Chapter 3

1.2K 102 57
                                    

"Awwwww...." Greta langsung memegang kakinya yang terasa sangat sakit karena tertabrak motor barusan, karena tidak kuat untuk berdiri ia masih terduduk ditengah jalan dan terus berusaha untuk berdiri.

"Greta, lo gak papa?" Arkan langsung memegang kedua bahu Greta berniat untuk membantunya berdiri.

"Awww... Sakit banget ini gue gak bisa jalan," Greta mendongak, kaget melihat kedatangan Arkan, gadis itu terus memegangi kakinya.

Melihat wajah gadis itu yang kesakitan, Arkan langsung menggendong Greta ala bridal style membawanya untuk duduk di halte, Greta terkejut dengan yang dilakukan Arkan tiba-tiba.

Arkan mendudukkan Greta dan disusul oleh anak-anak kecil yang sedang bermain tadi. Anak kecil yang diselamatkan tadi langsung menghampiri Greta.

"Kakak nggak papa? Maafin aku ya kak, gara-gara kakak nyelamatin aku jadi kakak yang sakit," Ujar anak kecil itu sambil menangis.

"Kakak nggak papa kok dek, kamu jangan nangis ya," Greta tersenyum dan menenangkan anak itu agar berhenti menangis.

Disampingnya, Arka tersenyum tipis melihat interaksi Greta dan anak kecil itu.

"Udah Adek jangan nangis lagi, liat tuh kak Greta yang luka aja gak nangis," Arkan ikut menenangkan anak kecil itu.

"Kakak kenapa gak nangis? Pasti itu sakit banget kan? Keluar darah... Hiks.." anak itu menunjuk kaki Greta yang terluka.

Gak ada kata menangis dalam kamus gue. Batin Greta

"Kakak kan kuat, lagian buat apa juga nangis kan sayang air matanya dong," anak kecil itu mulai berhenti menangis kemudian pamit untuk pulang kerumah bersama teman-temannya.

"Lo kok belum pulang sih tadi?" Tanya Arkan tiba-tiba setelah anak-anak kecil itu pergi.

"Tadi gue masih nunggu ojol, soalnya nyokap gue gak bisa jemput,"

"Hmm" deheman singkat Arkan.

Greta menoleh pada Arkan, "Hmm..makasi ya lo udah mau nolongin gue,"

"Ya lo mungkin nanti harus bayar gue karna dalam sehari gue udah gendong lo dua kali," alisnya terangkat menatap Greta.

"Gak ikhlas banget lo nolongin gue," Greta mengerucutkan bibirnya.

"Semuanya kan pasti ada imbalannya, sama kayak apa yang udah kita lakuin,"

"Maksud lo? Sebagai imbalan yang sama berarti gue harus gendong lo juga gitu?" Greta menatap Arkan kesal.

Arkan terkekeh mendengar pertanyaan Greta, tanpa sadar tangannya terangkat untuk mengacak-ngacak rambut Greta.

"Rambut gue, nyebelin banget sih" Greta merapikan rambutnya yang berantakan karna ulah Arkan, ia tambah kesal pada Arkan.

"Eh itu gimana sama kaki lo? Apa mau dibawa kerumah sakit aja?" Tanya Arkan yang melihat kaki Greta berdarah.

"Nggak usah kerumah sakit nanti bisa gue obatin sendiri dirumah, cuma keserempet doang" tolak Greta tidak ingin merepotkan.

"Kaki lo parah harus cepet diobatin biar gak infeksi," jelas Arkan.

"Iya ini gue lagi nunggu ojol," kata Greta yang terus melihat layar handphone mengecek keberadaan ojol pesanannya yang tak kunjung datang.

"Lo gue anterin sekarang," ujar Arkan yang lebih terdengar perintah.

"Nggak! gue kan udah pesen ojol kasian kalau dibatalin," tiba-tiba ojol pesenan Greta datang.

"Mbak Greta?" Tanya ojol itu. Greta mengangguk dan berdiri.

GRETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang