22. Drop

890 101 7
                                    

Happy reading
Sorry for typo

*

*

*

*


Bell pulang berbunyi nyaring, suara yang sangat di tunggu-tunggu oleh murid. Setelah berkutat dengan soal-soal selama kurang lebih 8 jam akhirnya mereka bisa pulang dan beristirahat di rumah. Nathan menyampirkan tasnya ke salah satu pundaknya.

"Gue duluan ya" Nathan menepuk pundak Dava sebelum meninggalkan kelas.

"Tuh anak buru-buru amat?" tanya Gilang yang melihat Nathan keluar dengan terburu-buru.

"Biasa nyamperin Chacha, katanya lagi di uks,"

"Emang Chacha kenapa?" tanya Davin.

"Sakit" Davin memandang Dava datar.

"Si bego tentu saja Chacha sakit, maksud Davin tuh sakit apa?" Azka menabok kepala Dava dengan gemas.

"Ya Allah napa pada tanya gue, YA MANA GUE TAHU GUE BUKAN MAKNYA"

"Yaudah sih nggak usah ngegas juga" Gilang merangkul Davin berjalan keluar kelas begitu pula dengan Kay dan Azka mengabaikan Dava yang menatap mereka dengan kesal.

"Esmosi gue punya sahabat kek kalian" Dav mengambil tasnya kemudian menyusul sahabatnya yang sudah berjalan ke parkiran.

Nathan menghampiri Chacha yang masih terbaring di atas brankar rumah sakit. Ia mengelus lembut pipi Chacha yang membuat sang gadis terusik.

"Bangun Cha"

"Udah jam pulang ya" Chacha bangun dan langsung duduk menghadap ke arah Nathan.

"Perut lo masih sakit?" Chacha hanya mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu turun dengan sempoyongan, saat ingin memakai sepatunya Nathan mengambilnya dan menyuruh ia duduk kembali. Dengan telaten cowok itu sedikit membungkuk dan memakaikan Chacha sepatu.

"Nath gue bisa sendiri kok" ucapan Chacha hanya angin lalu karena Nathan tetaplah Nathan yang tak bisa di bantah. Setelah memakaikannya sepatu Nathan menyuruh Chacha turun dan melingkarkan jaketnya dipinggang Chacha. Sungguh Chacha yang diperlakukan seperti itu hanya diam dengan jantung yang terus berdetak dengan kencang.

"Cha lo masih bisa jalan kan?"

"Ya bisalah, Lo kira gue lumpuh. Lagian yang sakit itu perut gue bukan kaki"

"Oh kirain"

"Emang kalo gue nggak bisa jalan lo mau gendong gue sampai parkiran?" ucap Chacha dengan nada bercanda. Mereka keluar dari uks dan berjalan ke arah parkiran.

"Nggak! Lo kan berat yang ada pinggang gue langsung encok gendong anak gajah"

"Enak aja lo katain gue anak gajah" tanpa sengaja Chacha memukul dada Nathan yang membuat cowok itu meringis.

"Nath sorry, gue mukulnya kekencengan ya" ucap Chacha dengan nada khawatir. Nathan memasang senyumnya sebisa mungkin agar Chacha tidak khawatir. Sungguh dadanya begitu sesak sekarang.

"Gue nggak papa kali, lo mukulnya juga nggak kencang" guenya aja yang terlalu lemah Cha batin Nathan.

"Serius" Nathan mengangguk meyakinkan dan menyuruh Chacha masuk ke mobil. Sebisa mungkin Nathan menahan untuk tidak teriak. Ini sudah hari kedua ia tidak meminum obatnya. Dadanya semakin sesak keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya. Nathan merilik ke arah Chacha yang sedang memejamkan matanya. Syukurlah setidaknya Chacha tidak melihatnya. Nathan fokus menyetir ia tidak ingin membahayakan orang di sampingnya. Please bertahanlah sedikit lagi. Aku mohon Tuhan.

NATHANIEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang