi roti selai kacang dua lapis pada Noah. Lalu duduk di samping lelaki itu.

"Thank you." Di kecupnya singkat  bibir sang kekasih. Naira tersenyum lalu mengangguk.

"Adam yang nelfon. Dia juga kemarin malem dateng ke rumah. Ada urusan sama Siti."

Alis Naira berkerut.
"Siti ?."

"Hmm... Masa lalu Siti berkaitan sama Adam. Dan Adam udah tau tentang semua rahasia keluarganya. Tadi jam 3 pagi, dia dateng ke rumah, ngemis minta tolong buat ketemu sama siti."

"Terus, kamu bantu ?."

Noah menyeringai licik.
"Tentu saja, sayang. Aku selalu baik kepada teman yang butuh pertolongan."

Naira menghela nafas lalu geleng-geleng kepala. Dia sudah sangat faham, bagaimana cara Noah untuk 'menolong' teman dengan 'baik'. Dan Naira merasa kasian dengan Adam.

"Jangan merasa iba padanya, sayang. Justru aku lah yang harusnya kamu kasian-ni sekarang."

Naira menaikan satu alisnya, heran. Lalu melirik pada tangan kanan Noah yang sudah mendarat di punggungnya. Mengelus sangat lembut disana. Dan Naira langsung paham apa yang Noah maksud dengan 'mengasihani-nya'

Noah tersenyum puas ketika melihat Naira sudah faham dengan apa yang ia inginkan.

"You know what i mean, honey."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lipatan mata yang tertutup itu secara perlahan terbuka. Menampakan manik kecoklatan nya yang jernih. Sejenak, dia terdiam karna mencerna segala nya dalam pemikirannya. Sekaligus mengumpulkan nyawa yang masih setengah-setengah.

Setelah di rasa cukup, Adam bangkit untuk duduk.

"Ssshhh..." Ia mendesis bak ular, ketika merasakan sakit dan perih di pipi kirinya. Rasa sakit itu menyebar ke kepalanya ketika ia berusaha menyentuhnya.

Rasa pusing itu langsung membuat Adam sepenuhnya sadar. Dia mengingat, kemarin ia berada di rumah Naira di jam 2 pagi. Dan mendapat kan bogeman mentah dari pacar gadis itu.

Dan entah bagaimana dia sudah mendarat di kasur nya sendiri sekarang.

Mengingat seberapa besar kekuatan bogeman itu, Adam jadi merasa takut untuk hanya menyebut namanya.

'Sakit banget cuy. Gak main-main tu orang. Untung gue gak koit. Cuman pingsan doang. Tapi apalah jadinya rupa wajah ku yang tampan ini, ya allah. Tega nian dia...'

Adam memutuskan untuk bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Ketika dia melihat rupa seseorang yang berada di kaca wastafel, Adam terkejut bukan main sampai dia berteriak keras.

"Arggkkk !!!"

Dia meneliti lagi dengan seksama, lalu berteriak kembali untuk yang kedua kalinya.

"Argkkkk !!!"

"SIALAN KAU NOAH !!."

Seorang pria seperti babi yang nampak di kaca itu meraung dengan keras.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di seluruh indonesia, Keluarga Lubis termasuk ke dalam jajaran besar kelaurga terkaya dan termasuk kelaurga kalangan atas.

Keluarga Lubis di bagi menjadi beberapa cabang. Dan keluarga cabang yang paling menonjol adalah keluarga milik Garadine Putra Lubis.

Putra sulung pemimpin keluarga yang telah memutus hubungan keluarga 17 tahun yang lalu.

Selain itu, ia adalah pemilik restoran terkenal di indonesia dan sudah membuka cabang hingga ke luar negeri.

Seorang pria yang sempat jatuh namun bisa bangkit kembali. Walau label bajingan masih menghantui nya.

.
.
.
.
.

-Mansion Lubis-
-Ruang kerja lantai 2-

Seorang pria paruh baya tengah mengerutkan alis nya sembari matanya fokus pada dokumen-dokumen di depannya.

Karna merasa lelah, ia pun meletakan dokumen itu dan bersadar pada sandaran kursi di belakang nya. Memijat pangkal hidung nya dengan kedua jari.

Tatapan nya melirik pada bingkai foto di atas meja. Foto keluarga dengan 5 anggota, tampak bahagia dan hangat.

Ia melirik pada kalender di sampingnya. Senyum kecut terpantri.

"Sudah 17 tahun... Sudah waktu nya dia untuk tau yang sebenarnya."

Pria itu menghela nafas panjang. Sebuah tekad memenuhi matanya.

"Lebih baik sekarang, sebelum semua nya terlambat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eltalent : Indigo [ Book One ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang