MOURA'S | 0.5

547 92 27
                                    


0.5 | Existence.






Moura menutup pintu lokernya setelah memasukkan buku-bukunya ke dalam. Kemudian ia berjalan ke arah kelas berniat untuk mengambil power bank di tas.

"Moura."

Moura menghentikan langkahnya ketika mendengar panggilan seseorang.

"Lo udah isi data yang tadi di kasih Bu Anya?" Tanya Bayu.

Moura terdiam.

Dan Bayu yang paham, meringis sungkan. "Did you fill in the data?"

Moura mengangguk dan memberikan selembaran kertas yang ia isi tadi sebelum keluar dari perpustakaan.

Bayu mengeceknya sebentar. "Thank's, Moura." Ucapnya sebelum pamit pada Moura untuk kembali ke ruang osis.

Moura kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

DUGH

Moura berdecak tatkala ada yang menabrak punggungnya keras. Pun kemudian ia membungkuk untuk mengambil ponselnya yang jatuh.

Setelah menegakkan tubuhnya, Moura menatap perempuan yang telah menabraknya barusan, dan sekilas membaca nametag di dadanya. "Can't you use your eyes while you walking, Megan?"

"Lo yang lelet, ya." Balas Megan dengan kekehan.

"Bukan dia yang lelet, lo yang gak pake mata!"

Moura tersentak. Ia menoleh pada Gani yang ikut mencetus galak.

"Apasih–,"

"Apa?! Lo yang nabrak, tinggal minta maaf doang susah banget." Omel Gani dengan mata melotot.

"Males." Bales Megan sembil memutar bola matanya.

"Ya gitu, emang lu jelek!" Gani benar-benar dibuat emosi. "Udah, pergi sana!" lanjutnya menyentak sebelum saudara tirinya ini tambah kurang ajar.

Pun Megan akhirnya pergi sambil mendelik sinis pada Moura.

"Aku tidak mengerti apa yang kalian ributkan, tapi aku berterima kasih, Gani."

Wajah Gani berubah cerah, ia menatap Moura hangat. "Sama-sama, Moura. Tapi dia memang sangat menyebalkan!"

Moura terkekeh pelan. "Kau mau ke kelas?"

"Ya, aku mau mengambil catatan siswa yang tertinggal."

Moura mengangguk, pun keduanya beriringan menuju kelas yang tinggal melewati beberapa ruangan lagi.

Mereka memasuki kelas yang cukup sepi karena sudah memasuki jam istirahat. Moura berjalan menuju tempat duduknya yang ternyata satu meja dengan Gani.

Gani mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum menanggapi kebingungan Moura.

"Ka Gani, kata Ka Bayu jangan lama!" Sahut salah seorang anggota osis dari luar kelas.

"IYA, SABAR!"

Gani mengeluarkan beberapa map dari bawah mejanya, 2 map ia pegang, dan sisanya ia tinggal. Pun kemudian ia keluar kelas untuk menitipkan 2 map tadi pada Della, adik kelasnya yang barusan teriak.

MOURA'S [ END ]Where stories live. Discover now