⚫12⚫

3.4K 198 18
                                    

Vote & Comment

Sheina merebahkan tubuhnya di kasur yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan kamarnya yang berada di Medan. Kepalanya sudah terselamatkan dari sakit yang selalu ia rasakan jika terkena terik matahari.

"Kenapa sampai pingsan, sih?" ujar Sheina meggeram.

Sheina memainkan ponselnya, ia membuka beberapa media sosial miliknya.

Unknown call...

"Siapa nih?" tanya Sheina bingung.

Sheina pun masih membiarkan ponselnya berdering dan memandangi nomor penelepon tersebut. Akhirnya dia memutuskan untuk menerima panggilan dari orang tidak dikenal tersebut.

"Kerjai pr gue!"

Sheina terbelalak, ia menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya.

"Woy...!" teriak penelepon dari balik ponsel Sheina.

"Maaf nggak kenal,"

"Oh, kalau gitu Dinda bakal nerima resikonya!"

Tut...tut..tut...

Sambungan itu terputus, Sheina menatap ponselnya dengan tatapan kesal.

"Gila ya nih orang," kesal Sheina. "Gue nggak bisa diem aja kaya gini! Gue harus ngelakui sesuatu."

Sheina pun kembali menelepon orang yang membuatnya sangat kesal.

"Apa?"

"Pr yang mana? Gue nggak tahu,"

"Pr kimia, gue baru dikirimin Adam."

"Ouh yaudah, ntar gue foto hasilnya,"

"Nggak, gue nggak mau!"

"Lah?"

"Gue males nyalin lagi, jadi lo harus nulis di buku gue langsung!"

"Aneh banget sih lo, lagian gue juga nggak punya buku lo!"

"Nah makanya itu, gue suruh Pak Budi buat jemput lo!"

"Makin sarap nih orang,"

"Kenalin! Gue Arga, orang yang harus mendapatkan apa yang gue mau."

"Gue nggak peduli, lagian ini udah malem,"

"Yaudah kalau lo nolak—" ucapan Arga terpotong.

"Iya yaudah, buruan suruh Pak Budi kemari, ntar keburu malem."

"Kok, jadi lo yang nyuruh?"

"Bye!"

Tut...tut...tut

Sheina mematikan ponselnya dengan wajah masam. "Lama-lama gue beneran gila dibuat nih cowo aneh!" ujar Sheina dan membuang asal ponselnya.

Sheina pun bergegas untuk bersiap - siap.

Setelah beberapa menit, Pak Budi yang merupakan supir Arga pun sudah tiba di kos Sheina. Sheina pun langsung keluar dan buru-buru menghampiri mobil jemputannya.

"Nunggu lama ya non?" tanya Pak Budi.

"Nggak kok pak, tapi bapak agak cepetan ya. Saya takut pulangnya kemaleman," jawab Sheina.

"Siap non cantik!" ujar Pak Budi dan melajukan mobilnya.

Di tengah perjalanan, Pak Budi sedikit membuka suara. "Baru kali ini Den Arga bawa temennya ke rumah. Apalagi temen cewe." ujar Pak Budi. "...Oh ada satu cowo, temen Den Arga yang sering banget main kerumah. Selain itu nggak ada lagi, non." tambah Pak Budi.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now