Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]

Part. 12 | Mencari si Pemilik Dendam

' Balas dendam hanya akan melahirkan dendam yang lainnya. '
- Jekyll, Hyde and Me -

⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜

"Kalian! Apa kalian sudah kehilangan akal?! Terutama dirimu, Minho! Apa kau masih ingat dengan kejadian 2 tahun lalu? Kau mungkin benar-benar ingin di pindahkan ke pelayanan masyarakat. Apa pendisiplinan satu tahun itu masih kurang untukmu? Kau juga, Sunbi! Kenapa tidak berusaha untuk menghentikan Minho? Kau malah ikut berkelahi disana, sekarang orang yang kalian pukuli sedang di rawat di rumah sakit. Mereka masih belum memberikan keterangan kalau mereka satu komplotan dengan penembak tersebut." Siwon terlihat sangat marah saat berbicara, seluruh anggota tim kali ini sedang menundukkan kepala mereka.

"Tapi, ketua. Itu adalah sebagian dari usaha untuk melindungi diri, lagi pul-"

"Lee Sunbi, apa kau baru saja menyela pembicaraanku?" Ketua tim menatap tajam ke arahnya, membuat Sunbi kembali menundukkan kepalanya sambil meminta maaf.

"Saya minta maaf." Sunbi kembali membungkam mulutnya sendiri, tapi dia tidak ingin jika ketua tim kembali salah paham pada tindakan Minho. Memang Minho salah dalam situasi ini karena dia telah bergerak di luar perintah, dirinyapun sama.

"Jika berada dalam situasi tersebut keselamatan warga sipil lebih penting daripada ego sendiri. Minho, berpikirlah sebelum bertindak dan pikirkan juga rekanmu. Jika ini terulang lagi, aku akan bicara dengan kepala Kim untuk memindahkanmu ke divisi lain lagi."

Rahang Minho mengeras berusaha untuk menahan amarahnya, ketua tim keluar dari ruangan tersebut. Minho melangkah keluar melihat hal tersebut Sunbi langsung mengekor di belakang Minho sambil memanggil naman pria tersebut beberapa kali namun Minho sama sekali tak menghiraukan panggilan-panggilan yang di lontarkan Sunbi, dia tahu hal ini sangat berat bagi Minho. Menjadi polisi adalah cita-citanya sedari dulu, dia berjuang untuk menggapainya. Namun, suatu hal terjadi membuat dirinya di pindahkan dari departement kepolisian. Walau dia tanpa sengaja melakukannya, yah siapapun akan beralasan begitu jika ada dalam situasi seperti Minho saat itu.

"Minho! Aku tahu perasaanmu saat ini, tapi kau harus-"

Pemuda itu membalikkan badannya lantas memotong ucapan Sunbi. "Aku harus apa? Katakan apa yang harus aku lakukan, kau pikir aku menyukai pekerjaan ini? Iya, kejadian itu memang salahku dan aku berhak mendapatkan ini. Jadi, jangan berusaha menghiburku dengan mengatakan kalau kau mengerti perasaanku."

Sunbi mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Minho dalam berusaha untuk mengerti suasana hatinya saat ini, dia lantas berucap. "Minho. Lihat sekarang siapa yang kekanakan! Hanya karena kau di pindahkan dari departement kepolisian apa menurutmu semuanya sudah berakhir? Jika kau tidak menyukai pekerjaan ini, lalu kenapa kau masih tetap ada di sini?"

Saat mendengar hal itu, Minho mematung di tempatnya. Benar apa yang di katakan Sunbi, kenapa dia masih ada di tempat itu sampai sekarang. Alasannya, dia ingin melindungi Sunbi di setiap langkahnya karena hanya itu yang dapat di lakukan Minho, menepati janjinya pada ayah Sunbi yang sudah gagal dia lindungi.

"Kau tidak sedang memintaku untuk membuat surat pengunduran diri, kan?"

Sunbi menggelengkan kepalanya sambil menatap Minho dengan yakin, mereka sudah saling mengenal sejak lama dan Sunbi sangat paham dengan tabiat Minho, yah walau tidak semuanya. Dia selalu berjuang lebih dari siapapun untuk mencapai tujuannya, dia adalah pekerja keras dan jenius tapi di satu sisi saat ada kejadian mendesak apapun dia akan selalu bertindak egois dan Sunbi ingin menutupi kekuarangan tersebut dengan selalu berada di sisinya. Tapi, Sunbi adalah gadis biasa dan juga bukanlah tipe yang superior, jadi dia tidak selalu memahami apa yang ada dalam pikiran Minho. Gadis itu lantas berkata. "Jika kau benar-benar mengira kalau semuanya sudah berakhir hanya karena kau sudah merusak impianmu. Lalu, apa aku juga harus menyerah karena aku sudah kehilangan mimpiku sejak dulu. Kau tahu maksudku, kan?"