Chapter 13

837 67 15
                                    

AKHIRNYAAA AKU BISA UPDATE LAGI😭
Udah hiatus nulis di wp berapa abad ya? sekitar setengah tahun ya gais wkwk terakhir update aku bulan juni-juli kayanya, maapkeun🙏

Kalo kalian lupa jalan ceritanya bisa dibaca ulang ya part sebelumnya huhuuu

Sebenarnya untuk part ini selesai nulisnya udah di bulan oktober, tapi belum aku publish karena niatnya mau aku tambahin lagi, tapi kayanya karena ke-mageranku dan tidak ada semangat nulis jadinya cuma ke simpen di arsip doang😔

Baiklah, udah cukup curhatnya HAHAA

Akhirnya aku mood update di hari 366/366 biar bisa nemenin malem tahun baru para jombs🤗 canda jombs. HAPPY NEW YEAR🎉

PENTING!!!
jangan lupa beri support dan apresiasi kalian di tulisan aku dengan cara VOTE DAN KOMEN YA! :) GRATIS!
Biar Authornya punya semangat nulis cepet dan ga males lagi💔 Terimakasih luvvv banyak banyakkk

*****

Kangen Arkan?
Senior OSIS Greta cakep amat😍

*****

Arkan dan Greta duduk di sofa kamar rawat Emily. Keduanya masih berada di rumah sakit. Greta baru mengetahui bahwa setiap pulang sekolah Arkan selalu datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi Mamanya.

Greta memperhatikan Arkan yang duduk di sampingnya sedang menatap kosong brangkar Emily. Banyak pertanyaan di kepala gadis itu yang ingin ia tanyakan.

"Mama udah koma hampir satu tahun. Dulu dia kecelakaan," ucap Arkan tiba-tiba dengan pandangan tetap lurus kedepan.

Greta tersentak mendengarnya, Arkan mengetahui isi kepalanya yang ingin mengetahui tentang sebab akibat kondisi Mamanya, Emily.

"Kecelakaan? Separah itu ya, keadaan tante sampai koma selama satu tahun?" Tanya Greta hati-hati.

Arkan mengangguk, "ada pendarahan di otak Mama karena benturan keras di kepalanya. Selama satu tahun semenjak kecelakaan Mama cuma satu kali sadar, setelah itu Mama belum pernah buka matanya lagi sampe sekarang," cerita Arkan mengingat saat Emily pernah tersadar sebentar dan kembali menutup matanya sampai sekarang.

"Memang kejadiannya gimana sampai tante— maksudnya kenapa bi—mmm.. gak jadi deh." rasa ingin tahu Greta semakin menjadi. Entah kenapa Greta ingin tahu lebih detail tentang kecelekaan yang menimpa Emily. Tapi gadis itu ragu untuk menanyakannya.

Arkan menoleh, menatap Greta yang tersenyum kikuk kearahnya.

Arkan menghela napas panjang, kemudian tanpa ragu ia mulai menceritakan kejadian yang sebenarnya sangat enggan untuk ia ingat kembali.

Dengan kilatan merah menahan amarah seorang wanita mendobrak kasar pintu ruang kantor, "MAS Erick!!!" Teriak Emily memasuki ruang kerja Erick Adhitama, suaminya. Di sana terdapat suaminya yang sedang menggenggam tangan wanita lain, wanita itu Wulan sekretarisnya sendiri.

Erick langsung berdiri dan menghampiri Emily, "Mil, kamu lagi apa di kantor?" Tanya Erick menyentuh lengan Emily.

Emily langsung menepis kasar tangan Erick, "jadi ini kelakuan kamu di kantor? Kamu selingkuh sama wanita ini?" Tunjuk Emily pada Wulan yang menunduk.

"Enggak, Mil. Kamu bisa dengerin penjelasan aku dulu?" Erick mencoba menyentuh pipi Emily yang sudah merah dan basah karena menangis.

Emily menggelengkan kepala menatap tajam Erick dan Wulan bergantian.

GRETAWhere stories live. Discover now