Bab 18

143 86 61
                                    

Waktu berlalu, layaknya masa lalu. Namun tetap terkenang, layaknya rindu. Sekarang waktunya jam pulang sekolah. Laras segera membereskan alat tulisnya, perkataan Abi tadi sungguh sangat membuatnya malu.

***

"Laras, lho bilang 'I love you' sama Abi," bisik Rahel.

"Untunglah sama Abi, kirain sama Kak Arya, bisa mampus aku," ucap batin Laras bersyukur.

"Oke," ucap Laras dan berjalan mengarah ke Abi.

"Bi," panggil Laras.

"Hmm?" gumam Abi dan segera mendongkrakkan kepalanya.

"I love you," pelan Laras.

Abi sedikit terkejut, "I love you too," singkat Abi dan melanjutkan tidurnya.

Perkataan yang singkat, tapi membuat Laras terdiam, kakinya kikuk tak bisa bergerak. Entah apa yang harus ia lakukan.

"Laras cuman bercanda Bi, soalnya Laras main truth or dare," jelas cepat Laras.

"Gue juga bercanda," ketus Abi sambil menangkupkan wajahnya. Sebenarnya dia malu, tapi mau.

***

"Laras, skuy pulang!" ajak Ana.

Akhirnya Laras dan Ana segera melangkahkan kaki keluar. Di sisi lain Abi masih dalam keadaan bimbang, ia ingin meminta maaf dengan Laras karena telah membuat lukisan indah di kepala Laras —maksudnya bejolan— tapi Abi tetaplah Abi yang sangat malu.

"Larasss!" panggil seseorang.

Mungkinkah ini Abi? Akhh tentu tidak, dia tak mempunyai cukup keberanian untuk mendekati wanita. Biasanya si wanitalah yang mendekati duluan.

"Oalah Kakak Arya, ada apa Kak?" tanya Laras.

"Ah itu Ras, besok 'kan hari minggu. Gimana kalau kita pergi jalan-jalan?" tanya Arya.

"Tiba-tiba? Berdua? Inikah yang dinamakan kencan?" ucap batin Laras, kini hatinya memompa darah semakin cepat.

"Ah tenang aja, Fadil bakalan ikut kok," lanjut Arya.

"Iy—iya Kak mau mau," ucap Laras gagap.

Arya segera pergi, Laras tampak senang gembira. Jujur, Laras mencintai Arya bukan Abi. Entahlah, bagi Laras Arya adalah sosok yang dewasa dan lebih perhatian. Kasih sayangnya mengingatkan Laras dengan Hasbi —Alm Abang Laras— karena itulah Laras lebih menyukai Arya.

"Aciee Larasss, kencan nih yeee?" sorak Ana sambil menyenggol bahu Laras.

"Ih apaan sih An," ucap Laras malu-malu.

"Jujur sama gue, lho suka sama Kak Arya yah, acie acieee," ucap Ana menyudutkan Laras.

"Emmm, iiiyaaa An. Entah mengapa jantung Laras berdetak kencang, berdebar-debar, dan sekarang rasanya ingin keluar," jelas Laras.

"Nah kan, lho duluan aja gih maju. Sekarang pria banyak yang malu-malu, kita aja yang bebes duluam. Gue aja duluan nembak Arfan—upsss," ucap Ana kebablasan.

Laras | Sudah Terbit ✓Where stories live. Discover now