Bab 2

434 208 152
                                    

Fajar telah tiba, Laras, Hasbi, dan Fadil segera menunaikan salat subuh. Tentunya dengan Hasbi sebagai Imam. Setelah melaksanakan salat subuh, Laras hendak tidur kembali.

"De kamu mau kemana?" Tanya Hasbi sambil menahan tangan Laras.

Laras berbalik badan, "emmm mau tidur Bang. Masih ngantuk uwaaa." gumam Laras sambil menguap.

"Sini duduk dulu." ucap Hasbi sambil menepuk tempat duduknya sebelah kanan.

"Abang engga ngajak Padil?" Tanya Fadil.

"Hehe ya udah Fadil duduk disebelah kiri Abang sini sini." ajak Hasbi.

"Aduuhhh Abangggg, Laras mau tidur." pekik Laras.

Hasbi mengedipkan matanya ke Fadil. Fadil menganggukkan kepala seraya mengerti.

BUR... (satu gayung air berhasil disiram tepat ke kepala Laras).

"FADILL... KENAPA SIRAM KAKAK?" Teriak Laras.

"Disuruh Abang Hasbi." jawabnya.

"Aduh Dek, Abang tadi mintanya dipercikan aja. Kok malah kamu guyur satu gayung?" Kesal Hasbi.

"Abang sih ngedipinnya engga jelas."

Hasbi menoleh ke arah Laras, yang mana wajah Laras sedang membara, "Adik Abang yang paling cantik. Ganti aja yah pakaiannya" pinta Hasbi pelan.

Laras bangkit, "ya iyalah paling cantik, orang Adik perempuannya cuma satu" gumam Laras dan langsung pergi ke kamar mengganti baju.

Laras bergegas mengganti pakaiannya, setelah selesai ia keluar kamar. Hasbi yang sudah menunggu di depan kamar sambil menyandarkan kepalanya di dinding dekat pintu kamar Laras.

"Udah?" Tanya Hasbi.

Laras menganggukkan kepala.

Hasbi meminta Laras duduk di ruang tamu bersama. Laras pun menurutinya.

"De tipe suami idaman kamu gimana?" Tanya Hasbi.

"Lah kok nanya suami? Laras aja masih sekolah loh Bang" tanya Laras penasaran.

"Abang nanya, kok malah kamu tanya balik. Jawab dulu pertanyaan Abang. Nanti juga kamu tau maksudnya." jelas Hasbi.

"Tipenya yang baik, sholeh, pandai, hafiz qur'an, pekerja keras, engga kasar, suka menolong, suka menabung, suka--" ucap Laras terputus.

"Kamu udah punya itu semua dalam diri kamu?" Tanya Hasbi.

"Yah belum sih heheh" jawab Laras yang semakin bingung.

"Jodoh itu cerminan diri sendiri. Kalau kamu mau punya jodoh yang sholeh, kamu juga harus berusaha jadi sholehah. Kalau kamu mau punya suami hafiz qur'an, kamu juga harus berusaha menghafal al-qur'an juga De." jelas Hasbi.

Laras menangkap setiap kata yang dilontarkan Abangnya.

"Lah kalau kamu abis salat langsung tidur lagi, emang kamu mau punya suami gitu juga? Enggakan. Makanya kamu itu harus berusaha jadi lebih baik lagi, supaya kamunya dapat suami yang baik." jelas Hasbi.

"Paham De?" Tanya Hasbi.

"Oh, jadi kalau Laras mau punya suami bisa naik motor, Laras juga harus bisa naik motor yah. Kalau Laras belum bisa juga bermotor, berarti suami Laras engga bisa bermotor juga? Berarti Laras setiap hati harus nyewa kendaraan untuk pergi dong" Tanya Laras.

"Bukan itu maksudnya...'' kesal Hasbi.

"Kalau Laras mau sama suami yang bisa bawa mobil berarti Laras harus---" ucap Laras terputus.

Laras | Sudah Terbit ✓Where stories live. Discover now