CHAPTER XVII

1.9K 260 70
                                    

Sometimes we learn the harder way that strikes the chord in me. Someday we’ll find the silence away from all. We have God.
-Pray by Klang-



“Dia akan mati karena cintamu. Begitupun sebaliknya.”

Jawaban Zhuocheng membuat Xiao Zhan membeku. Ada rasa dingin yang mendekapnya secara mendadak. Lidahnya kelu dan jantung terpompa dengan cepat. Xiao Zhan meneguk salivanya dengan kasar hingga pada akhirnya memandang Zhuocheng yang masih berdiri dan mematung di ambang pintu.

“Di ... dia ... akan mati?”

Zhuocheng masih memunggungi Xiao Zhan, bukan karena dia tak peduli, tapi karena dia pun tak sanggup untuk melihat ekspresi Xiao Zhan yang pastinya cukup muram.

“Kenapa?”

“Apanya?”

Xiao Zhan yang masih bersimpuh di atas lantai pun kembali berucap, “Kenapa ada hukuman sejahat itu?”

“Jadi kau menganggap jika Tuhan jahat?” Zhuocheng segera berbalik dan menatap Xiao Zhan dengan tajam.

Xiao Zhan menggeleng. “Tidak. Maksudku ... kenapa harus dia yang menanggung hukuman sementara kita yang berbuat salah?”

“Itulah cinta. Indah tapi menyakitkan.”

Xiao Zhan tertawa hambar. “Lalu? Apa aku harus menghentikannya sementara aku sudah terlanjur nyaman?”

Zhuocheng mengepalkan kedua tangan di sisi paha, “Lakukan. Lakukan apa yang kuminta. Lupakan dia dan bersikaplah secara profesional. Dia majikanmu sekarang, jadi bersikaplah seolah kau tak pernah mencintainya.”

“Itu tidak mudah.”

“Aku hanya memberikan saran. Selebihnya, ku serahkan padamu. Kau sudah menyelamatkan hidupnya satu kali. Kau tak tega membuatnya mati saat itu. Sekarang, apa kau tega melakukanya? Membiarkan Wang Yibo mati di tanganmu?”

Xiao Zhan bungkam. Kepalanya tertunduk cukup lama. Ia meremas kuat jaket yang ia kenakan.

“Apa ada pilihan atau hukuman lain---selain membuatnya terbunuh karena cintaku?” tanya Xiao Zhan dengan suara lirih.

“Aku takkan memberitahumu. Itu jauh lebih baik. Tak peduli jika kau menganggapku jahat sekalipun. Tapi … aku takkan mengatakannya karena aku peduli padamu,” jelas Zhuocheng.

Xiao Zhan menengadahkan kepalanya guna menatap Zhuocheng yang berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang.

“Aku mohon, katakan. Katakan hukuman lain yang akan didapat jika aku berani untuk mencintai Wang Yibo.”

Zhuocheng menggelengkan kepalanya sementara Xiao Zhan memandangnya penuh harap.

“Zhuocheng. Tolong. Katakan.”

Zhuocheng mengembuskan napas kasar, ia melepaskan pandang ke arah lain karena melihat Xiao Zhan yang tampak berharap lebih.

“Kau bisa menukar nyawanya dengan nyawamu.”

Wajah Xiao Zhan mendadak pasi. Ia menggigit bibir bawahnya sebelum mengulas senyuman sendu.

“Kalau begitu aku setuju dengan pilihan yang kedua.”

Zhuocheng melotot, rahang pemuda itu menegang sementara giginya bergemeletuk karena menahan emosi yang membuncah.

“Kau rela menukar nyawamu hanya untuk manusia kasar sepertinya? Apa-apaan ini? Kau rela mencintainya dan membuatmu kehilangan nyawa?”

“Bukankah aku memang sudah mati hingga aku diangkat menjadi seorang malaikat? Bukankah aku sudah mati satu kali? Mati untuk kedua kalinya pasti tidak akan masalah. Aku bisa menerima asalkan Yibo tak terluka karena cintaku.”

520 (Diterbitkan) ✓Where stories live. Discover now