S E M B I L A N

6.7K 423 34
                                    

Happy reading😚
Tekan ☆ di pojok kiri bawah
Komen 💬 sebanyak-banyaknya ya

"KAMU," kagetnya dengan mata yang membulat sempurna.

"Kok bisa di sini?" tanyanya lagi saat sudah tersadar dari keterkejutannya. Ampun dah, kayaknya emang jodoh beneran ya. Dimana-mana ketemu terus.

"Lo pingsan," jawab orang tersebut santai. Kelewat santai malahan.

"Kamu yang nolongin aku?"

"Ya."

"Berarti, kamu juga yang bawa aku ke sini?" tanyanya beruntun.

"Heem," dehem orang tersebut yang mulai jengah dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan dari mulut Aira.

Kepo banget nih cewek. Batinnya berteriak kesal. Emang gak capek apa tanya-tanya terus dari tadi. Yang jawab aja capek kok.

"Caranya?" bingung Aira. Jangan bilang dirinya digendong sampai sini. Gak mungkin kan. Kalaupun iya, mau ditaruh dimana mukanya.

"Gendong," jawab orang tersebut kelewat santai. Tanpa menyadari perubahan raut wajah Aira yang sudah memerah menahan malu. Membayangkan saja sudah membuat jantung Aira seperti berdisko. Berdetak lebih cepat daripada biasanya.

"Makasih," ucap Aira tulus, senyum indah langsung mengembang di bibir pucatnya.

"Nih makan," ucap orang tersebut seraya menyodorkan semangkok bubur dan segelas teh hangat.

"Kenan gak ke kelas?" tanya Aira setelah menyadari bahwa kini masih memasuki jam pelajaran. Jika kalian mengira orang yang menolong Aira adalah Kenan, maka jawaban kalian benar.

"Gak," jawab Kenan acuh, lalu duduk di kursi samping brankar Aira.

"Kenapa?"

"Nungguin lo."

Kenan tuh gak tahu apa ya, kalau Aira udah gugup setengah mati. Aira jadi heran, Kenan punya kepribadian ganda apa? Kadang dingin, kadang sweet. Kadang cuek, kadang juga perhatian. Tapi gak papa lah, yang penting Kenan udah gak sedingin dulu.

"Aku bisa sendiri kok. Kamu ke kelas aja," ucap Aira mencoba mengusir Kenan. Bukannya ia tak suka Kenan di sini, suka banget malahan. Namun, dirinya tak boleh egois, menahan Kenan di sisinya dan tak mengikuti pelajaran. Lagi pula kalau di dekat Kenan, tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Lo ngusir?" tanya Kenan tepat sasaran. Sejenak Aira meringis pelan, peka sekali dia. Tapi mengapa tak peka dengan perasaannya?

"Gak kok," jawabnya bohong. Mana berani dia bilang langsung sama doi.

"Gue di sini," ucap Kenan seraya menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Ya udah deh."

"Lo gak senang kalau gue di sini?" tanya Kenan kembali dengan nada datarnya.

Aira menggeleng tegas. "Aku senang, senang banget malahan. Tapi aku gak mau egois dengan membiarkan kamu gak ikut  pelajaran hanya karena nunggu aku di sini."

KENAIRA जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें