Chapter 7

942 98 41
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya❤️

Selamat membaca❤️

****
LEPASIN GUE!!! TOLONG!!! OKE GUE BAKAL NGASIH DOMPET GUE!!! TAPI LEPASIN GUE!!!" Teriak Greta yang menghentak-hentakkan tangannya yang ditarik para preman itu.

Para preman itu tetap menarik Greta, sampai ada suara seseorang dari belakang.

"WOI LEPASIN CEWEK ITU!!!"

Mendengar teriakan itu, membuat mereka semua berhenti dan menoleh kebelakang untuk melihat siapa orang yang berani-beraninya berteriak.

"Lepasin cewek itu dari tangan kotor lo itu!" Ucap lantang orang itu dengan tatapan tajam yang menusuk.

"Emang lo siapa? Bocah!" Ketua preman yang bertato itu tersenyum menantang.

"Mending lo sekarang pergi atau lo bakal mati ditangan kita bertiga!" Sambung preman yang memegang tangan kanan Greta.

"Gue yang mati atau lo bertiga yang mati? Sekali lagi gue bilang, lepasin cewek itu!" Orang itu semakin sengit menatap para preman itu.

"Berani juga lo, bocah!" Kini, preman yang memegang tangan kiri Greta tersenyum meremehkan.

"Bacot!!!" Orang itu sudah mengepalkan tangannya dan berlari untuk menghajar para preman itu.

Orang itu langsung melawan ketiga preman sekaligus, ia menghajar para preman itu dengan keras. Meskipun satu banding tiga, tidak membuat orang itu terlihat akan kalah. Ia benar-benar menghajar preman itu tanpa ampun.

Salah satu preman sudah tersungkur ditanah. Melihat itu, ia semakin bersemangat menghajar dua preman lainnya. Para preman sudah sangat babak belur dibuatnya. Orang itu sangat pandai berkelahi.

Sedangkan Greta yang sudah terlepas dari pegangan preman, hanya bisa berdiri dan menyaksikan perkelahian itu. Gadis itu masih memperhatikan wajah orang yang sudah menyelamatkannya. Ia masih belum bisa melihat dengan jelas wajahnya, karena keadaan dijalan yang gelap tanpa ada penerangan.

Karena terlalu fokus memperhatikan orang itu, membuatnya tidak sadar bahwa para preman sudah kabur dengan lari terbirit-birit. Orang itu yang melihat Greta hanya diam, akhirnya menghampiri gadis itu.

"Lo gak papa?" Tanya orang itu didepan Greta.

"Greta, lo kenapa?" Orang itu menepuk bahu Greta, karna gadis itu masih diam.

"Hah?" Akhirnya Greta tersadar dan langsung melihat dengan jelas wajah orang itu didepannya.

"Lo gak papa kan? Kenapa bengong?" Tanya orang itu memperhatikan wajah Greta.

"Kak Arkan?" Greta tidak menyangka, ternyata orang yang telah menolongnya adalah Arkan.

"Eng—enggak gue gak papa, cuman shock aja tadi," jawab Greta gugup.

"Lo kenapa bisa jalan sendirian malem-malem gini?" Tanya Arkan.

"Gue tadi laper, pengen beli sate cak Mamat di depan supermarket itu, jadi gue jalan aja sendiri karna jarak dari rumah gue juga deket, tapi gue gak nyangka aja bakal di ganggu preman." Jelas Greta.

"Kenapa lo gak minta anter Alvaro? Bahaya malem-malem cewek jalan sendirian,"

Greta tersentak mengingat Alvaro, "Mati gue! Gue belum ngabarin bang Alva kalau gue berangkat sendiri beli satenya," gadis itu menepuk keras jidatnya.

"Yaudah kak, makasih udah nolongin gue. Gue mau pulang sekarang aja, takut bang Alva nyariin" gadis itu berbalik badan akan pergi pulang.

Arkan menahan lengan Greta, "Gue anter."

GRETAWhere stories live. Discover now