Bab 16

12 0 0
                                    

Following the wind that is you.
With flowers like you.

-Flower ( ikon )

🌹🌹🌹

Kepulan asap berhembus melewati mulut dan hidung Noah. Menyebar ke seluruh ruangan dengan bau nikotin nya yang menyengat. Keheningan dan aura mendominasi, menguar di dalam ruangan tersebut.

Sedangkan si pelaku, tampak sangat tenang, bersandar pada sofa dengan satu tangan yang lain, merengkuh kehangatan di pelukannya.

Menyebabkan, Bryan maupun Adam mupeng dan menginginkan posisi seperti itu juga. Hanya Steve yang tampak paling tenang disana. Sedangkan Erlan sedikit merasa risih. Dan Jonathan sendiri berusaha untuk tenang walau gagal, karna berulang kali, dia membuang muka dan enggan untuk melihat pemandangan yang membuat hatinya resah.

Bagi Erlan, Noah tampak seperti bos mafia jika seperti itu. Hidup dalam kegelapan dengan seorang wanita cantik di pelukannya.

'Haha. Lo mulai halu Erlan.' Tampar Erlan dalam batin.

"Jo, seberapa jauh perkembangannya ?." 

"Masih dalam proses penyelidikan. Lo tau sendiri kan, penjagaan mereka gak main-main. Tim kakak gue sampai bener-bener harus hati-hati untuk masuk ke dalam jaringan. Salah langkah sedikit, akan memakan korban yang gak sedikit. Dan kakak gue juga yang kena. You know how terrible they'r was, right ?."

Perlu di ketahui, kakak Jonathan adalah seorang jaksa muda berbakat yang sudah menamatkan studi S2 nya di umur 24 tahun dengan gelar cumload. Dia di juluki sebagai si jenius oleh para rekan dari faksi hukum yang lain. Dan para hakim tertinggi pun, mengakui bakat nya tersebut.

"Kesulitan ?. Dan bagaimana respon Z, Steve ?."

"Masih belum ada konfirmasi pasti. Tapi anak buahnya bilang, mereka sedang dalam kondisi tidak menerima satu pun permintaan. Ada masalah internal katanya. Dan gue belum dapet balesan sampai kapan masalah internal itu selesai." Steve menyeruput kopi yang di buat Adam untuk nya.

Noah menyesap nikotin itu lagi lalu menghembuskannya lewat mulut dan hidung nya. Naira yang berada di pelukannya, hanya memainkan jari-jemarinya pada tindik hitam di telinga Noah. Gadis itu tampak termenung memikirkan sesuatu. Dan Noah tau apa yang ia pikirkan.

"Dan Elka ?."

"Dia masih ada di tempat nya. Hidup normal dan damai. Mungkin sekarang sedang menikmati masa ramajanya yang sebentar lagi bakal habis. Minum teh hangat sambil selimutan. Atau lagi baca buku roman mungkin." Kali ini Bryan yang menjawab dengan keripik kentang di genggamannya. Sedangkan Adam, tengah mengotak-atik ipad nya.

Hanya Erlan yang tak mengerti apa yang mereka bahas, namun lelaki itu berusaha untuk memahami semua informasi yang ada.

"Guys. You have to know this !." Seru Adam dengan tatapannya masih terfokus pada ipad di genggaman.

"What happen ?." Bryan mendekat dan mengintip.

"Jadi, alasan kenapa Z belum kasih konfirmasi jelas, it's because he is die, guys. He's acount is burn. And all the underground are in an uproar right now."

Steve membelangak terkejut.

"What the f*ck. How can that happen !?."

Erlan tersentak, mendengar lelaki kalem dan perangai lembut seperti Steve mengumpat dengan santai nya.

"I don't know. But clearly, this is a war, man. Dan mungkin, king lah yang akan menjadi pengganti raja underground sekarang. Jelas, karna cuman dia yang selalu jadi rival Z dan kandidat yang tepat untuk penguasa."

"King ?." Tanya nya ragu.

Adam langsung menatap Steve.

"Dude. You know how terrible he is, right ?. His reputation is no joke, man. Dia bahkan pernah meretas dan menjatuhkan sistem keamanan Olbra yang di buat Al-Mehra. Memberantas habis kelompok itu dan mengirim  mereka ke *neraka tanpa tersisa. Dan yang lebih gilanya lagi, dia melakukan itu dalam waktu semalam."

*Neraka di sini, maksud nya adalah penjara paling mengerikan di dunia dan gak akan pernah bisa keluar dengan selamat saat masuk tempat itu.

Semua yang ada di ruangan tersebut terkejut mendengar penjelasan Adam. Hanya Noah yang tetap tenang, walau sinar ketertarikan menguar di kedua bola matanya.

"I-i don't know about that. Adam, how do you know about all of that ?." Steve terperangah.

Adam menyeringai kecil.
"Gue punya temen yang deket sama si King ini. Dan yaps, he tell me everything about that King."

"Owh. Jadi maksudnya, lo stalker gitu ?." Cibir Bryan.

Adam mendelik kesal.
"So what ?. Gue nge-fans sama dia. Walau gue berharap banget bisa ketemu sama orangnya. Tapi yah... dapet kabar tentang dia aja udah lebih dari cukup."

"Jadi ?. Apa yang lo rencanain, Noah." Jonathan yang sedari tadi mendengarkan dan menyimak, bertanya pada sang bos.

Noah menoleh pada Naira yang tengah menatapnya dengan pandangan sayu. Bahkan, saking dekatnya wajahnya mereka, hidung kedua insan itu sampai bersentuhan. Lelaki itu tersenyum menenangkan, lalu tangannya mengelus lembut punggung sang kekasih.

"Ganti rekan kerja. Minta King untuk mengambil alih tugas Z. Kasih berapa pun yang dia mau jika perlu."

"Gimana kalau dia nolak ?. Karna yang gue tau, King gak nerima permintaan dengan mudah. Bahkan berapa banyak pun uang yang di kasih, dia gak akan menerima kecuali kalau dia bener-bener mau dan ada alasan yang jelas kenapa dia harus melakukan pekerjaan nya itu." Ucap Adam berspekulasi.

"Gue yakin dia gak akan nolak. Karna dia punya tanggung jawab."

"Ha ?. Maksudnya ?."

Tidak hanya Adam yang tak mengerti maksud perkataan Noah. Tapi ke empat pemuda tersebut pun juga tak faham. Apa maksud perkataan Noah.

"Just do it, Adam. Lo gak perlu banyak nanya."

Final.

Dan Adam tak berani bertanya atau bahkan sampai menolak perintah itu.

Walau banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang bersemayam di kepalanya.

Terutama, bagaimana bisa Noah seyakin itu ?.

Dan dalam 17 tahun hidupnya. Bertemu banyak orang dengan berbagai karakter dan pikiran yang berbeda.

Hanya Noah Dome Viago yang tak pernah bisa ia mengerti cara berfikirnya.

Begitu misterius dan sangat sulit di tebak.

Namun, Adam merasa beruntung, bisa bertemu dengan lelaki misterius dan se menarik Noah.

Dan Adam tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu untuk bisa dekat dengan orang seperti Noah.



Eltalent : Indigo [ Book One ]Where stories live. Discover now