[14] Sepenggal kenangan 17 tahun lalu

40 9 30
                                    

[ SILAHKAN PUTAR MULMED DI ATAS⬆️ ]

Dengerin lagunya sambil membaca, oke?

Happy reading❤️


***

Setelah mengantar Rani pulang, Dika tak langsung pulang ke rumahnya. Menembus jalan ibu kota, Dika melajukan motornya ke rumah Felin. Saat jam pelajaran terakhir usai, Felin mengiriminya pesan bahwa ia akan pulang dari rumah sakit hari ini.

Dika turun dari motor, rumah yang jadi tempat tujuannya ini masih terlihat sepi.

Baru saja Dika mengambil ponsel dari saku celananya untuk menghubungi Felin, Bi Inah meneriaki namanya dari arah pintu belakang.

"Dika!" Dika lantas menoleh ke arah sumber suara.

"Bi, Felin beneran pulang hari ini? Kok rumah sepi?" Dika mendekat ke arah Bi Inah.

"Iya, Memang benar non Felin pulang hari ini. Mungkin 30 menit lagi baru sampai, soal'e Pak Kus masih ngurus administrasi rumah sakit. Dika tunggu di dalam saja, ayo masuk."

Pak Kus adalah sopir pribadi Felin. Frans mempekerjakannya untuk mengantar Felin kemanapun, Serta sebagai orang kepercayaan untuk menjaga Felin disaat Frans sibuk dengan pekerjaannya.

Dika memasuki rumah itu melewati pintu utama, sedangkan Bi Inah sudah masuk beberapa detik yang lalu lewat pintu belakang.

Manik mata Dika tertuju ke sebuah foto Felin dan Frans yang dibingkai mewah dan besar yang terpajang di ruang tamu, manik mata Dika berubah jadi sendu. Ada rindu tak tertahankan di lubuk hati Dika, foto itu mengingatkannya pada ayahnya.

"Dika, mari makan dulu." tiba-tiba Bi inah datang dari arah dapur menghampiri Dika yang sedang berdiri mematung.

"Nanti aja Bi, tunggu Felin pulang. Terimakasih ya." balas Dika. Bi Inah mengangguk mengerti, segera ia kembali ke dapur mengurus pekerjaan rumah.

"Dika kangen papah,"  batin Dika.

Setitik air mata jatuh di pipi Dika, ia tak bisa membendung lagi kesedihan yang dirasakannya. Bayang-bayang ayahnya kembali terlintas. Disaat yang bersamaan Dika juga ikut merasakan bagaimana kesedihan yang Felin rasakan saat hidup tanpa sosok ibu, karena Dika juga merasakan hal yang sama, hidup tanpa sosok ayah di sisinya.

Dika menarik nafas panjang, mencoba mengontrol perasaan yang kini menguasai dirinya. Ia harus terlihat kuat.

"Dika, lo kenapa? " Dika terperanjat kaget. Entah sejak kapan Felin berdiri disampingnya. Felin memperhatikan cowok disampingnya ini dengan intens, air mata Dika masih basah membekas di pipinya. Felin menebak, apa Dika menangis?

Dika melayangkan pelukan ke arah Felin, dipeluknya erat tubuh gadis itu. Felin yang berada dalam pelukan Dika pun tak mengerti situasi ini.

Kenapa tiba-tiba Dika memeluknya?

Felin membalas pelukan Dika, ia melingkarkan tangannya di pinggang Dika. Pelan-pelan tangannya mengusap lembut punggung cowok itu.

"Felin..."

"Hmm?" Gumam Felin.

"Gue akan selalu ada di sisi lo Fel."

Felin diam tak berkutik, ia membiarkan Dika berbicara dulu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MAHADIKA & MAHARANI✔Where stories live. Discover now