D U A P U L U H D U A

5.8K 339 26
                                    

Aira terdiam mematung, menatap bangunan megah di hadapannya yang menjulang tinggi. Tak pernah terbesit sedikit pun di pikirannya, bahwa ia adalah anak seorang pengusaha sukses sekelas Jordan Alexander. Yang selama ini dipikirkan adalah ia anak yang tak diinginkan. Namun dugaannya salah, setelah kedatangan orang yang mengaku sebagai orang tuanya.

Cup.

Lamunannya buyar saat seseorang mengecup pipi kirinya dengan tiba-tiba. Ia menoleh ke samping dan mendapati kakak tertuanya yang tersenyum manis ke arahnya. Jujur ia masih shock menerima kenyataan ini.

"Kenapa?" tanya Marcel melihat adiknya yang terdiam melamun. Aira tersenyum kikuk. Rasanya masih canggung berada di tengah-tengah mereka, meskipun mereka adalah keluarganya.

"Ayo masuk," ajak Mamanya menggiring mereka masuk ke dalam.

Aira kembali terkagum melihat isi rumahnya. Benar-benar seperti di sinetron. Tak terbayang bisa tinggal di rumah mewah bak istana seperti ini. Langkahnya terhenti kala melihat figuran foto keluarga. Dirinya memegang foto tersebut lama. Dalam foto tersebut, ada sepasang orang tua, kedua anak laki-laki, dan seorang bayi mungil yang berada di gendongan Mamanya. Ia memandang bayi tersebut dalam diam.

"Itu fotomu sewaktu bayi, tepat seminggu sebelum kamu diculik sayang." Sebuah suara mengejutkan dirinya. Ia menoleh, mendapati Papanya yang tersenyum sendu. Tatapannya menyiratkan sebuah luka dan penyesalan. Mungkin terluka karena kehilangan putrinya dan menyesal baru bisa menemukan putrinya saat ini. Entahlah, Aira sendiri juga tidak tahu.

"Tepat seminggu sebelum insiden penculikan mu, kami menyempatkan foto keluarga berlima. Kami sangat senang menyambut kelahiran mu, karena kamu adalah satu-satunya putri keturunan Alexander. Namun, seminggu setelahnya, seseorang berhasil menyelinap masuk dan membawamu pergi. Papa dan anak buah papa sudah berusaha mencari kamu, bahkan sampai ke luar negeri. Nampaknya penjahat tersebut sangat lihai menyembunyikan identitas kamu. Belasan tahun Papa berusaha mencari kamu, namun baru kali ini bisa menemukan princess Papa. Dan Papa mohon, please stay here, don't go again." Aira tak sanggup lagi mendengar cerita Papanya. Ia langsung memeluk Papanya dengan erat, seakan takut kehilangan. Keduanya melepas rindu setelah belasan tahun terpisah. Menyalurkan kasih sayang satu sama lain.

"Kamu adalah cahaya di keluarga ini. Jika cahayanya hilang, kegelapan akan selalu menyelimuti kami. Kamu sumber kebahagiaan kami, jika kamu tidak ada, bagaimana kami bisa bahagia? Tetap di sini, jadilah cahaya dan sumber kebahagiaan kami. Papa janji, akan selalu menjaga kamu, kejadian belasan tahun silam tak akan terulang kembali."

*****

Keesokan harinya, Aira terbangun dengan suasana yang berbeda. Jika biasanya saat bangun, ia akan melihat Bibinya. Namun kini berbeda, ia disuguhkan para maid yang berkeliaran ke sana kemari menyiapkan semuanya. Mulai dari memasak, membersihkan meja makan, ataupun menata makanan di meja. Aira sampai geleng kepala, berapa maid yang dipekerjakan papanya sehingga bisa banyak seperti ini?

Ia berjalan menuruni tangga sendirian. Kelihatanya Mama, Papa, dan kedua kakaknya belum bangun. Maklum, ini masih jam 04.15. Sepertinya para maid tidak menyadari keberadaanya, mereka masih sibuk mengerjakan pekerjaannya masing-masing.

"Aku boleh bantu,mbak?" tanyanya kepada salah satu maid yang memasak. Nampaknya ia membuat maid tersebut terkejut, terbukti dari tatapannya yang tidak biasa.

KENAIRA Where stories live. Discover now