⚫30⚫

3.5K 197 17
                                    

Happy reading ❤❤

Arga membuka matanya, senyum merekah muncul dari bibirnya. Arga kemudian mengepak ngepakkan tangannya untuk mencari wanita yang selalu menemaninya.

"Shei...."

"Shei..."

Tidak ada jawaban dari panggilannya, Arga lalu membuka matanya dan kemudian ia mengedarkan pandangannya.

"Shei..., lo mandi ya??"

Sekarang posisi Arga sudah terduduk sempurna di atas kasurnya.

"Sheinaaa"

Arga membuka ponselnya, lalu jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB.

"Ga mungkin Sheina mandi jam segini, apa dia buat sarapan?"

Lalu Arga pun turun dari kasurnya, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat secarik kertas putih yang di lipat sangat rapih di atas nakas.

Arga sebenarnya tidak peduli dengan semua barang yang ada di atas nakasnya, apa lagi dengan kertas. Namun yang membuatnya tertarik adalah sebuah ukiran love yang sedikit besar dan di ujung kertas itu tertulis nama Sheina.

Dengan cepat Arga mengambil kertas tersebut dan ia pun membukanya.

Dear my king,

     Lo udah bangun? Udalah pasti namanya lo baca surat ini. Gue mau minta maaf Arga, karena gue bukan istri yang baik buat lo. Gue juga makasih banget, karena lo udah bisa sayang sama gue. Gue pamit untuk pergi dari kehidupan lo, gue tau mungkin ini berat tapi lo harus bisa, lo harus kuat. Lupakan semua tentang kita, lupakan hari - hari kita. Kita mungkin ga akan pernah jadi kita lagi, melainkan lo dan gue.

Alasan kenapa gue pergi? Jujur gue ga bisa hidup sama orang yang gue ga sayangi. Gue ga sayang sama lo, gue udah berusaha buat sayang tapi semua nihil. Dari awal kita memang ga pernah bisa bersatu Arga.

Semoga lo bisa paham sama perasaan gue, sekali lagi maaf dan terimakasih :)

Jangan lupa praynya, jangan lupa makan dan jangan lupa bernafas.

Sheina R.N.

Arga meremas kertas yang baru ia baca dan kemudian melemparkannya asal.

"Lo fikir perasaan ini cuma bercandaan!!!" teriak Arga dengan kobaran api di matanya.

"Nggak gue ga percaya semua ini!!!" teriak Arga frustasi dan kemudian menjambak rambutnya.

Dengan cepat ia bergegas untuk membenahi badannya.

Setelah beberapa menit, Arga pun mengambil jacket yang terletak di sofa.

Namun langkahnya terhenti ketika ingatannya kembali mengingat sofa yang telah di jadikan tempat jacketnya itu kemarin malam di sentuh oleh tangan lentik istrinya.

Mengingat itu, Arga mengusap wajahnya kasar lalu ia pun berjalan cepat ke arah luar.

***

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now