bab 1

68 5 4
                                    


Matahari telah menyingsing, menampakan dirinya di ufuk timur. Sinar terangnya telah memasuki celah jendela kamar Naira.
  
        Gadis cantik itu menyibak gorden jendelanya, lalu merapikan buku-buku untuk di bawanya ke sekolah. Selesai merapikan buku, Naira berdiri di  depan meja rias untuk kembali merapikan penampilannya.

"Pagi princess. Udah mau berangkat sekolah ya ?" Ucap Siti salah satu hantu penghuni rumah nya.

"Hm." Jeda sesaat "Sit, lo percaya gak kalau kita punya 7 kembaran di dunia ini."

"Hmm... gak tau. Soalnya sepanjang hidup gue, gue gak pernah tuh ketemu sama orang yang bener-bener mirip sama gue. Tapi kalaupun ada pasti ada perbedaannya. Kenapa emangnya Ra ?"

"Kemarin malem gue mimpi."

"Mimpi apaan lagi ra ? Jangan bilang lo mimpi ketemu ikan mas segede paus, trus dia bisa berubah jadi pangeran tampan dan dia ngajak lo nikah trus lo beranak pinak dan akhirnya lo hidup bahagia selamanya." Ucapnya dalam satu tarikan nafas.

"Gak lucu."

"Dih, emang siapa yang ngelawak. Jadi gimana soal mimpi lo ?"

"Gue mimpi ketemu cewek yang mirip banget sama gue. Dan dia bunuh diri loncat dari jembatan karna depresi."

Siti terkejut bukan main karna itu.
"Whatt!! Mimpi apaan itu. Jangan bilang itu masa depan lo ?"

"Ya gak mungkin lah. Gue gak sebodoh itu buat akhirin hidup gue sendiri."

"Ya siapa tau aja lo depresi berat karna putus cinta dan lo nangis-nangis 7 hari tuju malem trus akhirnya lo gak punya pilihan lain selain bunuh diri. We dont know." Lagi. Siti berucap dalam satu tarikan nafas lagi.

"Gue gak kayak lo, siti. Gue bisa nyelesain masalah dengan kepala dingin dan gak harus dengan bunuh diri."

"Ow. You hurt me princess."ucap Siti dramatis. Naira memutar bola mata nya malas.

Memang benar siti meninggal karna bunuh diri akibat putus cinta. Mantan pacar nya selingkuh dengan wanita lain yang lebih cantik dan kaya.

        Naira sempat penasaran bagaimana dengan mantannya sekarang. Tapi dia urungkan karna dia tidak mau melihat Siti menangis-nangis alay sambil memaksanya untuk tetap menemaninya. Itu jauh lebih mengerikan dari pada bertemu falak sekalipun.

"Sit, kayaknya bentar lagi kita bakal kedatangan tamu istimewa." Ucap Naira menerawang jauh. Siti menatap heran gadis itu.

       Beberapa saat kemudian cahaya terang menyilaukan muncul di depan mereka. Jendela kamar tiba-tiba terbuka lebar dan angin kencang menerpa kamar tersebut. Menerbangkan kertas-kertas yang semula tersusun rapi di atas meja belajar.

       Beberapa menit kemudian, keadaan kembali seperti semula, angin kencang menghilang dan jendela yang tadinya terbuka kini menutup dengan sendirinya. Keadaan kamar yang mulanya bersih dan rapi, kini benar-benar berantakan sehabis terkena badai topan.

    Disana, berdiri sosok putih tranparan yang menatap dalam Naira yang juga balik menatap sosok itu. Gadis dalam mimpinya itu kini benar-benar sudah memunculkan diri di depan matanya.

"Halo, Naira..."ucap gadis itu pelan dan lembut. Suaranya seakan menggema dan memenuhi kamar mewah tersebut.

   Siti membelangak tak percaya. Lalu menatap cengo pada Naira yang sedari tadi hanya diam dan menatap dalam pada gadis yang tiba-tiba muncul tersebut.

"Ra, kayaknya lo udah ketemu sama kembaran lo yang ilang deh."

"Apa mau lo ?"tanya Naira pada gadis itu dan mengabaikan recehan Siti. Gadis itu hanya tersenyum lembut lalu menunjuk pada kalung yang di kenakan Naira.

Eltalent : Indigo [ Book One ]Where stories live. Discover now