32. Nyatanya Nyata (End)

2.1K 88 3
                                    

Kini Naya dan Malik berakhir di dalam ruang kelas bersama denga lebih dari tiga puluh mahasiswa lain yang mengambil mata kuliah yang sama dengan mereka.

Sebelumnya mereka berencana untuk menyelesaikan percakapan mereka, namun Bayu terlebih dahulu menginformasikan jika dosen mereka tengah bersiap menuju ruangan.

Naya berusaha fokus dengan perkuliahan yang tengah berlangsung meskipun sesekali matanya melirik Malik tanpa diperintah.

"Cari makan yuk, laper nih!" Ajak Bisma begitu dosen meninggalkan ruangan.

"Kantin atau bu Ani?" Dimas memberi opsi.

"Bu Ani aja deh, biar hemat. Lagian udah gak ada kuliah lagi kan?" Ujar Bisma.

"Kalian berdua ikut?" Dimas melirik Naya dan Feby.

Feby melirik Naya seolah meminta persetujuan.
"Ayo!" Putus Naya.

"Oke, Gas!"

Mereka berjalan bergerombol keluar dari ruang kelas menuju parkiran.

"Tahunya gak dimakan Nay?" Bisma melirik tahu yang disisihkan Naya di pinggir piringnya. Biasanya Malik akan sukarela menyantap Tahunya dan merelakan tempe yang tak terlalu ia gemari untuk Naya.

"Mau? Ambil aja!" Tawar Naya yang langsung di sambut baik oleh Bisma.

Malik mengamati perpindahan tahu dari piring Naya ke piring Bisma. Demi menjaga wibawa Malik berusaha menelan tempe dipiringnya dengan susah payah.

"Habis ini mau balik ke kampus, langsung bubaran atau ada destinasi lain?" Tanya Dimas begitu makanan mereka habis.

"Kuliah udah habis kan? Gak usah ke kampus deh, paling ujung-ujungnya ke sekre.panas,"Bisma menanggapi.

"Gue masih ada kelas yang MKP sama Arya bentar sore," Sahut Bayu.

*MKP : Mata Kuliah Pilihan (diluar matakuliah wajib)

Bisma mengelap mukanya dengan tisu "Kan kemarin udah dibilangin MKPnya disamain. Gak usah soksoan misahin diri."

"Kan gue kemarin MKPnya ngikut punya gue biar kompak. Tapi kalian aja yang milih MKP lain," Arya membela diri.

"Ribut mulu, MKP kalian biar kalin yang jalani. MKP kami biar kami yang jalanin. Gak usah saling menyalahkan. Mending sekarang nentuin kita mau kemana," Malik menengahi.

"Bubar aja deh!" Feby bersuara.

"Di kosan gabut," Ucap Bisma.

"Yaudah balik ke kampus, rame!"

"Males!"

"Pantai yuk!" Usul Dimas.

"Boleh boleh!"

"Bolos aja yuk Ar," ajak Bayu.

"Huu lu kan keti!"

"Pengen mantai juga!"

"Oke fix. Pantai!"

"Tapi ini masih panas banget," Naya akhirnya bersuara.

Dimas mengecek jam di tangannya. "Sekarang udah jam dua lewat. Jalan kesana makan empat puluh menit lah."

"Jam tigaan masih panas kali Dim," jawab Naya.

"Jadi gimana dong?"

"Ngumpul dirumah gue dulu," usul Malik.

"Ke rumah lo malah jadi mager kali Mal!"

"Terus gimana?"

"Rumah gue aja. Sepuluh menit dari pantai," Tawar Arya.

Dunia kampus Naya [Tamat]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt