"Nggak, jangan lahh" jawab Arga.

"Berarti lo udah niat ya mau cabut"

Arga langsung menggeleng "Nggak Shei... Nggak"

Sheina mengangguk "Yaudah kalau gitu biasa aja dong"

Arga berdecak, lalu ia kembali memakan mie yang ia punya.

***

Dimas duduk di balkon rumahnya, ia memandangi awan yang tepampang di hadapannya.

"Apa yang bakal Arga lakuin kalau dia tau gue pernah suka sama Sheina dan nembak dia?" tanya Dimas.

Kemudian Dimas menyesap secangkir kopi miliknya dengan nikmat.

"Jujur perasaan gue sama Sheina masih sama kaya awal gue ketemu dan Dinda... gue memang suka tapi kenapa gue ga sesayang itu ke Dinda?"

Dimas menghela nafasnya lalu menggeleng.

Tiba - tiba ponselnya berdering ria di sampingnya.

Unknown call

"Siapa nih?"

Kemudian Dimas mengangkat telponnya.

"Halo..."

"Ddimas..."

Dimas menaikkan satu alisnya ketika yang ia dengar ternyata adalah suara cewek.

"Siapa nih?"

"Ini gue....Grasia"

"Aaa elo, kenapa Gra?"

"Ggue cuma mau nelpon aja, yyya udah kalau lo sibuk ggue matiin"

"Jangan lah, gue ga sibuk kok. Lo mau cerita apa?"

"Lo beneran?"

"Iya"

"Ddinda?"

"Dinda? Ooo dia lagi ga sama gue"

"Bukan, dia ga marah"

"Nggak, ga usah takut gitu. Kenapa?"

"Gue mau cerita, tapi jjangan di telpon"

"Em i see, kita ketemuan di Soraya Cafe aja gimana?"

"Ggue ga tauuu"

"Mau gue jemput?"

"Bolehh??"

"Boleh lah, siapa yang marah?"

"Ddindaa"

"Ga akan,  yaudah sekarang gue jemput lo ya"

"Ssekarang?"

"Jadi mau kapan?"

"Iiiya gue siap - siap"

"Okay sip, bentar lagi gue otw rumah lo"

"Iyaa, yaudah kalau gitu gue matiin ya"

"Iya"

Tut...tut...tut

Dimas kemudian beranjak dari kursi balkon.

Ponsel Dimas kembali berdering, lalu ia melihat notif pemanggil ponselnya.

Sayang call

Dimas menatap ponselnya dengan pasti, ia kemudian meletakkan ponselnya di nakas samping kasurnya.

Our Crazy WeddingWhere stories live. Discover now