[10] Demi Felin II

78 27 10
                                    

Dika menyusuri lorong sekolah yang sudah sepi, tak ada lagi murid-murid yang berkeliaran di depan kelas. Para guru juga telah masuk ke dalam kelas masing-masing. Ia mempercepat langkahnya menuju ke parkiran.

Dari jauh terlihat Pak Satpam yang berjaga di gerbang sekolah, Dika mencoba memikirkan alasan  untuk bisa keluar dari gerbang itu.

Sejujurnya Dika tidak pernah meninggalkan sekolah kecuali untuk urusan sekolah atau mengikuti lomba yang diadakan di sekolah lain. Tapi untuk kali ini terpaksa ia akan bolos pelajaran karena khawatir dengan kondisi Felin.

"Pak?" panggil Dika.

"Iya?"

"Saya mau izin keluar ya Pak," ucap Dika.

"Mau bolos ya? Aduh maaf ya saya tidak bisa meloloskan anak bandel kayak kamu!"

Maklum Pak Yanto ini Satpam baru, yang baru bertugas 1 bulan yang lalu setelah menggantikan Satpam yang lama. Sedangkan waktu Satpam yang lama masih bekerja, murid dibebaskan keluar sekolah asal memiliki alasan yang jelas. Meskipun beberapa murid ada yang berbohong.

"kalau mau bolos, saya nggak mungkin izin sama Bapak."

"Coba kamu lihat jam itu!" Pak Yanto menunjuk jam dinding yang tertempel di depan Pos Satpam.

"Jam 8 Pak," jawab Dika.

"Nah itu! Kamu kan sudah lihat sekarang sudah jam 8, Pelajaran pertama sudah di mulai, terus kenapa mau keluar sekolah? Itu kan bolos namanya!" tutur Pak Yanto dengan nada tinggi.

Dika menghela napasnya.

Ini akan menjadi perdebatan panjang, pikirnya.

"Saya juga mau nanya, tadi saya ada bilang mau bolos nggak?" tanya Dika.

Seketika Pak Yanto mengerutkan keningnya, mencoba mengingat kembali percakapan beberapa menit yang lalu.

Pak Yanto lalu menggelengkan kepalanya.

"Nah itu dia! Kan saya bilang ke Bapak kalo saya mau izin keluar, bukan bolos." Dika menyerang kembali dengan nada tinggi juga.

"Sama saja, sama-sama meninggalkan pelajaran." Pak Yanto masih tidak mau kalah.

Dika melirik ke jam yang melingkar di tangannya, sudah lewat 15 menit semenjak dia keluar dari kelas tadi. Tapi dia malah terjebak disini, dengan percakapan yang membuatnya masih tak bisa untuk keluar sekolah.

Ya, demi untuk melihat keadaan Felin.

"Bapak tau nggak saya siapa?" tanya Dika kepada Pak Yanto yang masih berdiri tegak menjaga gerbang.

"Tau, ya murid sekolah ini." jawab Pak Yanto.

Dika seperti ingin menumbangkan gerbang yang dihadapannya itu sekarang, dan orang yang berdiri menjaganya.

"Hei Bro! Kok Lo masih disini?"

Sebuah teriakan yang membuat Dika tersenyum seketika, sebentar lagi dia akan bisa melewati gerbang itu.

Baron berjalan mendekat ke arah Dika, ia melihat kearah Dika dan Pak Yanto bergantian.

"Lah kok lo juga disini?" Tanya Dika balik.

"Biasa, gue habis dari toilet. Sekalian nebar pesona gue ke gadis-gadis."

"Kok Bapak malah ngerumpi sama teman saya disini?" Tanya Baron.

Dika mengehela napas untuk kesekian kali.

Bukannya tambah cepat keluar, malah semakin lama.

"Heh! Gue nggak ngerumpi, tapi dia ngehalangin gue keluar." bisik Dika.

MAHADIKA & MAHARANI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang