"Apabila kau bingung dihadapkan pilihan antara aku atau dia, pilih saja dia. Kau tau kenapa? Sebab jika kau mencintaiku, takkan pernah ada pilihan itu. "
**********
Hari senin hari paling keramat bagi sebagian siswa, dimana mereka melaksanakan upacara bendera setelah itu dilanjutkan dengan pelajaran FISIKA. Apalagi bila guru tiba-tiba memberikan selembar kertas dan memberi tahu bahwa hari ini kita ulangan. Itulah yang dirasakan teman sekelas Chacha hari ini. Dimana mereka tengah melaksanakan ulangan yang mendadak.
Disini lah kita dapat melihat mana teman yang baik dan mana teman yang fake. Dimana ketika mereka di panggil akan pura-pura tuli, dan berbohong bahwa ia juga tidak mengetahui jawabannya. Karena pada saat ulangan juga mereka semua mengeluarkan keahlian mereka agar bisa mendapatkan jawaban. Dimana ada siswa yang meraba-raba kolong meja, ada juga yang sedang berfikir padahal itu hanya akal-akalan saja, mencolek temannya agar bisa dikasih jawaban, bahkan ada yang sedang asik menulis padahal ia hanya menulis kembali soalnya. Tapi itu semua tidak berlaku dengan Chacha, karena cewek itu mengerjakan ulangan tersebut dengan santai.
"Tuh guru niat banget bunuh kita, udah panas-panasan sekarang dikasih soal susahnya nauzubillah," gerutu Jessica sambil memperbaiki tatanan rambutnya
"Astaga Jessica lo bisa diam nggak sih"
Chacha yang notabenenya duduk disamping Jessica hanya memutar bola matanya malas. Bagaimana tidak, Jessica sudah sedari tadi mengoceh yang tidak jelas. Jika ia tidak ingat Jessica adalah sahabatnya sudah sedari tadi ia menyumpal mulutnya dengan kaos kaki. Chacha hanya menghembuskan nafas kesal sambil membenamkan wajahnya di lipatan tangannya.Jessica yang melihat gelagat aneh Chacha langsung menepuk kepala chacha " kenapa lo, kayak orang udah putus Cinta aja, eh emang iya ya"
"Lo tau nggak"
"Nggak"
"Yailah bego gue kan belum ngomong"
Jessica hanya cengengesan "yaudah cepetan ngomong gue penasaran banget"
"Gue punya tetangga baru. Dan lo tahu dia orangnya baik banget, pengertian." Chacha antusias menceritakan kejadian semalam saat Nathan berkunjung ke rumahnya.
"Ganteng nggak?" ucap Jessica berbinar.
"Iya Jess ganteng, blasteran bule." mata Jessica berbinar, bagi Jessica cogan is number one.
"Ntar gue ke rumah lo ya. Kenalin gue sama dia."
"Jangan hari ini deh, besok aja gimana? Gue lagi mager keluar rumah."
Jessica berdecak bilang aja kalo sahabatnya itu tak ingin berbagi. "Iya deh, tapi lo harus kenalin gue."
"Iya iya,"
"Gantengan mana dia atau Davin." Chacha memutar bola matanya malas. Sahabatnya lagi usaha move on malah di ingetin.
"Ih ngeselin lo" sambil menepis tangan Jessica yang mencolek wajahnya.
"Tapi sayang kan" goda Jessica sambil menaik turunkan alisnya kemudian mereka tertawa bersama.
************
Saat ini Chacha dan Jessica sedang berada dikantin untuk mengisi perut mereka yang sudah sedari tadi minta di isi.
"Alhamdulillah akhirnya perut gue kenyang juga" ucap Jessica sambil mengelus perutnya yang rata.
Chacha hanya diam sambil memperhatikan kelakuan sahabatnya itu mau di tegur pun percuma karena itu emang sifatnya. Toh buat apa punya teman banyak kalau sifatnya fake semua. Saat sibuk dengan makanannya Chacha mendengar suara gaduh dan ia juga mendengar namanya disebut, saat ia ingin melihat apa yang terjadi pandangannya langsung terarah dengan pasangan yang baru saja memasuki kantin dan duduk disamping mejanya. Sungguh pemandangan tersebut sangat menyakitkan buatnya, tapi bukan Chacha namanya kalau ia tidak bisa mengatur mimik wajahnya agar terlihat biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHANIEL (COMPLETED)
Teen FictionSUDAH DI REVISI!! "Gue nggak pernah takut ketika kematian menjemput gue, Cha." Chacha mendongak menatap Nathan. "Karena gue berfikir bahwa satu-satunya yang takut mati adalah mereka yang serakah dalam hidup." Nathan menunduk dan menatap Chacha den...