CHAPTER XXI

2K 264 27
                                    

Love is deep, I miss you more than before ...
Love is difficult, I love you more than ever ...
-I Miss You More by Bii-

Suasana di Pantai Tian Ya masih menegang. Yibo masih menatap Yuchen dengan penuh tanya sementara Yuchen hanya menggeleng lalu menatap Xiao Zhan yang pucat di sisi Yibo. “Jika suatu saat, dia harus mendapatkan luka karena kau mencintainya, apa kau akan melepasnya? Apa kau rela dia terluka dan mati karenamu?”

Yibo terkekeh dan menggeleng. “Hentikan. Aku tidak mau lagi mendengar omong kosong ini.”

Yibo kembali melangkah, ia ingin sekali pergi dari sana karena sudah jengah dengan ucapan Yuchen yang terdengar rumit dan tak masuk akal.

“Xiao Zhan sakit. Dia takkan bisa bertahan lama.”

Yibo kembali menghentikan langkahnya. Ia mematung saat mendengar ucapan Yuchen yang begitu menyakitkan. Yibo menoleh pada Xiao Zhan yang masih tak mau bicara dan ambil andil dalam perdebatan itu.

“Dia pendusta yang hebat, 'kan? Dia tak memberitahumu soal hidup dan masalah yang ia alami.”

“Aku tak mau mempercayai omong kosongmu.”

“Percaya atau tidak, aku sudah mengatakannya padamu. Setidaknya aku peduli dan memperingati agar kau tak terlalu berharap lebih padanya. Jika kau tak lagi mau merasakan kehilangan, maka mundurlah dari sekarang. Setidaknya itu lebih baik dibandingkan terluka di kemudian hari.”

Yibo menghembuskan napas kasar lalu tanpa menjawab ataupun merespon ucapan Yuchen, ia bergegas pergi bersama Xiao Zhan. Ia tak lagi mau mendengar kabar menyakitkan di hari ini. Cukup Sean yang meninggalkannya, tidak dengan Xiao Zhan!


🍁🍁🍁

Senja di ujung sana mulai memudarkan cahayanya. Sinar bewarna oranye terlukis indah pada langit. Ombak besar mulai mendarat pada pesisir, terhempas dan menabrak karang dengan keras.

 Ombak besar mulai mendarat pada pesisir, terhempas dan menabrak karang dengan keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yibo masih menggenggam tangan Xiao Zhan dan menjauh dari jangkaun Yuchen. Ia menghela napas berat dan melepaskan tangan kurus itu dari genggamannya. Yibo berbalik dan menatap Xiao Zhan dengan lekat---matanya menelisik sosok itu dari puncak kepala hingga ujung kaki. Ucapan Yuchen tadi sangat mengusik otaknya hingga Yibo ingin sekali memastikan jika sosok di depannya itu baik-baik saja.

Mata Yibo tersenyum simpul lalu meletakkan telapak tangan kanannya pada puncak kepala Xiao Zhan dengan lembut.

“Kau ... akan baik-baik saja, 'kan?”

Xiao Zhan tersenyum lembut, “Aku sudah menjawabnya tadi. Aku sudah mengatakan dengan jelas bahwa aku akan baik-baik saja ke depannya. Aku baik, Yibo. Tolong jangan dengarkan ucapan orang lain tentangku.”

520 (Diterbitkan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang