Chapter 2

1.5K 113 75
                                    

Hari ini adalah hari kedua kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Semua peserta sudah berkumpul dilapangan untuk mengikuti Apel pagi. Greta sudah berbaris di barisan paling belakang. Di depannya ada Cika dan Dara. Untuk anggota Osis ada sebagian yang berbaris di depan dan sebagian lagi berpencar berada di belakang barisan peserta, untuk berjaga-jaga bila ada peserta yang sakit saat Apel berlangsung.

"Aduhh, panas banget sih, gerah gue. Mana tuh guru lama banget lagi ceramahnya," omel Cika sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya.

"Lo jangan berisik Cik, di belakang ada anak Osis lagi jaga. Kalau sampe kedengaran lo berisik bisa dimarahin lo." Dara yang berada dibelakang Cika memberi tahu, membuat Cika langsung terdiam sambil mengerucutkan bibirnya, kesal.

Sedangkan Greta di belakang merasa kepalanya pusing, karena tadi pagi dia belum sempat sarapan dan ditambah cuaca pagi ini memang sangat panas.

Karena Greta yang sedari tadi menunduk, tidak memperhatikan guru yang sedang berbicara di depan membuat anak Osis yang melihatnya datang menghampiri Greta.

"Lo kenapa nunduk? Gak merhatiin pak Santoso di depan?" Tanya salah satu anak Osis. Greta menoleh kebelakang, dia Arkan.

"Iya maaf kak," suara Greta pelan.

"Lo sakit? Mending langsung keluar barisan, ikut gue ke UKS sekarang," Arkan melihat wajah Greta yang pucat.

"Nggak, gue nggak papa."

"Muka lo udah pucet banget,"

"Gue bilang gue nggak papa, lagian nanggung juga bentar lagi selesai Apelnya." Tolak Greta ngeyel, padahal sebenarnya kepalanya pusing.

"Lo keras kepala banget sih, nanti kalau lo pingsan malah ngerepotin orang tau gak?" Geram Arkan karna gadis itu sangat keras kepala.

Greta terus berdebat dengan Arkan membuat kepalanya semakin pusing, dan pandangannya mulai berkunang-kunang. Greta terus memegangi kepalanya yang terasa berat.

Satu detik..

Dua detik..

Tiga detik..

BRUK.

Greta pingsan ke belakang, membuat Arkan yang berdiri di belakangnya dengan posisi yang tidak siap juga ikut terjatuh karena tertimpa Greta yang pingsan.

Semua orang yang mendengar suara jatuh langsung menoleh ke belakang, melihat Arkan dan Greta di bawah terjatuh. Arkan langsung mengambil sikap berdiri dan langsung menggendong Greta ala bridal style menuju UKS. Hal itu membuat seluruh murid, terutama Siswi menjerit tertahan melihat Arkan yang menggendong Greta.

Arkan membaringkan tubuh Greta di kasur dengan hati-hati. Ia melihat wajah Greta yang pucat, tanpa sadar tangannya mengelus lembut pipi Greta.

Tak lama kemudian Arkan langsung menarik tangannya, tersadar dengan apa yang dilakukannya. "Gue ngapain sih?" Arkan menggelengkan kepala dan langsung keluar UKS karena petugas UKS sudah datang.

Petugas UKS tadi bilang bahwa kemungkinan Greta pingsan karena belum makan, jadi Arkan langsung bergegas ke kantin untuk membeli makanan dan minuman untuk Greta. Entah kenapa Arkan langsung tergerak melakukannya begitu saja.

Pintu UKS terbuka, Arkan masuk dengan membawa makanan dan minuman untuk Greta. Ia langsung duduk di kursi menghadap Greta.

"Lo udah sadar? Nih, cepet makan lo pingsan karna belom makan kan?" Tanya Arkan.

"Sok tau banget si lo, gue mau makan nanti sama temen-temen gue," tolak Greta, padahal sebenarnya Greta memang belum makan tadi pagi.

Gue laper sih, tapi gengsi lah sama nih orang. Ucap Greta dalam hati.

GRETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang