⚫48⚫

2.1K 183 10
                                    

Vote & Comment

Adnan mengelap darah segar yang keluar dari bibirnya. Namun matanya tetap menatap kepergian Sheina dan Arga.

"Kak lo gapapa?" tanya Dinda yang tiba - tiba syok dan menghampiri Adnan, lalu ia membantu Adnan untuk bangkit.

Adnan menggeleng sembari tersenyum "Gue gapapa kok"

Dengan cepat Dimas menarik lengan Dinda yang masih memegang pergelangan Adnan karena berusaha membantunya untuk bangkit.

"Ayo pulang" ajak Dimas dengan nada dingin.

"Dim..." ucapan Dinda terhenti ketika ia baru menyadari bahwa Adnan merupakan musuh Arga dan Dimas.

Dimas pun menarik lengan Dinda dengan segera.

Namun wajah Dinda masih menghadap ke arah Adnan. Dan ntah mengapa hatinya sedikit mencemaskan Adnan.

Adnan pun tak berbeda, ia juga menatap kepergian Dinda dan Dimas.

Kemudian Adnan tersenyum kepada Dinda, membuat Dinda merasa sedikit lega.

Seseorang menghampiri Adnan "Kak Adnan" panggilnya.

Adnan tersenyum "Long time no see"

"Siapa yang ngundang lo kesini?" tanya Bela.

"Ga boleh ya gue dateng kesini?"

Bela menghela nafas dan memutarkan bola matanya malas. Lalu Bela mengajak Adnan untuk keluar.

Namun sebelumnya "Telpon gue kalau kita udah di suruh naik ke atas pentas"

"Okay, tapi lo mau kemana?"

"Sejak kapan kalian berani ngurusi urusan gue?"

"Ookay okay Bel"

Kemudian teman - teman Bela pun pergi.

Walau pun perkelahian antara Arga dan Adnan menjadi pusat perhatian, namun acara tetap berjalan dengan baik.

Kini Adnan dan Bela berada di luar aula, tepatnya di taman sekolah.

"Kak kenapa lo bisa di pukul Arga?" tanya Bela sembari melihat memar di samping bibir Adnan.

Adnan tersenyum "Gue juga ga tau, padahal gue gak ganggu dia"

Bela mengerutkan dahinya "Lo tau kan kak, Arga ga akan segitu marahnya kalau seseorang ga ganggu dia"

Adnan mengangguk serius.

"Atau... Lo sama dia masih musuhan?"

"Gue udah anggep semuanya selesai, gue juga ga mau punya musuh" jawab Adnan.

"Terus kenapa?" tanya Bela.

Lalu Bela menatap Adnan dengan detail.

"Lo ganggu Sheina kak?" tanya Bela mendalam.

Adnan mengerutkan dahi "Gue ga ganggu, gue cuma nyapa dia doang" jawab Adnan.

Bela menghela nafasnya.

"Gue tau jawabannya"

"Kenapa?"

"Gue sama Arga udah putus kak"

Adnan menaikkan satu alisnya "Kok bisa?"

"Karena kita udah ga cocok"

Adnan mengangguk.

"Dan sekarang Arga udah punya pacar baru"

"Pacar baru?"

Kini giliran Bela yang mengangguk.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now