Part. 39 | Peace and Quiet

64 9 4
                                    

‘Setiap pembunuh mungkin seorang teman lama.’
—Jekyll, Hyde and Me—

||||||||||||||

'Kenapa dia selalu melakukan hal ini karena alasan yang sama?'

Itulah yang selalu menjadi pertanyaan dihati Rosaline selama ini. 'Aku ingin mengakhirinya sekarang. Karena ini terlalu sulit untukku.'

Hal itu juga yang sekarang memenuhi pikirannya, dia ingin meninggalkan Jeha. Tapi, disisi lain dia juga tidak ingin membuatnya merasakan kesepian yang sama seperti dirinya. Hampa, terasa kosong dan sangat merindukan cahaya.

Perasaan-perasaan seperti itu sangat membuat frustrasi, dan Rosaline tidak ingin Jeha merasakan hal yang sama karena baginya Jeha adalah hal yang berharga.

Rosaline sangat yakin jika dia bertanya dan mengatakan tentang dirinya yang sudah tahu tentang kebenarannya, Jeha pasti tidak akan memberikan jawabannya, dia mungkin akan berusaha untuk menyekap dirinya lagi.

Ditengah rintik hujan di malam hari itu Rosaline berjalan entah kemana, setiap orang yang melihatnya menawarkan bantuan dan menatap iba. Dia sedikit bersyukur pada hujan, karena hujan dia dapat menangis tanpa ada orang yang tahu.

'Tidak apa-apa.'

'Masih tidak apa-apa. Rosaline tidak bilang membenciku.'

'Jadi, kemungkinannya memang begitu.'

'Ataukah, Rosaline memang membenciku?'

Jeha banyak memikirkan perkiraan-perkiraan terburuk yang bisa didapatnya. Dia terus membuntuti Rosaline yang berjalan entah kemana.

Rosaline, kumohon janganlah bersikap seperti ini.  Kumohon, kau takkan meninggalkanku, kan?

Kenapa, kau mengambil pilihan itu?

Kupikir kau tidak akan meninggalkanku dan akan melindungiku selamanya.

Tapi kenapa kau bersikap sepert ini.

Batin Jeha terus berkata tidak mungkin Rosaline meninggalkannya, tidak mungkin Rosaline membencinya. Tapi, bisa saja itu terjadi jika Rosaline telah benar-benar lelah dengan dirinya yang selalu merahasiakan segalanya dari dirinya. Seperti kata seseorang, kesabaran manusia ada batasnya.

Langkah Jeha terhenti saat Rosaline duduk di bangku mini market tepat di depan portal perumahan tempat tinggal Baekhyun sekaligus dirinya.

"Apa kau tersesat saat hendak pergi ke suatu tempat?" Jeha berucap saat dirinya menghampiri Rosaline.

"Tentu saja tidak, aku berusaha pergi ke tempatmu."

"Tempatku?"

"Iya, karena hanya kaulah satu-satunya orang yang bisa bersamaku. Tapi, aku muak gemetar ketakutan saat kita bicara. Aku ingin kita bicara satu sama lain tanpa mencemaskan ketakutan dan mimpi buruk. Itu sebabnya aku kesini."

Jeha terdiam menatap gadis dihadapannya yang masih tertunduk, dengan perlahan gadis itu mengangkat tangannya berusaha untuk menggenggam tangan Jeha.

"Jeha.."

"Apakah salah jika aku mengetahui segalanya tentangmu?"

Rosaline mengangkat matanya yang berlinang air mata, pandangan sendu kedua orang itu saling beradu dalam gelap malam kembali mengabaikan rintik hujan yang masih menusuk jalanan.

Jeha membawa tubuh Rosaline kedalam dekapannya seraya berkata, "aku hanya sangat cemas, Rosaline. Sulit bagiku untuk mempercayai orang lain selain diriku sendiri. Bahkan orang yang kuanggap keluarga meninggalkan diriku sendiri."

Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang