Part-57

1.7K 313 41
                                    

Happy Reading Guys!!!

Jangan lupa VOTE and COMMENT YA!!! Aku wajibin lo!!

Follow juga akun wattpad aku ya!

Awas Typo!!!

----------

Haruskah kita mulai semuaya?

"Mommy Rose rindu." tangan Seulgi bergetar mendengar suara lirih Rose.

Bibirnya kelu tak bisa mengeluarkan barang sepatah katapun. Sunguh sekarang dunianya seperti dipermainkan. Memang sejak kemarin dirnya sudah mencoba menguatkan diri jika saja akan bertemu dengan kedua orang didepannya. Tapi nyatanya saat ini ia belum siap untuk berteu dengan Rose dan Jimin.

"Mommy kenapa diam saja? tidak rindu ya pada Rose?" kedua tangan Jimin mengepal melihat tubuh anaknya yang bergetar dengan deraian air mata. Apalagi melihat Seulgi yang menutup kedua mulutnya dengan berusaha keras menahan lelehan air mata.

"Hiks boleh tidak Rose peluk?" runtuh sudah pertahanan yang selama ini Seulgi coba bangun, karena saat ini dirnya yang lebih dulu menghambur memeluk Rose.

"Miss you so much." bisikan lirih Seulgi di telinga Rose membuat anak kecil itu menangis kencang.

"Maaf, maaf sudah membuat Rose seperti ini." Seulgi menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Rose.

Nafas Jimin memburu keras, menahan diri untuk tidak ikut hanyut dalam pelukan hangan dua wanita didepannya. Jimin sadar ada pembatas yang sudah menghalanginya dengan Seulgi. Dan pembatas itulah yang membuat Jimin hanya diam walaupun dalam hati berontak mengatakan rindu.

"Hiks.... Mommy tidak salah." kepala Seulgi menggeleng menjawab perkataan Rose.

Meregangkan pelukannya saat dirasa perutnya merasa sedikit keram kerena terlalu lama terhimpit. Seulgi tersenyum dengan tangan yang terjulur menghapus air mata yang mengalir dari kedua netra indah Rose. Anak perempuan yang sangat Seulgi sayangi seperti anaknya sendiri bahkan hingga saat ini.

"Rose dengan daddy sedang apa disini?" Seulgi mendongak menatap Jimin yang hanya terdiam.

Dengan cepat Seulgi memutus tatapannya dan kembali menatap Rose. Ada begitu banyak kata rindu yang Seulgi tangkap dari bola mata cerah Rose.

"Liburan, hehe... ada aunty Wendy, aunty Sooyoung, uncle Hoseok, dan uncle Yoongi juga, tapi mereka semua sedang dirumah. Sedangkan Rose dan daddy ingin jalan-jalan disekitar taman yang disana." senyum Seulgi merekah mendengar ucapan panjang lebar Rose. Sudah lama ia tak mendengar dan melihat betapa ringanya Rose.

"Wah benarkah?, lalu setelah ini Rose mau kemana?" tangan Seulgi menangkup lembut kedua pipi gembul Rose. Sedangkan yang ditanya hanya terdiam berpikir, dan setelahnya mendongak menatap Jimin.

"Kami hanya berniat untuk jalan-jalan disekitar komplek ini." mendengar ucapan Jimin, Seulgi hanya mengangguk kaku.

"Kalau begitu kalian lanjutkan saja, aku permisi kalau begitu." tangan Seulgi terjulur mengusak lembut puncak kepala Rose.

Kepalanya mendongak dan tersenyum seadanya pada Jimin yang masih terdiam. Melihat respon Jimin Seulgi hanya tersenyum lirih. Kembali menatap Rose dan tersenyum hangat.

Tangan Seulgi mulai meraih roda kursi yang didudukinya. Mulai menggerakkan kursi roda meninggalkan sepasang ayah dan anak dibelakangnya. Pelan Seulgi menggerakkan kursi rodanya seiring hatinya yang kembali tersayat sembilu. Dan disinilah puncaknya, air mata kembali menetes dari pelupuk matanya. Sungguh teramat sesak yang Seulgi rasakan dalam hatinya.

Secretary Where stories live. Discover now