6. Malam Minggu

1.4K 116 3
                                    

"Mau ngomongin apa sih Mal? Ganggu malam mingguannya orang lain aja deh," Bisma yang baru masuk ke dalam sekre yang malam ini dijadikan ruang rapat mulai misuh-misuh.

"Ini namanya nyelamatin elo dari minggu yang kelam, gak kayak malam minggunya orang lain," Malik yang sedari tadi terlihat banyak pikiran menyahut santai.

Seperti Malik yang biasanya yang tidak ambil pusing dengan segala permasalahan.

"Mulai jam berapa sih? Ini udah jam tujuh lo!" Naya mengingatkan.

"Tunggu si Winda dulu," jawab Malik.

Sekre HME yang tadinya diisi oleh beberapa Mahasiwa baru yang masih penasaran-penasarannya dengan politik kampus dan beberapa teman angkatan Naya serta beberapa senior diusir Malik secara halus. Penghuni sekre kemudian bergantian menuju luar ruangan yang merupakan salah satu spot tongkrongan favorit mahasiswa Teknik di kampus ini.

Ruang keluarga. Begitu mereka menyebutnya tempat itu sebenarnya bukan ruangan melainkan Lorong yang menjadi perantara beberapa ruang HMJ yang saling berhadap-hadapan. Terdapat deratan kursi dan meja Panjang yang memenuhi Lorong itu sehingga sering menghambat pergerakan keluar masuk ruang HMJ. Kalo di depan ruang HMJ adalah Ruang keluarga yang mempersatukan Mahasiswa Teknik, Ruang HMJ sendiri adalah kamarnya.

"Sorry gue telat!" seorang gadis yang baru saja masuk ruang HMJ ini langsung mengambil tempat duduk di antara Sembilan orang yang merupakan coordinator-koordinator setiap sie di kepanitiaan Electrical Event.

"Santai aja Win,"sahutut Malik. "karena Winda sudah datang kita mulai aja pembahasannya," lanjutnya.

Manusia-manusia didalam ruangan seketika menghentikan segala aktivitasnya dan focus kepada Malik.

"Jadi guys pihak Birokrasi ngusulin kita pindah tanggal,"

"Loh, pindah gimana?" Gio koordinator acara langsung menanggapi pernyataan Malik.

"mereka ngusulin kita mundur ke bulan Juli habis puasa..."

"Gak bisa gitu dong, mereka gak bisa seenaknya," Bisma memotong perkataan Malik dengan nada jengkel.

"Makanya dengerin gue dulu, gue jelasin duduk perkaranya. Gue juga gak rela time schedule kita jadi berantakan. Persiapan kita juga udah hampir rampung,"

Kegiatan yang harusnya dan memang harus dilakasanakan bulan Mei tiba-tiba seenaknya minta dimundurkan oleh pihak brokrasi.

"Jadi gini gue denger-denger tanggal segitu juga di incar sama BEM-U buat ngadain UNILA Fest, dugaan gue sih merek di bujuk sama Humas UNILA yang notabene kerja sama sama BEM-U buat ngadain UNILA Fest buat promosi kampus," Jelas Malik.

UNILA alias Universitas Ijo Langit sendiri memilik event tahunan yang bertujuan sebagai ajang promosi kampus.

"Tiap tahun biasanya mereka adain di bulan Juni, tapi berhubung Juni bulan puasa, jadi mereka percepat agenda mereka. Kan gak mungkin mereka adain event buat promosi bulan Juli secara calon-calon mahasiswa bulan segitu udah dapet kampus,"

"Terus kita gimana? Masih bisa nego kan?" Bisma lagi-lagi menyahut. Anak satu ini memang tak sabaran.

"Nah, untuk itu gue ngumpulin kalian pejabat pejabat ELEV, gue minta update-an progress setiap Divisi, buat yakinin biro. Kalo bisa diatas delapan puluh lima persen. Kalo gak sampai manipulasi dikit,"

"Sekarang gue gak bisa nyium bau-bau libur, makasih Mal," ujar Naya.

"Buat acar gue minta list peserta lomba," tatapan malik beralih ke Gio.

"Gila aja peserta biasanya regist H-sebulan Mal. Ini masih sebulan setengah sebelum lomba. Belum ada yang regist," protes Gio.

"Pake List tahun kemaren aja Gi, rubah dikit. Ini supaya lebih meyakinkan kalo ELEV gak bisa di tunda-tunda atau dimajuin," Usul Malik .

"Syit, gue serasa koruptor yang gue demo kemarin deh Mal, serasa jilat ludah sendiri,"  Umpat Gio

"Mau gimana lagi kita gak punya pilihan Gi, gue juga gak ikhlas lahir batin kalo ELEV yang persiapannya sudah semateng umur pak Wawan tiba-tiba di undur dan schedule kita berantakan, agenda himpunan pasti juga keganggu kalo ELEV mundur. Proker lain bisa terbengkalai," Ungkap Naya berapi-api.

Naya sendiri adalah Mahasiwa Kura-Kura sejati, dia jenis manusia yang gampang bosan tinggal di kosan kalo bukan libur. Maka dari itu Naya mengikuti berbagai kepanitian di tingkat Himpunan dan Fakultas untuk mengisi kekosongan. Kemudian pada semester tiga lalu ia memberanikan diri mendaftar sebagai pengrus Badan Eksekutif Himpunan Mahasiswa Elektro Universitas Ijo Langit. Naya mengabdikan setengah hidupnya sebagai mahasiswi untuk melaksanakan proker-proker himpunan dan setengahnya lagi untuk dunia akdemik demi menjadi sarjana empat tahun. Yang cukup sulit katanya, eh bukan katanya tapi nyatanya di Fakultas Teknik nan jaya ini.

"Dasar budak proker!"

"Nah bener kata Naya, gue yang ketua panitia lebih-lebih gak akan ikhlas kalo kegiatan yang gue pimpin di maju mundurin gitu aja, untuk itu gue minta kerja sama kalian. Laporan progresnya harus selesai besok, kalo bisa panas-panasin saingan, kita upload Flyer yang ada tanggal eventnya. Besok anak-anak seelektro harus sebar flyernya, bisa kan Nay?"

"Gue usahain, besok gue kumpulin anak-anak pubdok."

"oh iya besok kita kumpul di rumah gue buat nyelesaiin ini, yang mau kerja rodi malam ini atau besok rumah gue sampai kulkas-kulkasnya terbuka lebar untuk kalian."

Pernyataan Malik barusan disambut binar Bahagia penghuni ruangan yang Sebagian besar adalah anak kost yang langganan makan mie instant. Apalagi mereka tau kulkas Malik tidak pernah sepi dengan berbagai macam makanan.

Naya yang beberapa kali kerumah Malik yang merupakan tempat pelarian teman-teman angkatannya di elektro saat lagi jenuh-jenuhnya di kampus. Orang tua Malik jarang di rumah, Katanya ayahnya kerja di luar kota dua minggu sekali mereka datang Mengunjungi Malik yang kuliah di kota ini.

"Oke gue nginap malam ini," sahut Bisma.

"Gue ikut deh, kipas kosan gue rusak," tambah Gio.

"oke gue tunggu, oh iya hari senin gue sama Kak Rian (ketua himpunan) mau ngadep ke prodi sama dekan biar gue punya dukungan, jadi kalin harus standbye kampus siapa tau gue butuh bantuan kalian buat presentasi," pinta Malik yang di sanggupi oleh penghuni ruangan.

"oke malam ini cukup, kita kumpul lagi besok di rumah gue. Tetap semangat teman-teman gue yakin jadwal kita gak akan berubah," tutup Malik.

Setelah rapat kali ini selesai mereka membubarkan diri, ada yang singgah nongkrong di 'ruang keluarga' Bersama para senior junior lintas jurusan di FT. malam minggu seperti ini masih saja ramai, seakan-akan memperjelas kalau anak Teknik yang kebanyakan laki-laki itu erat hubungannya dengan jomblo,single dan semacamnya.

"Eh kalian mau balik?" tanya Pian, mahasiswa semester dua belas yang sedang nyebat dan ngopi-ngopi sama junior-juniornya sambil berkisah masa-masa sebelum dirinya kadaluarsa di dunia perorganisasian kampus.

Melihat senior yang terang-terangan pernah menyukainya saat maba dulu membuat Naya menyenggol Malik dengan sikunya.

"Iya nih Kak, mau nganterin Naya balik, mau nugas katanya,"Jawab Malik.

"Loh Nay, buru-buru amat besok kan libur. Kayaknya kita udah lama gak ngopi-ngopi. Gue jadi rindu deh sama kamu," Ujar Pian yang kemudian menghisap batang rokoknya kuat-kuat.

"Lain kali aja deh kak, soalnya saya mesti email tugas sebelum dua belas,"

Pian mengangguk paham mendengar jawaban Naya,sementara Naya dan Malik melanjutkan langkahnya.

"Duluan ya kak!"

Setiba di parkiran Malik mengambil motornya dan mempersilahkan Naya ikut Naik.

"Lo gak mau terimakasih gitu, gue udah nyelametin elo dari kakak tersayang elo yang gak Boyfriend materials itu," Ledek Malik.

"Sialan lo Mal, tapi makasih banget ya Malkis sodaraku tersayang yang paling sering gue repotin dari jaman Tes masuk UNILA," ungkap Naya dengan nada yang dibuat-buat sedemikian rupa disambut oleh gelak Tawa Malik "Puas lo Mal ngeledekin gue!"

Ternyata kita sodara ya Nay.


TeBeCe

Dunia kampus Naya [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang