2. Proyektor

2.8K 149 4
                                    

Menjadi mahasiswa kura-kura tidak lantas membuat Naya melupakan tujuan utamanya sebagai mahasiswa sejati. Naya harus meraih gelar Sarjana Teknik dalam kurun waktu empat tahun untuk membahagiakan Ibu Bapak dan keluarga besarnya.

Saat ini ia sedang duduk di salah satu warkop sekitaran kampus dengan wifi yang terhubung di laptopnya dan 3 cowok yang lebih memilih main game daripada mengerjakan tugas kelompok yang harus di presentasikan besok pagi. BESOK PAGI!.

Mengingat hal itu membuat Naya pusing sendiri. Apa yang ia lakukan seminggu ini? Praktikum, Revisi Laprak, Rapat, hari minggu ia rebahan di kosan tanpa melakukan hal yang lebih bermanfaat. Andai ia bisa meminjam mesin waktu doraemon unruk Kembali ke hari minggu atau bahkan Kembali kehari sesaat sebelum ia memilih Jurusannya saat ini.

"eh anjir, sebelah kiri kosong! Kalian ngapain ngumpul disitu ogeb" Dimas Kembali mengoceh.

"Tunggu, Gue OTW" kali ini Malik yang menyahut.

"ya elah, koneksi gue.." Belum sempat Arya mengeluarkan sumpah serapahnya Naya yang mulai emosi lebih dulu menumpahkannya

"Kalian bisa diam gak sih! Bukannya bantuin malah ngeGame. Besok mau ngapain pas presentasi? Ngunyah HP?!" Naya menarik Nafas, lagu yang sedari tadi mengalun di Warkop itu cukup meredam suara Naya sehingga tidak menganggu pengunjung lain.

Ketiga cowok di meja itu seketika bungkam. Dengan Gerakan slow motion mereka menurunkan HPnya. "Pokoknya gue gak mau tau, kalian harus kuasai materi ini. Kalo perlu jangan tidur sampai besok!"

"Siap Nyai!" Malik lebih dulu bersuara.

"Eh boleh nawar gak Nay?" Dimas bertanya dengan raut muka serius.

Naya yang saat ini stok kesabarannya setipis fiber optic menghembuskan nafas sesaat "apalagi?"

"kan otak gue tinggal separuh nih Nay, besok gue bagian Assalamualaikum ya?" pertanyaan Dimas ini di sambut dengan pukulan sendok dari gelas Arya disampingnya dan lemparan pulpen colongan dari Malik di depannya.

Naya duduk di samping Malik memutar bola matanya.

" Semua rata ya! Lu bagian Gain, lu direktivitas, dan lu Bandwith, gue bagian noise" Naya membagi materinya sambal menunjuk Dimas,Arya dan Malik secara bergantian.

Naya Kembali melanjutkan aktivitasnya sendirian, percuma juga meminta bantuan ketiga cowok itu. Satu satunya hal yang mereka lakukan adalah menjadi sponsor makanan dan minuman Naya Malam ini.

Selain itu mengerjakan tugas di warkop dengan koneksi wifi seperti ini membuat Naya bisa mengunduh beberapa episode Drama Korea yang sempat tertunda saat menggunakan wifi kampus tadi.

Ketiga cowok itu sudah lebih tenang. Mereka hanya sesekali tertawa saat melihat sesuatu di HP mereka masing-masing.

Setidaknya Naya bisa mengerjakan tugas yang harusnya berkelompok ini dengan tenang.

***

Seperti minggu-minggu sebelumnya, perdasarkan peraturan keti ugal-ugalan yang di sahkan oleh dosen bersangkutan setiap kelompok yang akan melakukan presentasi bertugas menyiapkan proyektor dan segala perlengkapan lainnya.

Dimas dan Arya yang biasanya masuk kelas bersamaan dengan dosen kini datang lebih pagi karena di teror Naya dengan menelpon berkali-kali pagi tadi, sedangkan Malik di haruskan menjemput Naya di kosan dengan tampang kurang tidur dan rambut yang masih setengah basah.

Naya duduk di salahsatu bangku menahan amarah menyaksikan ketiga anggota kelompoknya yang ribut sejak sepuluh menit yang lalu.

Mereka masih berusaha sekuat jiwa raga menghubungkan proyektor dengan laptop Naya yang sudah tiga kali di restart namun usah mereka tidak menghasilkan apa-apa selain pantulan cahaya biru di tembok sana.

"Katanya mau jadi anak Telekomunikasi, Menghubungkan yang jauh jauh. Tapi menghubungkan laptop ke proyektor aja gabisa. Apalagi menghubungkan hati doi ke hati kalian di jamin gagal seratus koma nol nol satu persen." Bayu si Keti ugal-ugalan yang seenak hati melempar tanggung jawab itu duduk di meja dosen menatap kerusuhan tiga orang temannya yang tidak berhasil berhasil dari tadi.

"Gak usah ngomongin diri sendiri deh, mending lo kesini dan mempertanggungjawabkan kedudukan lo sebagaoi Hello Keti kesayangan," Dimas yang sedari berhadapan dengan proyektor itu mengcak rambutnya yang tadi klimis-klimis "dasar Keti gak Guna." Sambungnya.

Bayu melompat dari meja dan menghampiri Dimas kemudian mermpas kabel yang di pegang Dimas "Eh kampret, minta tolong ya minta tolong aja. Gak usah ngatain."

"Bayu Keti kami tercinta sepanjang masa, maukah engkau mema..." Arya mualu merayu dengan, seolah oleh ia sedang berpuisi. Namun sebelum menyelesaikan puisinya ia di hadiai spidol terbang dari Malik.

"Ribut anjir."

Naya masih diam di tempatnya menatap cowok-cowok di depannya dengan emosi di puncak ubun-ubun siap memancar hingga ke receiver antena terdekat.

"eh bego, kalian gak punya otak atau gak punya mata? Liat nih!" Bayu menyodorkan ujung kabel dengan label kecil bertuliskan 'RUSAK' dengan tinta hitam.

"Ini kan harusnya tugas elo Bayu Hello Keti," Malik mulai memindahkan satu persatu perlengkapan diatas meja ke tangan sang Hello Keti "sana ganti, kami kan Maba."

"kam..." Umpatan bayu tertahan oleh suara bantingan pintu kelas yang tertutup "Ret."

Mereka menoleh melihat Naya yang baru saja keluar dari kelas dan membanting pintu dari luar.

"Eh. Dia kenapa sih?"

TeBeCe

Dunia kampus Naya [Tamat]Where stories live. Discover now