Part 22

163 44 9
                                    

Lapangan SMK UTOMO dipenuhi oleh banyak murid-murid yang sedang berkerumun di sana. Seorang gadis yang baru saja datang menginjakkan kakinya ke dalam sekolah itu pun menatap lapangan itu dengan tatapan bingung melihat keadaan tersebut. Jika sudah seperti ini, pasti sesuatu telah terjadi.

Aluna ingin melanjutkan langkahnya dan mengabaikan kerumunan tersebut, tetapi hatinya terus memaksa ingin melihat apa yang terjadi di dalam kerumunan itu. Akhirnya, Aluna pun memilih menerobos kerumunan itu dan melihat apa yang terjadi di sana.

“Lo gak usah ngatur hidup gue!”

Aluna melebarkan pupil matanya. Dua orang dengan gender yang sama tengah beradu mulut di tengah lapangan SMK Utomo. Salah satu cowok tersebut terlihat begitu menyiratkan tatapan tidak suka, sedangkan yang satunya lagi hanya menatap cowok tersebut dengan tatapan datarnya.

Tentu saja dia mengenali dua orang itu, dua orang yang sangat tidak asing untuknya. Yaitu Abadhan dan Ridho, ketua OSIS SMK Utomo. Apa yang terjadi sehingga membuat mereka berdua bertengkar?

“Tugas gue buat menegur orang yang sudah melanggar peraturan sekolah ini,” ujar Ridho dengan menatap cowok di depannya ini tanpa ekspresi.

Adan tersenyum miring  seraya membuang bola matanya ke kanan. “Ck, emang lo itu udah bener?”

“Karena gue bener makanya gue berani buat negur lo!”

Adan berkacak pinggang seraya menggelengkan kepalanya tanpa menatap ketua OSIS-nya itu. Gadis yang hanya menjadi penonton sedari tadi itu menampilkan raut penuh kekhawatiran. Perasaannya tidak enak, dia merasa pasti sebentar lagi akan terjadi keributan yang lebih di lapangan ini.

BUGH!

Aluna refleks menutup mulutnya. Ketakutan yang dimiliki Aluna benar-benar terjadi. Adan menghentam kuat tubuh Ridho sehingga membuat ketua OSIS-nya itu jatuh terpental ke bawah.

Ridho bangkit sembari memegangi rahangnya  yang sakit. “Dengan lo pakai kekerasan kaya gini, lo semakin kena masalah!”

“Lo kira gue takut?” kata Adan seraya menatap Ridho dengan sangat tajam. “Jangan kira mentang lo ketua OSIS, gue takut sama lo!”

“Gue gak berharap lo takut sama gue. Tapi yang gue mau Lo ikutin peraturan di sekolah ini selagi Lo masih sekolah di sini.”

Adan mendecak kesal mendengar penuturan Ridho. Menurutnya, Ridho terlalu mengurusi dirinya. “Lebih baik Lo urusin diri Lo sendiri daripada ngurusin hidup gue!”

“Gue bukan ngurusin hidup Lo. Tapi gue menjalankan tugas gue sebagai ketua OSIS di sekolah ini.”

“Ck! Bangga banget lo jadi ketua OSIS?” sarkas Adan seraya mendecak pada Ridho.

“Kalo bisa bikin orang kaya lo menjadi lebih baik, kenapa tidak?”

Adan mengepalkan tangannya penuh dengan kegeraman, bahkan mungkin sebentar lagi kepalan tangan itu akan melayang kembali kepada Ridho. Aluna melototkan matanya, mungkin jika kepalan itu melayang akan membuat Ridho kembali tumbang.

Bagaimana tidak, Ridho bahkan baru sembuh dari sakitnya semalam, entah pun cowok itu sebenarnya masih lemah tapi mencoba menunjukkan bahwa dia sehat seperti biasanya.
“Banyak omong Lo!”

Aluna [SUDAH TERBIT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin