CHAPTER XXXIV

1.7K 252 83
                                    

YIBO duduk di kantin rumah sakit setelah mengganti pakaian yang tadi sempat dibawakan oleh Haikuan. Pemuda itu kini menikmati segelas teh hangat guna menghilangkan rasa dingin yang kini mulai terasa menusuk. Waktu menunjukkan pukul 1 dini hari. Yibo termenung di salah satu kursi yang mana berhadapan langsung dengan Yuchen.

“Kupikir malaikat itu hanyalah imajinasi belaka. Ternyata malaikat memang benar-benar nyata,” ucap Yibo setelah beberapa menit diam dalam keheningan.

Yuchen menatap Yibo dengan lekat. “Tuhan dan malaikat memang nyata.”

Yibo tersenyum samar. “Benarkah? Apakah Tuhan benar-benar ada? Jika memang iya, bisakah aku bertemu dengannya? Aku ingin mengatakan satu hal penting.”

Yuchen memicing. “Apa yang akan kau katakan? Kau tak perlu bertemu dengannya karena dia selalu bisa mendengar apapun yang kau katakan.”

“Jika begitu, apa dia mendengar saat Xiao Zhan memohon pertolongan?”

Yuchen terdiam. Ia menatap Yibo dengan saksama.

“Kenapa dia tidak menolong saat Xiao Zhan dalam bahaya?”

Yuchen menggeleng. “Tuhan selalu memiliki tujuan lain di setiap peristiwa.”

“Dan kali ini, apa tujuannya?”

Yuchen mengesap kopi yang tadi ia pesan.

“Dengan terjadinya masalah ini kau bisa tahu siapa itu Sean dan siapa itu Xiao Zhan. Kau jadi paham bahwa pemikiranmu tentangnya selama ini adalah salah besar. Dengan adanya kejadian ini kau bisa mengerti sebesar apa arti dirinya di hidupmu. Bukankah begitu?”

Yibo terpaku. Pemuda itu setuju dengan apa yang diucapkan Yuchen kali ini. Dengan adanya kejadian inilah semua misteri Xiao Zhan kini terungkap dan ia jadi tahu bahwa perasaannya terhadap Xiao Zhan bukan lagi suka melainkan cinta.

“Jadi ... kalian semua adalah malaikat?”

“Ya. Aku malaikat agung yang mengangkat dan membawa Sean menjadi malaikat junior. Aku meminta Zhuocheng untuk menjaga Sean hingga detik ini.”

Yibo menyernyit. “Jika begitu … kenapa sebelum-sebelumnya kau terlihat sangat membencinya?”

“Karena aku punya alasan.”

“Alasan apa?”

Yuchen diam untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia mengembuskan napas berat.

“Di kehidupan sebelumnya, aku adalah seorang pangeran. Aku mencintai seorang putri bernama Wang A Lin. Kami saling mencintai namun hubungan kami tak direstui. Singkat cerita kami memilih untuk mati bersama dan menjadi dua batu besar yang kini menjadi ciri khas Pantai Tian Ya.”

Yibo menaikan alisnya. “Pantai Tian Ya? Bukankah itu tempat tinggal Xiao Zhan waktu itu?”

“Ya. Juga tempat di mana kau bertemu dengannya kan?”

Yibo menganggukkan kepalanya. “Ya betul. Lalu kaitan dengan Xiao Zhan?”

“Aku terlahir kembali sebagai seorang malaikat agung namun putri A Lin bereinkarnasi menjadi seorang pemuda bernama Wang Yibo.”

Degg! Yibo terdiam. Pemuda itu menganga dengan jantung berdegup cepat.

“Ma ... maksudmu ... dia … bereinkarnasi menjadi diriku?”

Yuchen mengangguk. “Awalnya aku tak percaya, tapi kenyataan membuatku tersenyum miris. Aku baru mengetahui jika ada gadis yang bisa bereinkarnasi menjadi seorang pria maskulin.” Yuchen menggelengkan kepalanya.

520 (Diterbitkan) ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora