T U J U H B E L A S

6.3K 347 15
                                    

Happy reading guys...
Vote dan komenya please...
Gratis, gak bayar
Hargai karyaku ya♥

Plak

"Ini buat lo yang udah berani deketin Kenan."

Plak

"Ini buat lo yang udah rebut Kenan dari gue."

Plak

"Ini buat lo yang udah bikin Kenan benci sama gue, b*t*h."

Aira hanya bisa pasrah mendapat tamparan Farah, kakak kelasnya. Memang kakak kelasnya tersebut gemar sekali membully siapapun yang dekat dengan Kenan. Bisa dibilang fans fanatiknya Kenan. Ingin melawan, tapi kedua tangannya dicekal kuat oleh antek-antek Farah. Bergerak saja rasanya tak mungkin. Bahkan kini, pergelangan tangannya merah karena saking kencangnya cekalan di tangannya.

"Sakit?" tanya Farah dengan senyum remeh nya, memandang adik kelas yang dengan lancangnya mendekati Kenan. Aira tak menjawab, kini kepalanya terasa pusing, bibirnya pun terasa sakit karena bekas tamparan Farah membuat sudut bibirnya berdarah. Perih yang ia rasakan ketika ingin membuka mulut. Tak hanya menampar, Farah bahkan juga menjambak rambut panjangnya, menyebabkan beberapa helai rontok. Tanpa belas kasihan, Farah terus saja membullynya. Kini keadaan Aira cukup memprihatinkan.

"Gue peringatin lo ya, jangan deketin Kenan lagi. Gak usah sok kecantikan deh jadi orang. Lo tuh gak ada apa-apanya dibandingkan gue. Cantik? Cantikan juga gue kemana-mana," ucap Farah mengibaskan rambut pirangnya sehingga mengenai wajah Aira. Aira hanya diam. Bagaimana pun ia tak akan pernah menjauhi Kenan karena Kenan adalah pacarnya.

"Ngerti gak lo?" tanya Farah mencengkram dagu Aira dengan kuatnya. Kuku Farah yang panjang menekan erat dagunya. Aira sudah tak kuat lagi, kepalanya terasa berputar-putar. Pandanganya mulai mengabur. Ia jatuh pingsan, bersamaan dengan cekalan di kedua tangannya yang terlepas.

"Cabut guys, biarin cewek sok cakep ini mati sekalian," ucap Farah sinis, menyuruh kedua temanya untuk pergi meninggalkan Aira sendirian di toilet. Ketiganya tersenyum puas mendapati Aira terkapar tak berdaya, beralaskan lantai ubin yang dingin.

Tak lupa, Farah juga mengunci pintu toilet menggunakan kunci yang sudah ia ambil dari kantor Tata Usaha. Entah bagaimana caranya ia bisa mendapatkan kunci tersebut dengan mudah.

***""

"Ini Aira kemana sih?" tanya Risa celingukan ke sana-kemari. Melihat apakah Aira sudah kembali atau belum. Kini, ia dan Sinta tengah duduk manis di kantin sekolah untuk mengisi perutnya yang lapar. Menunggu Aira yang izin terlebih dahulu, katanya ke toilet dan nanti akan menyusul mereka. Tapi, sampai sekarang belum juga balik. Membuat dirinya khawatir setengah mati.

"Udah lo telpon atau chat belum?" tanya Sinta dengan nada yang tak kalah panik.

"Hp-nya gak aktif." Keduanya nampak gusar, apalagi saat melihat keempat pria yang berjalan menuju meja mereka. Siapa lagi kalau bukan Kenan dkk.

"Aduh, mati gue. Si Kenan kesini," ucap Sinta takut. Jika Kenan mengetahui Aira tidak ada, maka keduanya akan jadi sasaran kemarahan Kenan. Sinta melirik Risa melalui ekor matanya, mengodenya untuk meminta bantuan. Sedangkan Risa yang dilanda gugup dan panik, tak mampu lagi berpikir jernih. Akhirnya, keduanya hanya bisa pasrah jika Kenan benar-benar marah padanya.

KENAIRA Where stories live. Discover now