Bab 20

139 73 92
                                    

Suasana sekolah tampak sepi, hanya ada Laras yang di duduk di kursinya. Ia bersandar di jendela sambil merasakan sejuknya embun pagi. Matanya fokus pada benda yang membuatnya senyum-senyum sendiri, itu adalah sebuah buku yang bertema 'Apa itu cinta?'

Laras merasakan desiran kebenaran yang diunggah di dalam buku itu. Setiap kata di dalam buku itu membuatnya malu, semakin dia membacanya, semakin ia merasa buku itu tahu tentang segala isi hatinya.

"Dharr!?" kejut Ana sambil menghentakkan meja.

"Astaghfirullah Ana, ngagetin aja. Kalau Laras jantungan gimana, hah!?" balas Laras sambil meletakkan bukunya di laci meja.

"Eh eh eh, coba liat buku apa! Astaghfirullah Laras masih bocil juga, dah baca buku cinta-cintaan. Engga baik buat kesehatan jantung lho," ejek Ana.

"Ih apaan sih Na, orang cuma baca doang kok," elak Laras sambil mencoba meraih buku itu.

Huph...

Abi datang, mengambil buku yang dipegang oleh Ana. Ana memiliki tinggi sekitar 170 cm dan Laras 165 cm, jadi Laras susah meraih tangan Ana. Sedangkan Abi memiliki tinggi sekitar 175 cm. Bagaimana tidak, Abi sering kali main basket bersama rekannya. Jadi tak usah diragukan ketinggiannya.

"Nih!" ucap Abi menyodorkan bukunya ke Laras.

"Makasih."

"Eh bentar ini buku keknya buku anak bangsawan dah. Ini juga penulisnya dari luar negeri dan judul bukunya berlapis emas," ketus Rahel sambil memperhatikan buku yang di pegang Laras.

"Jangan-jangan—," lanjut Arfan terputus ketika melihat Abi memberikan tatapan menusuk. Dan mereka bertiga akhirnya segera duduk.

Bel masuk berbunyi. "Assalamu'alaikum anak-anak Ibu...," ucap Bu Mia senang gembira.

"Wa'alaikumussalam Buu...," jawab serentak.

"Hari ini bakalan ada pengumuman yang ter-ter spektakuler...,"

"Apa tuh Bu?" sahut Rahel.

"Eits, sebelum ituu kumpulkan tugas kemarin sekarang juga!" titah Bu Mia. Dengan segera semuanya mengumpulkan tugas resume 5 novel.

"Nah anak pintar. Oke, ibu bakalan bacain pengumumannya. Tapi ibu minta tidak ada yang bersorak, kalau adaaaaa... awas aja," ketus Bu Mia, ia memberi tatapan menusuk ke arah Rahel.

"Baik Bu," ucap Rahel cepat.

"Oke, pengumumannya adalah... lusa kita akan mengadakan perkemahan dan besok sekolah diliburkan untuk memberi waktu buat kalian membeli peralatan. Semua wajib ikut!" jelas Bu Mia. Murid mengangguk paham.

"Horeeeee," jerit Rahel, yah Rahel tipikal orang yang engga bisa menyembunyikan kesenangan.

"Huu, Rahel, bersihkan ruang guru sekarang! Dan yang lain kerjakan halaman 34!" titah Bu Mia dan segera ia menjewer telinga Rahel ke ruang guru.

"Asikkk!" ucap murid histeris.

"Ras, besok aku mau ke mall, kamu temenin aku yah," ucap Ana antusias.

"Aduh maaf Na, aku engga bisa. Laras mau ketemu Fadil. Dan lagi pakaian aku masih banyak kok hehehe," tolak Laras halus.

Disisi lain. "Bro, besok gue mau bareng Ana dan Rahel belanja. Lho mau ikut 'kan?" tanya Arfan.

Laras | Sudah Terbit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang