Bab 1| 💔 Cerita Hidup💔

1.1K 248 345
                                    

Laras? Namaku, indah bukan.
Tapi ketika berubah menjadi Lara, apakah masih indah atau malah jadi gelisah?
Ini kisah hidup, hidupku dan hidupnya. Hidupnya dan mereka.
Caraku menghadapinya dan caranya menghadapi mereka.

Pagi yang cerah di ruangan yang berantakan, penuh dengan barang-barang yang bergeletakkan disembarang tempat. Seorang wanita yang sedang tidur pulas di kasur empuknya, dengan membalikkan badan, tangannya terlentang seakan-akan ingin terbang. Mata yang begitu redup, dengan bibir yang sudah dipenuhi buih keletihan.

"KAKAK..."

Suara teriakan yang sudah melebihi batas kerongkongan, teriakan yang dilontarkan oleh seorang anak laki-laki bernama Fadil. Tubuhnya yang begitu menggemaskan, mata yang bulat penuh keceriaan, pipinya yang tembam membuat orang ingin mencubitnya.

"Emmmm." gumam wanita itu.

"KAKAK..." teriak Fadil.

"Emmmm." gumam wanita itu sambil menghentakkan kakinya.

Fadil sudah tak tahan lagi membangunkan Kakaknya yang super duper kebo. Ia mengambil alarm dan menempelkannya tepat di telinga Kakaknya.

Kring... Kring...

Seketika mata wanita itu terbuka lebar. Ia segera duduk, mengucek matanya dengan penuh keanggunan.

"Emmm apa cih De, Kakak macih nyantuk." gumam wanita itu.

"Kakak cekulah ini udah jam cembilan." ucap Fadil kesal.

Wanita itu mengedipkan matanya, ia bergegas membasuh mukanya. Mengambil sepaket baju, rok, hijab, dan kaos kakinya. Tak butuh waktu lama, hanya dengan waktu 5 menit, semua perlengkapan dari ujung kepala sampai ujung kaki sudah lengkap dan rapi.

"Ih Kakak bau bucuk deh, engga mandi dulu?" Tanya Fadil dengan menutup hidungnya.

"Aduh De, Kakak udah dikejar waktu." ucap wanita itu sambil mengikat tali sepatunya.

"De Kakak mau pergi dulu. Assalamu'alaikum." ucap Wanita itu yang hendak lari keluar kamarnya.

"Wa'alaikumus---" jawab Fadil terputus.

Bruk...

Wanita itu terjatuh, kepalanya terbentur dagu seseorang.

"Awww..." pekiknya meringis kesakitan.

Seorang Pria menyodorkan tangannya, "kamu engga apa De?"

Wanita itu bangkit, "iya Bang, engga apa cuma sakit dikit kok." jawabnya sambil mengelus kepalanya.

Pria itu adalah Kakaknya, tinggi badannya 170 cm, kualitas otak di atas rata-rata, rambutnya lurus, tidak terlalu panjang. Bola mata coklat, pipi yang tirus, dengan sedikit jenggot tipis di dagunya. Ia bernama Hasbi Kazeem.

"Kamu mau kemana De? Kok udah rapi" tanya Hasbi bingung.

"Aduh Abang malah nanya lagi, yahh mau sekolah lah. Ini udah jam sembilan, lah kok Abang belum siap-siap? Ayo cepat Abang, nanti Laras kena marah Guru." omel Laras yang hendak keluar.

Wanita itu bernama Laras Permata Sari. Tingginya sekitar 165 cm, kualitas otak rata-rata, tidak terlalu pintar, dan tidak terlalu bodoh. Badannya sedikit gemuk, pipinya tembam, dan suara yang rada cempreng.

Hasbi menahan tangan Laras, "hei tunggu sebentar!"

"Ih Abang ini udah telat... telat... . Mau nunggu sampai kapan Abang, nanti Laras kena marah loh. Memang Abang mau Laras kena marah? Nanti Laras kena hukum, emang Abang mau? Nanti Lara---"

Laras | Sudah Terbit ✓Where stories live. Discover now