44. Kabar Buruk

546 29 0
                                    

Happy reading
Sorry for typo

*

*

*

*

Nathan mengerjapkan matanya ia kemudian menatap jam weker di atas nakas 18:35, ternyata mereka tidur cukup lama.

Ia menatap wajah damai Chacha yang tertidur. Tangannya mengelus pipi gadis itu berharap Chacha terusik dan bangun. Namun bukannya terusik gadis itu malah merapatkan pelukannya, menyandarkan kepalanya dengan nyaman.

Nathan mengambil ponselnya dan terkejut melihat puluhan panggilan dari Dava, Key, Azka dan Gilang. Karena khawatir ia langsung menelepon Dava, beruntung laki-laki itu langsung menjawab panggilannya.

"Halo----" belum sempat Nathan bertanya ucapan Dava di seberang sana membuatnya menegang. Wajahnya langsung pias di sertai dengan debaran jantungnya yang menggila.

"Sayang bangun!!," karena panik ia mengguncang bahu Chacha membuat gadis itu langsung bangun dan bingung melihat raut khawatir tercetak jelas wajah laki-laki itu.

"Kenapa?"

"Davin kecelakaan." Chacha terbelalak kaget. Mereka langsung menuju rumah sakit. Jantung Chacha serasa ingin melompat dari tempatnya melihat cara Nathan mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Rasa takut, kaget dan khawatir bercampur menjadi satu.

Setibanya di rumah sakit mereka langsung berlari ke ruang UGD. Terlihat para sahabatnya yang berdiri dengan raut yang tak kalah khawatirnya. Bersamaan dengan itu dokter keluar dengan raut wajah lelahnya.

"Gimana keadaan anak saya dok?" tanya Saras mami Davin.

"Maaf pasien mengalami koma. Benturan yang cukup keras di bagian kepalanya mengakibatkan pembengkakan dan pendarahan pada otak pasien." mereka semua terkejut mendengar ucapan dokter. Saras langsung histeris dan jatuh pingsan, beruntung papi Davin selalu di samping istrinya.

Chacha, Angel dan Jessica saling memeluk dan menangis sesenggukan. Dadanya sesak mendengar pernyataan dari sang dokter. Walaupun perasaannya ke Davin tak lagi sama. Namun rasa sayangnya ke Davin masih sama. Laki-laki yang dulu selalu memberikan ia perhatian kecil, yang selalu membuat ia merasa nyaman kini terbaring tak berdaya dengan alat-alat rumah sakit yang melekat di tubuhnya.

"Sayang, tenanglah Davin itu kuat. Ia pasti bisa bertahan." Nathan menarik Chacha ke pelukannya membuat gadis itu semakin terisak. Nathan mendongakkan kepalanya menatap langit-langit rumah sakit menghalau air matanya agar tak jatuh.

Azka, Dava dan Gilang sudah tak bisa membendung air mata mereka. Mau sekuat apapun mereka tahan air mata mereka tetap jatuh. Mereka bertiga menangis dalam diam dan dalam hati berdoa semoga sahabat mereka cepat sadar.

"Angeel....." pekik Jessica saat Angel jatuh pingsan, beruntung ia masih bisa menahan tubuh mereka. Dengan sigap Dava langsung menggendong tubuh Angel, ia tahu gadis itu pasti sangat terpukul melihat kondisi Davin. Gadis yang selalu bersikap dewasa dan sabar namun jauh di dalam lubuk hatinya gadis itu juga sangat kesepian.

******

Mereka memasuki ruangan Davin satu persatu. Kini giliran Chacha yang memasuki ruangan itu. Air matanya tak bisa lagi ia bendung tatkala melihat tubuh Davin di penuhi dengan beberapa alat rumah sakit di tubuhnya. Suara monitor dan isakannya yang mengisi ruangan tersebut.

NATHANIEL (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang