CHAPTER XLI

1.9K 222 124
                                    

I've been here before
But always hit the floor
I've spent a lifetime running
And I always get away
But with you I'm feeling something
That makes me want to stay
-Writing's On the Wall by Sam Smith-

DINGIN. Sunyi yang menyelimuti kembali menyeruak. Ada pilu yang kini bergejolak. Ratusan daun kini terkubur dalam dekap salju. Yibo masih di sana, memeluk sang malaikat manis yang senantiasa bergelung dalam kehangatan. Ia tak lagi bisa berucap walau hanya satu kata. Lidahnya terlanjur kelu tatkala mengingat setiap kalimat yang pernah dilontarkan Yuchen dan Zhuocheng tempo hari. Ia tak lagi sanggup menelisik lebih jauh apa yang pernah ia simpan dalam otaknya terutama menyangkut hukuman yang 'kan diterima oleh seseorang ia cintai.

"Ayo kita menikah. Ayo kita mulai hidup yang baru dan melupakan kisah kelam yang dulu sempat singgah dan memisahkan kita," gumam Xiao Zhan.

Yibo masih diam. Tak ada kekuatan lebih yang mana bisa membawanya kembali ke alam sadar. Pemuda itu terlalu beku dengan segala luka yang tak ingin ia sapa.

"Kau ingat? Dulu kau pernah melamarku di gedung teater dan mengatakan jika kau akan menunggu hari di mana aku akan memberikan jawaban. Inilah jawabanku, aku mau menikah denganmu. Mari kita ucapkan janji suci. Aku ingin sekali merasakan bahagia itu seperti pasangan lain. Jadikan aku milikmu seutuhnya di dunia ini, Yibo."

Yibo mendekap Xiao Zhan dengan sangat erat. Ia benar-benar ketakutan sekarang. Sangat. Pemuda itu memejamkan mata dan mengecup lembut puncak rambut Xiao Zhan dengan lembut dan penuh kasih.

"Kenapa hanya diam? Apa aku baru saja mendapatkan penolakan?" tanya Xiao Zhan.

Yibo menggelengkan kepalanya. "Aku tidak menolak."

"Lalu?"

Helaan napas panjang baru saja Yibo lakukan. Pemuda mengusap kepala Xiao Zhan dengan gerakan lembut dan hati-hati.

"Apa kau berniat membunuh dirimu secara perlahan? Aku sudah tahu semua rahasia dan fakta tentang dirimu tanpa terkecuali. Aku tahu mengapa kau menolak saat aku berulang kali ingin menikahimu. Sekarang, mengapa kau berubah pikiran? Kau jelas tahu semua akan berjalan buruk. Aku bahagia dan kau terluka. Usiamu akan dipersingkat setelah pernikahan itu berlangsung dan kau masih nekad untuk melakukannya?"

Xiao Zhan bungkam untuk beberapa saat. Pemuda itu tak lagi bersuara. Hanya tetes hangat yang terasa di pipi dan berjatuhan ke atas pembaringan.

"Zhan, jangan lagi menyiksa dirimu sendiri hanya karena kau ingin membuatku bahagia. Jangan membuatmu terluka hanya karena kau ingin menciptakan tawa dan kenangan di waktu yang tersisa. Aku ingin kau bahagia tanpa ada duka yang menyerang dirimu."

Xiao Zhan menggelengkan kepalanya. "Aku akan bahagia jika kau mau menikahiku."

Yibo berdecak. Ia lupa seberapa keras kepalanya malaikat manisnya ini.

"Zhan, kita---"

"Kau sudah berjanji!" Xiao Zhan menyergah, "Kau sudah mengatakan jika kau akan mengabulkan apapun yang kuminta tanpa terkecuali! Kau sudah berjanji untuk jadi sandaran terakhirku suatu saat nanti, jadi tepatilah. Buktikan padaku jika kau memang pria sejati."

Tak ada lagi yang bisa Yibo lakukan selain diam. Pemuda itu sudah ditodong oleh ucapan Xiao Zhan yang memang ada benarnya.

520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang