CHAPTER II

3.4K 417 135
                                    

Aku bukanlah malaikat yang baik yang bisa menghentikan hujan secara serentak atau membuatkan siang menjadi malam. Kuasaku tak sehebat itu.
Namun ... Aku punya hal yang bisa kubanggakan.
Aku malaikatmu. Malaikat yang akan membawakanmu kasih dan rasa cinta. Aku juga akan memberimu kebahagiaan dengan caraku.
Caraku cukup sederhana namun indah, jadi bersiaplah untuk jatuh cinta pada malaikat sepertiku, ya?



BEL gereja tua itu berdenting tiga kali. Burung-burung di atas atap mulai berterbangan. Sesosok pemuda tinggi, manis sekaligus tampan sedang mempautkan bibirnya sambil mengusap bulu kelinci putih di pangkuannya. Sesekali manik indah itu menatap sang senior yang memarahinya sejak dua jam yang lalu tanpa henti. Tentu, keduanya juga tidak beranjak dari depan gereja selama dua jam ini.

Pemuda manis dengan rambut hitam itu mengusap kepala kelinci putih di pangkuannya dengan lembut. Ia tersenyum manis saat menyadari sang kelinci tampak mengantuk dan perlahan mulai tertidur.

“Xiao Zhan!”

“Hadir!”

Xiao Zhan---pemuda yang kini mendekap sang kelinci-pun tampak mengerjapkan kedua matanya saat sang senior meneriaki namanya tadi. Ia meringis pelan saat pemuda dengan jas hitam di depannya itu menatapnya dengan tajam.

“Aku bicara selama 2 jam ini dan kau malah asyik dengan kelinci itu?”

Xiao Zhan menundukkan kepalanya, walau pemuda yang berdiri di hadapannya itu adalah malaikat senior, tapi tetap saja, pria bernama Wang Zhoucheng itu sangatlah menyebalkan di mata seorang malaikat junior macam Xiao Zhan.

“Kutanya untuk kesekian kalinya, apa dosamu hari ini?” tanya Zhoucheng.

Xiao Zhan menyernyit. “Dosa? Hei, Zhoucheng, aku baru tahu jika malaikat bisa melakukan dosa.”

“Tentu saja kau yang pertama kali melakukannya.”

“Aku?" Xiao Zhan menggelengkan kepalanya. “Yang benar saja. Aku ini tidak melakukan dosa, dosa apa sih? Aku menyelamatkan kelinci kecil ini saat ada pengendara sepeda yang akan menabraknya tadi. Dengar baik-baik, aku me-nye-lamat-kan kelinci ini. Apa itu disebut dosa? Dasar malaikat aneh.”

Zhoucheng berdecak. “Aku tak masalah jika kau menyelamatkan kelincinya, yang kupermasalahkan kenapa juga kau malah berbuat usil hingga si pengendara sepeda itu jatuh ke selokan penuh lumpur, bodoh!”

Xiao Zhan bangkit berdiri. “Aku melakukannya karena aku sebal. Orang itu berkendara tanpa melihat jika kelinci kecil ini ada di jalanan. Dia sepertinya sengaja akan menabraknya, jadi kubuat dia jatuh dari sepeda dan terjerembap di selokan kotor itu.”

“Tetap saja itu salah. Kau tak perlu memberinya peringatan atau hukuman. Tugas malaikat itu hanya melindungi makhluk di dunia ini tanpa melakukan balas dendam, Xiao Zhan! Sudah berapa banyak kesalahan yang kau perbuat bulan ini? Kau bahkan lebih banyak menjahili orang dibanding menyelamatkan nyawa orang lain. Sebenarnya kau ini malaikat atau hantu jadi-jadian?”

Xiao Zhan menundukkan kepalanya. “Iya, maaf, maaf. Aku tidak akan melakukannya. Ini hari terakhirku, aku takkan lagi melakukan perbuatan aneh hingga malam nanti, cukup satu kali saja, oke?”

Zhoucheng melirik Xiao Zhan dengan penuh selidik. “Kau yakin?”

“Tentu saja. Mana mungkin malaikat tampan sepertiku berbohong?”

“Cih, malaikat tampan?” Zhoucheng menggelengkan kepalanya lalu menaiki anak tangga menuju pintu masuk gereja tua itu. “Aku tak mau mendengar alasan lain lagi ataupun kesalahanmu lagi. Hari ini adalah hari terakhirmu di dunia, kau akan kembali ke surga bersamaku. Ya, setidaknya sebelum jam 12 malam nanti. Jangan sampai terlambat, jika kau terlambat, pintu akan ku tutup dan kau akan tinggal di dunia tanpa bisa kembali ke surga.”

520 (Diterbitkan) ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя