21. Godaan mini market.

754 83 0
                                    

Beberapa hari setelah keluar rumah sakit Naya mengurangi konsumsi mie instan. Sebagai gantinya ia biasa memasak telur, Tempe atau sesekali makan makanan bergizi di prasmanan dekat kampus.

Hal itu hanya bertahan beberapa hari saja. Siang ini setelah menyelasaikan kuliahnya Naya berdiri di dalam minimarket tepatnya depan rak dengan deretan mie instan.

Ia terlihat menimbang nimbang antara mie aceh atau coto makassar. Keduanya merupakan favoritenya.

"Gak kapok makan indomie Nay?" Feby ikut memandangi deretan mie instan.

"Dompet gue udah tipis. Kangen juga empat hari gak makan mie," Naya kemudian meraih  dua bingkus indomie coto dan dua bungkus indomie mie aceh.

"Dasar!"

Tiba-tiba kepala Naya di getok seseorang.

"Nih anak gak ada tobat-tobatnya makan mie instant," Malik datang entah dari mana bersama Dimas.

"Sakit Malkis bego," keluh Naya mengusap kepalanya.

"Sakitan mana sama lambung unlimited lu pas lagi kambu?"

"Nih anak cerewet banget kayak emak-emak," Dimas menyindir Malik.

"Elah namanya juga latihan, ntar kalo gue pacaran sama miss Indonesia gue perhatiin makanannya biar doi tetep langsing," balas Malik.

"Sial banget tuh orang punya pacar ngatur-ngatur kayak tukang parkir," sindir Feby.

"Permisi kak," seorang Mahasiswa yang mereka kenal sebagai adik tingkat di fakultas Teknik terlihat takut-takut, sepertinya ia juga anak kost yang ingin membeli persediaan mie instant.

"Silahkan dek, mereka di suruh pulang aja. Ganggu emang ributnya gak kenal tempat,"Dimas bergeser.

"Bubar-bubar beli kagak ganggu iya," Malik mengusir teman-temannya dengan sedikit mendorong mereka sejajar dengan ujung rak.

Mini market depan kampus ini memang menjadi primadona bagi mahasiswa, minimarket ini juga menyediakan beberapa menu makan siang yang bisa dipanaskan, menyeduh kopi dan mi instan, di depannya terdapat tempat duduk yang biasa di gunakan pengunjung untuk makan,minum bahkan untuk melamun sekalipun.

Naya, Feby, Malik dan Dimas sekarang antri di depan kasir.

"Wah-wah nih kalian tumben makan mewah," Naya melirik Nasi ayam geprek di tangan Malik dan Dimas. Biasanya kalau mau ayam geprek mereka memilih sebuah warung di samping kampus yang biasa mereka juluki tepung geprek.

"Lagi diskon, bayarin kek Nay," tawar Malik.

"Betul banget, sebagai saudari yang baik dan perhatian," kompor Dimas.

"Emang diskon berapa sih?" Mendengar kata diskon Naya mulai kepo.

"Ini cuma tujuh ribu doang," jawab Malik.

"Seriusan?"

"Iya mau bayarin?"

"Ogah! Ambil yuk feb. Lumayan. Kapan lagi coba," akhirnya Naya tergoda.

"Dasar anak kost," dengan ogah-ogahan Feby melangkah menuju rak makanan.

"Tinggal sama emak mana paham," tukas Naya.

"Dia  mestinya udah relate sama dunia per-anak kost-an yang mau untung banyak tapi modal dikit," tambah Dimas.

"Dia kan tinggal sama emaknya, gak mesti deg-degan nelpon nomor orang tua terus dibilang 'lu nelpon pas minta duit doang' terus gaya-gayaan mau hidup irit tapi uang habis gak tau beli apa aja," Curhat Naya.

Dunia kampus Naya [Tamat]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon