Part. 24 | Sean Braud

79 17 8
                                    

‘ Di lain cerita ada pertemanan erat yang saling melengkapi. Mereka adalah Sean dan Edward. ’
- Jekyll, Hyde and Me -

|||||||||||

Sunbi melambaikan tangannya saat dia melihat jika orang yang sedari tadi ditunggunya baru saja masuk melalui pintu utama rumah makan itu, Minho tersenyum sambil berjalan dengan semangat kearah Sunbi. Yah, setelah menemui Hyunbin di kantornya hari ini, dirinya hendak meminta pendapat dari sahabatnya tentang pekerjaan sementata yang ditawarkan oleh Hyunbin.

"Maaf, apa kau menunggu lama?" Pria berambut pekat itu bertanya sesaat setelah dia sampai di hadapan Sunbi, menarik kursi di depan Sunbi lalu duduk.

"Tidak, aku juga baru sampai. Aku sudah memesankan makanan. Bagaimana pekerjaan?"

"Aku dan yang lainnya sedang menyelediki kasus baru, pembunuhan yang disamarkan menjadi kebakaran. Sudah ada tiga kasus yang sepertinya saling berhubungan, ahh karena ini kami selalu lembur."

Mata Minho saat itu memang tampak lelah, apa kasus kali ini memang sebegitu sulitnya? Pembunuhan yang disamarkan menjadi kebakaran ya. Rasanya aku pernah mendengar hal itu beberapa kali dalam beberapa tahun ini.

"Sebenarnya itu tidak dapat dikatakan sebagai 'disamarkan' karena api itu sendiri awalnya memang berasal dari jasad para korban, jadi si pembunuh memang seperti sengaja sedang melakukan upacara pemakaman untuk korbannya. Seperti melakukan kremasi." Ucapnya yang kini membuat Sunbi mengkerutkan dahinya hendak bertanya.

"Tapi kenapa kau menyebutnya sebagai pembunuhan? Jika api berasal dari jasad korban itu sendiri, bisa jadi korban melakukan bunuh diri."

"Tapi hasil autopsi menyatakan jika di tubuh korban telah ada luka sebelum terbakar. Cekikan brutal sampai tulang leher mereka patah, kau bisa bayangkan bagaimana si pelaku mencekiknya? Membayangkannya saja sudah membuatku tak bisa bernapas."

Mendengar hal itu Sunbi membulatkan matanya, dia seperti sedang kembali ke masa lalu saat mendengar itu. Di cekik sampai tulang leher mereka patah? Demi apapun hal itu membuat Sunbi mual.

"Jika kuingat-ingat lagi, ayah Sunbi juga mati karena sebuah cekikkan.. Apakah ini pelaku yang sama, yah bisa saja pelaku kematian ayah Sunbi masih berkeliaran dan kembali melakukan pembunuhan berantai ini. Yah, menyelesaikan kasus ini dapa-.. " Minho bergumam dengan pikirannya yang sepertinya sama seperti Sunbi, berkelana entah kemana. Minho memang merasa bertanggunh jawab atas kematian ayah Sunbi, yang bahkan Sunbi tidak pernah menyuruh jika Minho harus merasa seperti itu.

"Choi Minho!" Sunbi memanggil nama pria itu dengan tegas saat Minho sama sekali tidak mendengar panggilannya tadi.

"Ah, Sunbi.. Maaf."

"Berhenti memikirkannya, kau kembali melakukan kebiasaan burukmu. Setelah ini cobalah minta untuk ijin, lalu tidur. Kantung matamu buruk sekali, aku tak mau hanya karena kasus ini kau jadi sakit." Ucapku, yang membuatnya menurunkan tangan dari pelipisnya lalu menatapku dengan senyum canggung.

"Ahh, maaf. Seharusnya kita bertemu untuk membahas pekerjaanmu itu. Jadi, bagaimana?"

Tentu saja Minho langsung mengalihkan topik pembicaraan mereka, dia bahkan menghindari tatapan mata Sunbi yang sedang jelas-jelas menatapnya. "Yah, aku masih memikirkan untuk menerimanya. Namun, sepertinya aku akan menerimanya dan akan datang lagi besok."

"Sunbi, kau benar-benar akan bekerja pada Hyunbin? Maksudku, kau tahu dia selalu saja hampir terbunuh dimanapun dia berada."

Sunbi menatap Minho dengan tegas, dia tahu jika pria itu sedang khawatir padanya. Tapi, sekarang lihatlah keadaan siapa yang patut untuk di khawatirkan.

Jekyll, Hyde and Me [Exo's Baekhyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang