MOURA'S | 1.7

205 35 92
                                    

1.7 | Run.


"Kita enggak jadi pergi, Moura??"

"Jadi, Bryan. But teman-teman ikut juga."

"Kenapa? Mau protes?" Tanya Narendra yang ternyata sudah lebih dulu datang, dan duduk di atas motornya, sambil melirik Bryan yang siap melayangkan protesnya.

Bryan merengut. "Nggak."

"Ngambekan lo kaya cewek." Cetus Gani sambil merangkul pundak Bryan.

"Kan jarang-jarang ya gua jalan sama cewek." Ucap Bryan berbisik.

"Yaudah, entar jalan sama gue."

Bryan menoleh, menatap lamat Gani di sebelahnya. "Tapi lo yang traktir, ya."

Gani memutar mata jengah, lalu melepas rangkulannya. "Pantes nggak ada cewek yang mau."

"Julio!"

Semua pandangan ikut beralih pada lelaki yang barusan dipanggil Moura.

"Kenapa, Kak?"

"Kamu ikut kita, ya?"

Julio memandang Bryan, Gani, dan yang lain satu persatu. "Mau kemana?"

"Makan." Sahut Narendra yang memang dari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Dapat berapa?" Tanya Moura.

"Ini gue dapetinnya rebutan, lumayan dapet 10 bangku."

Moura menghitung jumlah teman-temannya. "Kamu mau ikut?" Tanya nya mendapati satu teman Julio yang menyempil.

"Emang boleh, Kak?"

"Kalo enggak, dia enggak bakal nawarin." Cetus Gani.

"Boleh, deh. Makasih."

"Kak, tapi gue mau antar pesenan mamah dulu."

Moura terdiam menatap Julio, yang juga membuat Narendra ikut memperhatikan.

"Ya udah, anter aja dulu pesenannya, trus entar lo nyusul." Narendra melirik Moura. "Iya 'kan?"

Moura mengangguk setuju.

🦋

Julio memasuki kantin rumah sakit tempat mamahnya bekerja. Karena Julio tidak mungkin menolak ajakan kakak kelasnya itu jadi ia ikuti rencana tadi, jadi setelah mengantarkan barang Laura yang tertinggal di rumah, nanti Julio akan menyusul mereka di restaurant yang sudah dibooking.

"Mah."

Laura yang sedang menyantap jatah makanan siangnya menoleh. "Hai! Sini duduk." Laura menarik kursi kosong di sebelahnya. "Bel, kenalin ini anakku."

Seorang wanita mengangkat kepalanya dari ponsel. "Oh ini! Kok kamu ganteng banget!?" Bella mengusap punggung Julio sambil melirik mamahnya. "Mirip almarhum banget, ya??"

"Jiplakan banget dia sama bapaknya." Laura beralih pada Julio. "Ini Bella, sahabat aku dari jaman magang."

"Julio." Ucapnya sambil menyalami tangan Bella sopan. Setelahnya ia memberikan berkas Laura yang tertinggal.

MOURA'S [ END ]Where stories live. Discover now